3. Sempat Berganti Nama Jadi 'Sehati'
![]() |
Jika melihat sejarahnya, restoran Siauw A Tjiap yang kental dengan nama khas China ini sempat berubah nama menjadi 'Sehati' di era kepemimpinan mendiang Presiden Soeharto.
Sekitar tahun 1966, Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan lewat Ketetapan MPRS Nomor 32 Tahun 1966 yang melarang penggunaan aksaran bahasa Tionghoa untuk media massa. Termasuk nama toko, perusahaan, hingga restoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah era Presiden Soeharto selesai, restoran ini kembali menggunakan nama Siauw A Tjiap yang dikenal orang hingga sekarang.
4. Bertahan Selama 99 Tahun
![]() |
Pasang surut usaha restoran telah Siauw A Tjiap telah dilalui. Kini restoran Siauw A Tjiap dikelola oleh generasi ke-3 dan ke-4.
Restoran ini kini memiliki dua cabang. Restoran pusatnya berada di Jalan Pluit yang dibuka tahun 1985, pindahan dari Glodok. Kemudian satu cabang lainnya berada di Kelapa Gading.
Salah satu kunci kesuksesan Siauw A Tjiap tak lepas dari loyalitas para karyawan yang bekerja selama puluhan tahun, menjaga mutu pelayanan, dan cita rasa makanan. Ada juga peran pelanggan yang ikut bergenerasi dari masa ke masa.
5. Aneka Hidangan yang Wajib Dicoba
![]() |
Jika makan di Siauw A Tjiap, ada beberapa makanan yang wajib dicoba. Di bagian depan halaman menu, pengunjung akan disuguhkan dengan aneka makanan paling favorit di restoran ini.
Misalnya Bakmi Goreng dan Bihun Goreng. Kemudian ada Ayam atau Babi Kuluyuk, tak ketinggalan menu andalan yang selalu dipesan yaitu Ngohiong yang menggunakan daging babi udang.
Serta menu populer seperti Fuyunghai, Lindung Cah Fumak, Ikan Gurame Taosi, Burung Dara Kering, Steak Udang, Ayam Rebus Siram Minyak dan masih banyak lagi. Kisaran harganya dari Rp 65.000 - Rp 200.000.
(sob/adr)