Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925

Resto Chinese Legendaris

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925

Sonia Basoni - detikFood
Kamis, 06 Okt 2022 16:00 WIB
5 Restoran Chinese Food Bersejarah di Jakarta, Ada yang Eksis Sampai Sekarang!
Foto: Eka Ria Archive
Jakarta -

Restoran Eka Ria termasuk salah satu restoran tertua di Jakarta bahkan Indonesia. Restoran ini sejak dulu terkenal menyajikan hidangan Kanton peranakan yang akrab di lidah orang Indonesia.

Dijalankan secara turun temurun, bagi banyak orang nama Restoran Eka Ria tentunya sudah tidak asing lagi. Terutama mereka yang sudah berusia lanjut, restoran ini mungkin memiliki kenangan tersendiri bagi mereka.

Terletak di Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat. Restoran yang pertama kali berdiri di tahun 1925 ini, masih eksis dan diminati hingga sekarang. Tampil dengan wajah baru yang lebih modern, tapi semua makanan di sini tetap menggunakan resep yang sama seperti 97 tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada banyak sejarah menarik tentang Restoran Eka Ria selama puluhan tahun berdiri. Mulai dari perpindahan lokasi restoran, sampai menu andalan yang tak berubah.

Berikut beberapa sejarah menarik seputar Restoran Eka Ria.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: 5 Restoran China Legendaris di Jakarta, Ada yang Berusia1 Abad" selengkapnya


1. Berdiri Sejak Tahun 1925

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925 Foto: detikFood

Jauh sebelum Eka Ria dikenal. Restoran ini pertama kali dibuka pada tahun 1925 di daerah Pecinan, Glodok, dengan nama 'JIT LOK JUN' oleh Tjoeng Tan.

"Bapak Tjoeng Tan ini pertama kali datang dari China masuk ke Jakarta, kemudian memutuskan untuk membuka usaha rumah makan. Jadi sebenarnya Eka Ria ini sudah ada jauh sebelum tahun 1925. Namun memang, bangunan restoran pertama kami berdiri pada tahun tersebut," ungkap Suharto atau akrab disapa sebagai Koko Chung, yang merupakan penerus dari generasi ketiga Restoran Eka Ria ke detikFood (06/10).

Kemudian di tahun 1958, setelah Tjoeng Tan meninggal dunia. Restoran 'JIT LOK JUN' ini dilanjutkan oleh sang putra, yaitu Tjoeng Sang. Karena menurut Koko Chung, tak semua anak dari Tjoeng Tan bisa masak sehingga restoran ini dilanjutkan oleh Tjoeng Sang.

2. Lokasi Restoran dari Masa ke Masa

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925 Foto: detikFood

Dari tahun 1925 sampai tahun 1940, pengunjung yang datang ke restoran semakin banyak, sehingga Tjoeng Tan memutuskan untuk membangun restoran menjadi dua lantai.

Kemudian di tahun 1970-1984, restoran ini pindah ke lokasi baru di gendung Linedeteves menggunakan nama Eka Ria Restaurant. Karena pada saat kepemimpinan Presiden Soeharto, penggunaan nama bisnis hingga restoran dari bahasa asing harus diubah ke nama Indonesia.

"Artinya tetap sama JIT LOK JUN itu artinya taman yang luas dan gembira. Jadi kita hanya terjemahkan saja," ungkap Koko Chung.

Di tahun 1984-1986, restoran ini sempat pindah ke daerah Batu Ceper untuk menunggu pembangunan gendung restoran di Petojo Utara. Kemudian di tahun 1987 hingga saat ini, Restoran Eka Ria berada di Petojo Utara.

3. Bertahan Selama Tiga Orde

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925Pak Suharto, Akrab disapa Koko Chung. Generasi ketiga dari Restoran Eka Ria. Foto: detikFood

"Kalau ditanya siapa sih pelanggan Eka Ria di masa dulu? Jawabannya hampir semua kalangan. Tidak hanya orang-orang keturunan Tionghoa saja yang makan di restoran kami. Tapi orang Belanda pun dulu sering makan di sini," ungkap Koko Chung yang belajar masak sejak usianya 13 tahun.

"Restoran ini bertahan atau sudah melalui tiga order. Pertama orde penjajahan Belanda, masa kedudukan Jepang dan masa kemerdekaan. Jadi dulu orang Belanda dan Jepang sering makan di sini, karena lokasi restoran memang dekat dari perkantoran mereka pada masa itu," sambungnya.

Seiring berjalannya waktu, Eka Ria terus berkembang menjadi restoran yang digemari semua kalangan hingga sekarang. Ada banyak nama selebriti terkenal, sampai politisi dan penjabat yang jadi langganan di sini. Namun kebanyakan dari mereka tidak ingin namanya disebutkan, untuk menjaga privasi.

4. Mampu Bertahan Hadapi Perbedaan Zaman

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925Salah satu ruang makan VIP di Restoran Eka Ria yang bernuansa modern. Foto: detikFood

"Di Jakarta kini tak terhitung berapa banyak restoran China modern yang menyuguhkan berbagai makanan. Tapi biasanya rata-rata makanan dan rasanya sama. Berbeda dengan di Eka Ria, yang sejak dulu mempertahankan rasa dan ciri khas yang diajarkan secara turun temurun," tutur Koko Chung, yang masih aktif memasak di dapur Eka Ria dari tahun 1987.

Tentunya Koko Chung melakukan banyak inovasi agar tetap bisa bersaing dengan banyaknya restoran baru yang bermunculan. Salah satunya dengan menganalisa atau riset pasar, dan mencari tahu apa yang pengunjung inginkan.

"Kita tidak bisa memaksa orang untuk makan nasi goreng, padahal yang mereka inginkan bakmi goreng misalnya. Jadi kita terus berinovasi, kita lihat apa yang mereka minati. Tapi tetap dengan menjaga kualitas rasa, hingga menu-menu yang disajikan di sini. Intinya restoran kami itu tidak tertutup untuk perubahan, kami selalu melakukan renovasi, peremajaan, penambahan menu-menu dan sebagainya," sambungnya.

5. Hidangan khas Kanton Peranakan

Kisah Restoran Eka Ria yang Setia Sajikan Hidangan Kanton Sejak 1925Menu Burung Dara Ikonik dari Restoran Eka Ria. Foto: detikFood

Karena sang kakek sejak datang dari China memang sudah jago masak. Terutama masakan khas Kanton. Hampir semua menu makanan di Restoran Eka Ria ini, spesialis hidangan Kanton.

"Bisa dibilang makanan di Eka Ria itu adalah hidangan Kanton Peranakan ya. Karena memang kami sudah menyesuaikan rasanya agar lebih akrab di lidah orang Indonesia. Sekitar 80% menu di sini semuanya makanan khas Kanton. Karena hidangan China sendiri mirip seperti makanan Indonesia, ada makanan Sunda, Padang, Jawa dan lainnya," tutur Koko Chung.

Salah satu menu andalan yang sudah ada sejak tahun 1925 ada Burung Dara Jit Lok Jun yang menggunakan burung dara muda. Kemudian ada Ayam Asam Manis, Ian Dori Asam Manis, Angtomie, Sate Shanghai, sampai Nasi Manis yang Unik.

Baca Juga: Rahasia Restoran China Bertahan 1 Abad dan Eksis hingga Kini" selengkapnya

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Mencicipi Hidangan Restoran Kanton Peranakan Tertua di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)

d’foodspot Review

Ulasan lengkap rekomendasi
tempat makan untukmu

Hide Ads