Ojol Malaysia Mogok Antar Makanan 24 Jam Perkara Upah Rendah

Ojol Malaysia Mogok Antar Makanan 24 Jam Perkara Upah Rendah

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 08 Agu 2022 11:04 WIB
Ojol Malaysia Mogok Antar Makanan 24 Jam Perkara Upah Rendah
Foto: Mothership
Jakarta -

Profesi ojek online (ojol) pengantar makanan penuh tantangan. Di tengah pekerjaan yang melelahkan, mereka merasa tak dapat upah sepadan. Ojol di Malaysia pun protes keras akan hal ini.

Pada Jumat (5/8), mayoritas ojol pengantar makanan di bawah naungan aplikasi Grab dan foodpanda, Malaysia mogok kerja. Mereka menolak pekerjaan mengantar makanan selama 24 jam.

Aksi kolektif bernama "Food Delivery Blackout" ini merupakan bentuk protes para mitra ojol pengantar makanan akan biaya antar makanan yang rendah. Mereka juga ingin adanya jaminan dan perlindungan sosial yang lebih baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upah 'flat' Rp 16 ribu per pesanan

Hukum Driver Ojol Muslim yang Antar Makanan dan Minuman Haram ke PelangganFoto: iStock

Saat ini, ojol kabarnya hanya menerima upah 'flat' sebesar RM 5 (Rp 16.700) per pesanan. Tapi mereka bisa mendapat insentif, tergantung waktu dan jarak pesanan ditempatkan.

Pada Juli 2022, terungkap ke publik bahwa penghasilan pekerjaan individu ternyata sedikit lebih banyak dari RM 5 (Rp 16.700) per pesanan. Bonusnya sendiri hanya berkisar dari 30 sen - 1 ringgit.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ojol mendapat kompensasi yang tidak adil untuk pekerjaan pengiriman makanan yang butuh waktu lebih lama. Misalnya karena macet di jalan atau penjual makanan yang lambat menyiapkan menu.

Kondisi seperti ini membuat tantangan pekerjaan ojol lebih sulit, tapi mereka tetap dibayar dengan upah 'flat' yang tak banyak itu. Kemudian muncul kemungkinan mereka diberi 'rating' buruk dari pelanggan yang tak memahami kondisi di jalan.

Sebagai akibat dari faktor tersebut, yang membuat ojol merasa memikul tanggung jawab lebih untuk hadapi inflasi, mereka harus bekerja lebih banyak lagi setiap harinya untuk mengantar makanan. Tujuannya satu, memenuhi target pendapatan.

Untuk diketahui, seorang ojol pengantar makanan di Malaysia bisa mendapat upah RM 50 (Rp 167 ribu) hingga RM 100 (Rp 334 ribu) per hari, tergantung jam kerjanya.

Usulan upah yang lebih baik

Isu-isu seputar kesulitan ojol pengantar makanan di Malaysia ini disampaikan oleh Abdul Hakim Abdul Rani, wakil presiden Persatuan Penghantar P-Hailing Malaysia.

Ia mengklarifikasi bahwa organisasinya bukan yang menginisiasi aksi mogok pada Jumat (5/8), tapi mereka memahami dari mana gerakan tersebut muncul.

Dirinya menambahkan, Persatuan Penghantar P-Hailing Malaysia telah mengusulkan adanya tarif standar untuk upah mengantar makanan. Besarannya RM 5 (Rp 16.700) untuk 5 km pertama per pengiriman, dan adanya kenaikan 80 sen (Rp 2.640) untuk setiap kilometer berikutnya.

Diperkirakan bahwa ongkos pengiriman makanan senilai RM 5 (Rp 16.700) itu akan memakan waktu 15-20 menit untuk diselesaikan, termasuk waktu penjemputan makanan.

Saran lain adalah untuk menambah pendapatan menjadi RM 1 (Rp 3.300) per menit. Hal ini secara efektif memungkinkan ojol mendapat upah hingga RM 25 (Rp 83 ribu) per pengiriman.

Koordinasi aksi mogok makanan via media sosial

Mengenai aksi "Food Delivery Blackout", kabarnya dikoordinasikan via media sosial. Para ojol membicarakannya di berbagai grup Facebook dengan tagar #OffSatuHari, #24hournoshift, dan #naikkanfare yang dikaitkan dengan acara tersebut.

Berdasarkan perkiraan, tidak semua ojol pengantar makanan mogok karena mereka yang memiliki keluarga dan kebutuhan mendesak akan tetap turun ke jalan.

Sekitar 40 persen pengendara masih diharapkan untuk pergi bekerja.

Obrolan di media sosial telah memperingatkan bahwa pengiriman makanan bisa memakan waktu lebih lama dari biasanya pada hari Jumat, yang merupakan hari periode puncak aksi "Food Delivery Blackout".

Baca halaman selanjutnya untuk tahu tanggapan foodpanda dan Grab akan aksi ini.



Simak Video "Menikmati Durian Langsung dari Kebun Seluas 14 Hektar di Depok"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads