Perjuangan Bang Udin, Jualan Bubur hingga Jadi Atlet Panahan Peraih Medali Emas

Perjuangan Bang Udin, Jualan Bubur hingga Jadi Atlet Panahan Peraih Medali Emas

Riska Fitria - detikFood
Sabtu, 06 Agu 2022 13:00 WIB
Jakarta -

Meski harus kehilangan satu tangannya, atlet sekaligus penjual bubur ayam ini tak pernah putus asa. Ia bahkan berhasil meraih medali emas di ajang bergengsi.

Adalah Kholidin atau Udin atau Bang Udin, seorang pria asal Pekalongan yang berhasil menginspirasi banyak orang. Ia merupakan atlet sekaligus penjual bubur ayam gerobakan.

Warung buburnya dikenal bernama Bubur Ayam Bang Udin yang kini mangkal di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. Kholidin mulai berjualan bubur ayam sejak tahun 1994.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu masih bujang, jadi jualan ya yang penting bisa mencukupi diri sendiri. Tahun 98 itu saya menikah dan dengan berjualan bubur alhamdulillah bisa menafkahi keluarga," tuturnya.

1. Warung Bubur Ayam Sempat Tergusur

Bubur Ayam Bang UdinGerobak Bubur Ayam Bang Udin sempat tergusur. Foto: detikcom

Awalnya Kholidin berjualan bubur ayam di Jalan Sunda No 9, tepatnya di samping gedung Sarinah sampai tahun 2015. Saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan tata kota.

ADVERTISEMENT

Yang mana jalan trotoar harus diperlebar untuk fungsi jalan, pembuatan taman. Kepada detikcom (06/08) kondisi itu membuat gerobak bubur ayam Kholidin tergusur dan tak bisa berjualan lagi.

"Saya gak bisa dagang di situ, pas itu saya udah ada dua cabang. Di Jalan Sunda itu sama yang di depan restoran Padang di Jalan Timor," ujar Kholidin.

Baca Juga: Gigih! Pasangan Muda Ini Berhenti Kerja Demi Punya Gerai Mie Bersama

2. Tak Berjualan selama 3 Bulan

Bubur Ayam Bang UdinDari kejadian itu membuat Kholidin sempat tak berjualan selama 3 bulan. Foto: detikcom

Dari kejadian itu membuat Kholidin sempat tak berjualan selama 3 bulan. Dari itu ia hanya bisa berdoa agar diberi jalan oleh Allah SWT agar bisa kembali berjualan.

"Saya berdoa supaya gak disapu Satpol PP. Alhamdulillah setelah 3 bulan itu, doa saya terjawab. Ada David namanya yang punya gedung Wisma Geha (Art Agenda Jakarta),".

"Beliau memerintahkan anak buahnya untuk memanggil saya untuk bisa berjualan di depan gedungnya. Alhamdulillah sampai sekarang masih ditempati," lanjut Kholidin.

Kini ada dua cabang yang lokasinya tak berjauhan. Pertama berada di depan gedung ART Agenda Jakarta dan yang kedua berada di depan restoran Padang Selera Jumbo.

3. Mulai Tertarik Memanah sejak 2016

Kholidin, penjual bubur sekaligus atlet panahanKholidin mulai memanah sejak tahun 2016. Foto: INASPOC/Twitter

Di tengah kesibukan berjualan bubur ayam, Kholidin memiliki ketertarikan dengan olahraga memanah. Ia mengatakan bahwa ia mulai memanah sejak tahun 2016.

"Waktu itu masih normal, maksudnya masih dua tangan. Saat itu dilatih oleh pelatih namanya Herman Juli Prasetyo. Alhamdulillah itu awal saya berkarir di panahan," ujarnya.

Sejak saat itulah ia mulai berkarir sebagai pemanah dan mengikuti beberapa perlombaan. Karirnya sebagai pemanah dapat dikatakan sedang melejit pada saat itu.

Baca Juga: Bikin Haru! Perjuangan 5 Penjual Makanan Difabel yang Pantang Menyerah

4. Kecelakaan Jatuh dari Pohon Kelapa 9 Meter

Kholidin, penjual bubur sekaligus atlet panahanholidin terjatuh dari atas pohon kelapa setinggi 9 meter. Foto: Twitter

Namun sayang, di tengah melejit karirnya sebagai pemanah, ia justru mengalami musibah pada 2017. Kholidin terjatuh dari atas pohon kelapa setinggi 9 meter.

"Pas puncak-puncaknya karir saya, saya mengalami kecelakaan di kampung halaman saya yang membuat satu tangan saya akhirnya harus diamputasi," ujar Kholidin.

Saat itu, ia hanya bisa berserah kepada AllahSWT. Ia merasakan antara hidup dan mati. "Tangan sebelah kanannya patah, saya lihat saat itu banyak darah, sayagak bisa bangun, hanya bisa berdoa,".

5. Mulai Bangkit dari Keterpurukan

Kholidin, penjual bubur sekaligus atlet panahanKholidin, penjual bubur sekaligus atlet panahan yang berhasil meraih medalis emas. Foto: INASPOC/Twitter

Kholidin tak berlama-lama berlarut dalam keterpurukan. Setelah 3 minggu masa pemulihan, ia kembali mengikuti latihan panahan lagi dengan kondisi satu tangan.

"Awalnya bingung mau narik pakai apa pas mau memanah. Akhirnya dibeli jalan oleh Allah SWT, saya ikat starring alat panahan itu pakai sol sepatu, terus saya gigit,".

Kemudian ia mengarahkan ke target panahan dan berhasil melepaskan anak panah. Saking seringnya memanah dengan cara digigit, Kholidin sampai tak bisa makan.

"Karena sakit kan pakai gigi. Saya pakai gigi samping sampai berdarah juga. Sekarang pakai gigi geraham," lanjutnya.

6. Meraih Medali Emas dalam Kejuaraan Panahan

Pada tahun 2018 ia mengikuti Pelatda DKI yang dilatih oleh beberapa pelatih profesional. Kemudian ia mengikuti ajang kejuaraan PON di Papua pada 2021 kemarin.

Dalam ajang tersebut ia berhasil meraih medali emas. Dari kejuaraan itu ia diajak untuk mengikuti Pelatnas National Paralympic Committee Indonesia (NPCI).

Dan belum lama ini, ia juga mengikuti ASEAN Para Games di Solo dan berhasil meraih beberapa medali. Mulai dari emas, perak hingga perunggu.

"1 medali emas untuk ganda putra 2 kali, 1 medali perak untuk mix team dan 1 perunggu untuk perorangan," ujar Kholidin.

Kholidin menuturkan bahwa dirinya masih berjualan sebagai penjual bubur ayam. Hanya saja selama ajang kejuaraan di Solo, gerobak buburnya digantikan oleh saudaranya.

Baca Juga: Mencicipi Bubur Ayam Bang Udin Milik Atlet Panahan Peraih Medali Emas ASEAN Para Games

Halaman 2 dari 3
(raf/odi)

Hide Ads