Kejadian membayar harga makanan yang mahal kerap menarik perhatian. Seperti pria ini yang 'ditipu' setelah harus bayar Rp 245 ribu hanya untuk segelas kopi dan bubur.
Harga menjadi salah satu aspek penting ketika seseorang ingin datang ke restoran. Ini karena tak semua orang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk makanan.
Namun sebenarnya bukan sekadar masalah 'sayang' mengeluarkan uang, melainkan juga perihal bagaimana uang dan makanan yang didapat terasa sepadan.
Banyak orang pasti akan kecewa jika makanan 'biasa' yang mereka pesan memiliki harga tidak wajar. Seperti kekecewaan yang dirasakan oleh pelanggan ini.
Pelanggan yang tidak diketahui namanya menceritakan pengalaman makannya di Cafe Esquires, Eyre Square, Irlandia.
Dirinya membagikan struk tagihan makannya ke media sosial. Melansir mirros.co.uk (06/07), tampak jelas pesanan dan harga makanan mulai dari kopi latte hingga bubur.
Jika dilihat dari struk, memang sebenarnya pelanggan ini hanya pesan dua makanan saja. Tetapi sepertinya restoran telah menambahkan biaya ekstra pada tagihan makan.
Rincian harga yang seharusnya dibayar oleh pelanggan yaitu latte sebesar €3.85 atau Rp 58 ribu dan bubur €7.50 atau Rp 114 ribu.
![]() |
Namun ternyata setiap topping tambahan seperti beri, kacang, dan saus maple yang dipesan oleh pelanggan, ikut masuk ke dalam tagihan. Tak heran jika totalnya mencapai Rp 245 ribu.
Atas dasar inilah, pelanggan itu merasa telah 'ditipu' oleh restoran itu. Dia mengunggah foto struk makannya ke Facebook dengan keterangan, "Pengalaman di Kafe hari ini yang terletak di Esquires, Eyre Square. Saya pesan kopi dan bubur. Dua-duanya standar. Tidak ada yang spesial," tulisnya.
Terlalu kecewa dan kesal, dirinya pun mengatakan bahwa dia akan klaim kejadian ini sebagai suatu bentuk 'penipuan'.
Dia mengaku bahwa harga tersebut sangat tidak wajar untuk seporsi bubur dengan topping yang sedikit dan kopi susu oat milk yang biasa saja.
Merasa dirinya ditipu, akhirnya pelanggan ini menulis dengan jelas bahwa dia tidak akan balik lagi ke restoran itu. "Kamu bisa tahu bahwa sebagian besar pelanggannya adalah wisatawan. Tidak akan pernah kembali ke sini," ucapnya.
Ternyata restoran yang diprotes ini memberi respons yang cepat. Dalam menanggapi masalah tersebut, restoran mencoba untuk meluruskan dan mengklarifikasi kejadian yang terjadi.
Colm McDonagh sebagai pemilik restoran turun tangan dan mengatakan bahwa dirinya cukup kecewa dengan ulasan buruk dari pelanggan.
Dirinya mengatakan bahwa selama 7 tahun restoran berdiri, tidak ada satupun pelanggan yang komplain kepadanya.
Setelah dituduh sebagai penipu, pihak restoran pun menjelaskan bahwa setiap menu sudah disertai harga yang jelas bahkan sampai harga untuk tambahan ekstra.
Mereka juga tidak memaksa pelanggan untuk memilih menu. Ia merasa di restorannya memang tidak ada keterpaksaan dan penipuan dalam bentuk apapun.
Colm juga menjelaskan bahwa kenaikan biaya bahan baku menjadi faktor utama mereka untuk menaikkan harga jual makanan.
![]() |
Colm akan sangat terbuka akan komentar apapun termasuk harga. Namun dirinya sangat menyayangkan bahwa pelanggan itu berkomentar melalui media sosial.
Colm mengaku bahwa sejak pandemi Covid-19, keadaan bisnis restorannya itu diambang kesulitan. Awalnya ia memiliki 15 orang pegawai, tetapi kini dirinya hanya punya 4 pegawai.
Dirinya juga sebisa mungkin tetap masak dengan bahan yang berkualitas, serta melayani pelanggan dengan sepenuh hati.
Kejadian ini mungkin bukan sepenuhnya salah restoran, melainkan juga kesalahan dari pelanggan itu.
Mungkin pelanggan merasa tertipu karena harga makanannya yang terbilang mahal, namun rasanya sangat biasa. Ditambah pelanggan itu tidak memperhatikan menu secara detail. Ia kaget dengan harga total pesanan miliknya itu.
Itulah mengapa penting untuk membaca menu dengan lebih teliti agar hal seperti ini tidak terjadi. Cara ini juga memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Simak Video "Sensasi Makan Mie Aceh Pakai Daun Pisang"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)