Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan

Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan

Sonia Basoni - detikFood
Minggu, 03 Jul 2022 18:30 WIB
Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan
Foto: Edward Chisholm
Jakarta -

Dikenal sebagai salah satu kota romantis di dunia. Banyak restoran di Paris yang memiliki pelayanan buruk, dan menghancurkan selera makan orang-orang.

Kota Paris di Prancis terkenal sebagai salah satu destinasi wisata paling terkenal di dunia. Namun ternyata kota ini tidak seindah yang dilihat orang.

Dilansir dari DailyMailUK (01/07), seorang pria asal Inggris bernama Edward Chisholm menceritakan pengalamannya bekerja sebagai salah satu pelayan restoran di Paris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria asal Inggris ini memutuskan untuk mencari pekerjaan di Paris, setelah ia ditinggalkan oleh kekasihnya yang merupakan warga Prancis. Ia kemudian bekerja sebagai pelayan restoran di Paris. Ia menganggap pelayan merupakan tingkatan terbawah, dari jaringan makanan di Paris.

Baca Juga: Atraksi Pelayan Lempar Keju Leleh Ini Berakhir Bikin Satu Restoran Ngakak" selengkapnya

ADVERTISEMENT
Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris DibukukanPengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan Foto: Edward Chisholm


Jauh dari gambaran kehidupan mewah dan glamor di Paris. Edward harus bertahan hidup dengan gaji di bawah standard, serta dipekerjakan selama belasan jam oleh restoran di sana.

Penghasilannya sebagai pelayan sekitar €1,086.13 (Rp 16,9 juta) sebulan. Gaji ini mungkin terlihat tinggi untuk orang-orang di negara berkembang. Tapi tidak di Paris, kota ini memiliki biaya hidup sangat mahal.

Terlebih Edward harus membayar pajak penghasilan, dan ia harus bekerja selama 14 jam dalam sehari, dan ia hanya dapat 1 hari libur. Tidak ada waktu istirahat sebagai pelayan, kecuali untuk makan roti atau menyantap makanan sisa dari pengunjung.

"Di balik mewahnya restoran, ada dunia labirin di dalam dapur, dengan semburan api, koridor hingga tempat sampah. Kebanyakan pelayan pria menghabiskan waktu mereka berdiri di atas air, dan mengupas sayuran yang mulai membusuk," curhat Edward.

Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris DibukukanPengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan Foto: Edward Chisholm

Belum lagi dengan isu rasisme dari para pengunjung. Ada beberapa warga Paris yang masih menolak dilayani oleh pelayan berkulit hitam. Banyak juga pengunjung datang dengan permintaan segudang dan selalu marah-marah.

Edward juga menyaksikan beberapa pelayan restoran sering kali tak sengaja menjatuhkan makanan pesanan pengunjung dari atas piring. Seperti dada bebek hingga kacang haricot ke lantai.

Mereka dengan santainya akan mengambil makanan yang sudah jatuh ke atas lantai, lalu menaruhnya di piring baru sebelum menyajikannya ke pengunjung yang tidak tahu apa-apa.

Banyak pelayan yang menggunakan handuk basah hingga lap kotor untuk mengeringkan piring dan gelas.

Pengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris DibukukanPengalaman Buruk Mantan Pelayan Bekerja di Restoran di Paris Dibukukan Foto: Edward Chisholm

Semua pengalaman ini membuat Edward sadar, bahwa bekerja di Paris ternyata tidak seindah tampilan kotanya. Edward meski sudah berhenti menjadi pelayan di restoran yang namanya ia rahasiakan itu, memutuskan untuk menuliskan pengalaman ini dalam bentuk buku.

Yaitu buku berjudul 'A Waiter in Paris: Adventures in the Dark Heart of the City' setebal 346 halaman. Ia berharap dengan buku ini, orang-orang bisa mengetahui realita bekerja sebagai pelayan di Paris yang terkenal dengan berbagai restoran mewah.


Baca Juga: Duh! Pelayan di Resto Salt Bae Hanya Dibayar Rp 290 Ribu/Jam" selengkapnya




(sob/odi)

Hide Ads