Stok daging ayam di Singapura mulai langka. Netizen ini jual ayam goreng seharga Rp 31 juta sebagai candaan di media sosial.
Singapura sedang mengalami kelangkaan daging ayam akibat pembatasan ekspor dari Malaysia. Hal ini secara resmi dinyatakan oleh Malaysia untuk membatasi ekspor daging ayam ke Singapura mulai 1 Juni 2022 mendatang.
Kondisi ini tentunya mendatangkan keluhan dari penduduk Singapura yang mulai khawatir dengan berita yang diterimanya. Saat ini memang belum ada pembatasan tertentu untuk pembelian daging ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi beberapa supermarket di Singapura mengatakan bahwa setidaknya mereka masih memiliki stok untuk empat bulan ke depan. Tidak terima dengan kondisi yang terjadi, beberapa netizen Singapura melakukan aksi tak terduga seolah protes online.
![]() |
Mengutip Asia One (27/5) jika melakukan pencarian 'chicken' atau yang berarti ayam pada platform belanja online ditemukan beberapa hasil yang tidak terduga. Tak hanya ayam beku, tapi banyak juga netizen mengunggah dan menjual berbagai hidangan ayam yang diolahnya dan disebut sebagai 'benda langka'.
Mulai dari sate ayam hingga ayam goreng yang dibanderol dengan harga selangit. Seorang netizen yang menggunakan platform belanja online Carousel bahkan menjual ayam goreng yang dimasaknya di rumah.
"Sp Chicken Chop seharga $ 3.000 (atau setara dengan Rp 31,9 juta). Langka! Sisa terakhir pada varian hidangannya," tulis netizen tersebut untuk mempromosikan ayam goreng buatannya.
Tetapi tidak untuk sungguhan, netizen ini juga bermaksud bercanda sekaligus protes akan stok ayam yang dikhawatirkan akan semakin langka. Seolah menjualnya dengan serius, netizen ini juga mencantumkan tempat pertemuan di Tekong Ferry Terminal bagi yang berminat untuk membeli ayam goreng buatannya.
![]() |
Tidak hanya satu orang saja, setelah candaan tentang ayam goreng ini viral ditemukan juga beberapa netizen yang melakukan hal serupa. Seorang netizen mengatakan dirinya 'menawarkan' paket yang lebih murah berisi ayam panggang dan nasi.
"Paket ayam panggang dan nasi seharga $ 750 (atau setara dengan Rp 7,9 juta)," tulis netizen tersebut.
Menurut para penjual daging unggas, dampak dari pembatasan ekspor ayam dari Malaysia ke Singapura ini akan memengaruhi 10% hingga 30% persediaan ayam di Singapura. Beberapa pelanggan juga dilaporkan membeli ayam dalam jumlah yang berlebihan.
Desmond Tan selaku Minister of Steak for Sustainability and the Environment menghimbau penduduk untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan terhadap daging ayam. Pemerintah Singapura sendiri menjanjikan persediaan daging ayam akan mencukupi untuk kebutuhan dan tidak akan terjadi kelangkaan yang ekstrem.
(dfl/adr)