Di Karawang Ada Soto Tangkar Mang Nean yang Gurihnya Nagih

Kabupaten Karawang tak hanya dikenal dengan berasnya saja. Ada juga soto tangkar di warung legendaris, dikenal sejak 42 tahun lalu.

Soto tangkar merupakan kuliner Betawi. Sebutan tangkar merujuk pada iga sapi dengan balutan daging. Ternyata Karawang juga mengadaptasi kuliner ini. Maka tak heran jika rasa dan penyajian mirip. Meski begitu, soto tangkar Karawang memiliki ciri khas.

Ada banyak warung soto tangkar yang bisa kamu temui di Karawang, Jawa Barat. Salah satunya bernama Soto Tangkar Mang Nean yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Nagasari, Karawang.

Soto Mang Nean ini dikenal legendaris. Warungnya sudah ada sejak tahun 1980. Sesuai namanya, warung soto ini pertama kali dirintis oleh Mang Nean.

Baca Juga: 5 Kafe Kekinian di Karawang Ini Jadi Tempat Nongkrong Seru

Di Karawang ada sebuah warung soto legendaris yang sudah eksis sejak tahun 1960. Foto: detikfood

Namun kini dikelola oleh generasi ke-2. Kepada detikcom Yenny Yuliawati selaku putri Mang Nean sekaligus penerus usaha inimengatakan bahwa awalnya sang ayah berjualan keliling.

"Udah dari tahun 80, cuma dulunya si bapak (alm) keliling pakai gerobak. Taun 1983 jualan di trotoar dan tahun 1986 baru pindah di tempat ini sampai sekarang," ujar Yenny.

Lebih lanjut, Yenny menjelaskan bahwa dulunya soto tangkar dikenal sebagai kuliner malam. Penjual soto tangkar pasti hanya buka di malam hari, begitu pun dengan soto tangkar Mang Nean.

"Yang jualan malam dulu si bapak. Kita kan anaknya pada kerja semua, pas si bapak udah semakin tua ditanya deh ada gak salah satu anaknya yang mau nerusin," tutur Yenny.

Baca Juga: Keren! Kafe di Karawang Ini Mempekerjakan Anak Yatim Piatu

Sejak saat itulah Yenny mencoba untuk berjualan soto tangkar, tetapi ia meminta untuk berjualan di pagi hari. Sempat ragu, tetapi ternyata makan soto tangkar di pagi hari banyak peminatnya.

Sotonya diisi dengan urat sengkel sapi dan dipadukan dengan kuah kaldu sapi yang dicampur dengan santan. Foto: detikfood

Seporsi soto tangkar di sini dibanderol dengan harga Rp 22.000. Sotonya diisi dengan urat sengkel sapi dan dipadukan dengan kuah kaldu sapi yang dicampur dengan santan.

Aroma kuah santannya gurih semerbak begitu tutup panci dibuka. Semakin sedap ketika ditambahkan dengan daun bawang. Rasanya gurih dan asin kuahnya sangat pas. Urat sengkelnya pun terasa lembut.

Rupanya urat sengkel itu dimasak hingga 3 sampai 4 jam. Urat sengkelnya sama sekali tidak alot karena direbus beberapa kali untuk menghilangkan lendir dan aroma lemak sapi.

Selain itu, juga bisa dilengkapi dengan aneka topping berupa paru, limpa, lidah, daging, sumsum, otak dan telur puyuh. Semua topping tersebut disajikan dengan tusukan seperti sate.

Kami mencoba untuk mencicipi topping paru yang terasa lembut ketika dicampurkan kuah. Dagingnya juga lembut dan mudah dikunyah. Bumbunya meresap hingga ke serat daging.

Dalam sehari, warung soto tangkar Mang Nean bisa menghabiskan 15 kilogram daging di hari biasa, sementara di hari Minggu bisa menghabiskan hingga 20 kilogram daging.

Warung ini buka setiap hari mulai dari jam 7 hingga pukul 22.00. "Dari jam 7 pagi sampai jam 13.30 itu saya yang jaga. Nanti jam 15.00 sampai jam 22.00 kakak saya yang jaga," tutupnya.

Baca Juga: Mampir Karawang Bisa Sarapan Tahu Bumbu di Warung Mang Edo