Dulunya bekerja sebagai chef pastry dan penasihat keuangan. Dua kakak beradik ini akhirnya berhenti untuk jualan daging babi potong di pasar.
Mengubah karir saat sudah memiliki pekerjaan tetap yang menjanjikan tentu bukan hal mudah. Tapi sejak pandemi, banyak orang yang banting setir menggeluti usaha lain seperti kakak beradik asal Singapura ini.
Dilansir dari Mothership (20/05), Javier dan Jaren Hoo dulunya memiliki pekerjaan yang berbeda. Di awal tahun 2020, Jaren yang saat itu masih berusia 23 tahun berprofesi sebagai chef pastry, dan memutuskan untuk berhenti agar bisa membantu ayahnya, Hoo Kok Leong berjualan babi potong di pasar tradisional Hougang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Empuk Juicy! Sate Maranggi 'Samarina' di Rest Area KM 88 B Purbaleunyi" selengkapnya
Kemudian saudaranya, Javier, yang dulunya merupakan penasihat keuangan mengikutinya untuk berjualan daging babi potong. Mereka kini mantap jadi penjual daging babi potong dengan nama HKL Porki.
Mereka yang kini berusia 25 dan 27 tahun sudah tidak gengsi lagi pergi ke pasar tradisional untuk berjualan. Mereka mulai dagang daging babi mulai jam 6 pagi sampai jam 12 siang saja. Meski melanjutkan usaha keluarga, tapi menurut Javier mereka tetap harus berjuang menghadapi beberapa rintangan.
Mereka harus kehilangan waktu santai dan berkumpul dengan teman-temannya, kecuali hari minggu. Karena di Singapura sendiri, jarang orang yang jualan daging babi di pasar saat hari minggu.
![]() |
"Ketika kami pertama bilang ke teman-teman, kalau kita membantu ayah kami jualan daging babi. Mereka menjawab bahwa ini pekerjaan yang berat, dan kami tidak memiliki kebebasan karena harus bangun pagi dan tidak bisa ikut pesta atau nongkrong-nongkrong. Tapi kami jawab tentu saja kami bisa melakukan itu," ungkap Javier yang kini merasa bangga bisa berjualan daging babi di pasar tradisional.
Mereka juga mengubah beberapa sistem, yang tadinya hanya berjualan secara tradisional saja. Keduanya mulai membuka toko online di Facebook, dan membuka situs online tersendiri. Mereka mengaku bahwa dengan adanya toko online, penjualan daging babi mereka cukup tinggi, apalagi mereka bisa mendapatkan masukan dan komentar dari pelanggan yang membeli lewat online.
Memang butuh waktu lama untuk memperkenalkan fitur pesan online ini ke pelanggan lama mereka, yang terbiasa beli daging babi langsung ke pasar. Tapi kini para pelanggannya sudah biasa dengan fitur beli online. Terkadang Javier yang mengantarkan pesanan daging babinya langsung, agar ia bisa berinteraksi dengan pelanggan.
Kini mereka sudah memiliki petugas pengantar sendiri. Dan cita-cita mereka kini hanyalah meneruskan usaha sang ayah berjualan daging babi, sehingga ayahnya bisa pensiun dengan tenang.
Baca Juga: Berhenti Jualan Online, Penjual Makanan Kaki Lima Ini Malah Bangkrut" selengkapnya
(sob/odi)