Jadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen Babi

Jadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen Babi

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 03 Mei 2022 12:30 WIB
Jadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen Babi
Foto: AsiaOne/Site
Jakarta -

Dua wanita Jepang ini memutuskan untuk jadi mualaf dan memeluk agama Islam. Mereka menyebut yang paling dirindukan adalah rasa ramen babi.

Semenjak memeluk agama Islam, tentunya ada beberapa kebiasaan yang harus tinggalkan. Mulai dari gaya hidup, pemilihan makanan, sampai meninggalkan makanan-makanan yang mereka sukai.

Hal inilah yang dialami oleh dua wanita Jepang bernama Yamada Misato dan Nakahara Akane. Mereka menjadi mualaf dan tinggal di Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari AsiaOne (03/05), Yamada dan Nakahara menceritakan ke Chef Kenneth Yong lewat video YouTube, bahwa sejak menjadi mualaf mereka sangat memperhatikan makanan apa saja yang akan mereka konsumsi.

Baca Juga: Eksperimen Daud Kim, YouTuber Mualaf Saat Cari Makanan Halal di Korea" selengkapnya

ADVERTISEMENT

Nakahara yang sudah menjadi mualaf sejak 8 tahun silam, dan sudah tinggal di Singapura selama 22 tahun mengatakan adanya perbedaan pola makan yang ia tinggalkan, semenjak memeluk agama Islam.

"Saya dulu mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak halal dengan kolega dan teman-teman saya. Jadi tentunya itu sangat sulit untuk diubah. Terkadang saya rindu dengan tonkotsu ramen (ramen kuah babi) . Tapi itu bukan masalah besar," komen Nakahara.

Jadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen BabiJadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen Babi Foto: AsiaOne/Site

Keduanya tergabung dalam Sakur Club. Komunitas warga Jepang yang memeluk agama Islam di Singapura. Mereka berdua mengaku bahwa menjadi seorang mualaf dan tergabung dalam komunitas Muslim ini, membantu mereka untuk mempelajari dan memperdalam agama Islam.

"Kami di sana saling berbagi informasi. Seperti informasi tentang restoran Jepang halal terbaru di Singapura, atau tentang informasi apakah produk makanan tertentu sudah memiliki sertifikasi halal atau belum," sambung Nakahara.

Mereka juga meyakinkan keluarga mereka atas keputusannya menjadi mualaf. Mereka juga kini memiliki pasangan beragama Islam.

"Sebelum kami pergi ke Jepang, orangtua saya sangat khawatir. Saya bilang mereka, saya punya kekasih tapi dia Muslim. Kemudian mereka bertanya apakah saya harus menjadi seorang mualaf, namun setelah mereka bertemu, mereka sadar bahwa pasangan saya itu orang baik," jelas Yamada.

Jadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen BabiJadi Mualaf, Dua Wanita Jepang Ini Sebut Paling Kangen dengan Rasa Ramen Babi Foto: AsiaOne/Site

Tak hanya pemilihan makanan yang harus halal. Serta mereka yang harus meninggalkan makanan kesukaan seperti ramen dengan kuah kaldu babi, keduanya juga belajar mengenai tata cara makan di agama Islam.

"Saya mencoba mengajarkan putra saya tentang Islam dan budaya Jepang. Sebelum putra saya makan, saya ajarkan untuk bilang 'Itadakimasu' atau ajakan makan dalam bahasa Jepang. Disambung dengan bismillah-ir-rahman-ir-rahim. Saya tidak ingin melupakan budaya Jepangnya," pungkas Nakahara.

Kisah mualaf Nakahara dan Yamada ini mendapatkan banyak komentar positif dari banyak orang. Terutama dari komunitas Muslim di Singapura.

Baca Juga: Mualaf dari Rusia hingga Korea Berbagi Pengalaman Berpuasa" selengkapnya




(sob/odi)

Hide Ads