Tidak mendapatkan keuntungan dan sepi pengunjung. Pemilik restoran ini berat hati menutup tempat makannya, meski ia menyalahkan pengunjung yang pelit dan tidak tahu diri.
Sepinya pengunjung dan sedikitnya pemasukan membuat pria bernama Isaac D'Souza, dengan berat hati harus menutup restoran pertamanya di Somerset, Singapura.
Dilansir dari AsiaOne (14/04), Isaac membuka kafe dan restoran bernama Shinjuku Kissa Tetsudo sekitar 7 bulan yang lalu. Restoran ini cukup unik, karena Isaac menampilkan diorama mainan kereta khas Jepang yang menarik perhatian banyak orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, pria berusia 24 tahun itu tidak bisa mempertahankan bisnis kuliner pertamanya, yang akan ditutup permanen pada tanggal 18 Mei mendatang.
Meski banyak orang yang datang untuk melihat mainan kereta di restorannya. Alasannya ia menyebutkan bahwa ditutupnya restoran ini karena pengunjung yang pelit dan tidak pengertian.
"Jawaban jujurnya restoran ini ditutup karena banyaknya pengunjung yang sangat pelit, perhitungan dan tidak pengertian ke restoran ini," ungkap Isaac, yang membangun restoran pertamanya ini karena kecintaannya terhadap diorama kereta.
Baca Juga: Berpeluang Untung Besar, Usaha Kuliner Juga Bisa Bangkrut" selengkapnya
Isaac memang sengaja memasang diorama kereta seperti pajangan yang bisa dilihat oleh pengunjung, dan orang yang lewat di luar restorannya. Tapi ternyata orang-orang lebih senang melihat diorama itu tanpa makan atau minum sama sekali.
![]() |
Meski Isaac sudah mengakalinya dengan memasang kaca pelindung, dan orang-orang harus membayar biaya tiket untuk melihat diorama ini sebesar SGD 10 (Rp 105.000). Tapi Isaac mengaku masih banyak pengunjung pelit yang membawa anak-anak mereka, dan menggendong mereka agar anak-anaknya tetap bisa lihat diorama kereta tanpa membayar tiket.
"Tidak hanya berbahaya itu juga sangat tidak sopan. Saya tidak mengerti, karena saya menaruh banyak usaha untuk membangun diorama kereta, tapi para pengunjung datang dan berlaku seperti itu," komplain Isaac.
Kapasitas restoran Isaac tidak lah besar. Tapi banyak pengunjung yang hanya memesan minuman, lalu membawa anak sampai cucu mereka selama berjam-jam agar bisa main kereta di sana.
![]() |
Padahal menu yang ditawarkan di resto ini beragam. Ada aneka kopi, serta roll cake khas Jepang yaitu Yamanote Roll Cake yang lembut manis dengan kisaran harga makanan dan minuman dari SGD 7 (Rp 74.000) saja.
"Menurut saya itu tidak sopan. Sekaligus seakan memaksa saya untuk menjaga anak-anak mereka," curhat Isaac kecewa. Isaac sendiri terinspirasi dari kafe-kafe bertema serupa saat mengunjungi Jepang. Ia membangun restoran ini dengan uang tabungannya sendiri, hasil jadi tukang cuci piring sampai pelayan restoran.
Setidaknya ia menghabiskan uang sebanyak SGD 250.000 (Rp 2,6 miliar) untuk membangun restoran ini. Belum termasuk biaya operasional, total kerugiannya mencapai SGD 300.000 (Rp 3,1 miliar).
Walau harus menelan kerugian tapi Isaac optimis akan ada kesempatan lain di masa depan.
Baca Juga: Sempat Bangkrut, Pria Ini Kini Raup Ratusan Juta dari Nasi Kebuli" selengkapnya
(sob/odi)