Selama 5 tahun, pria bernama Lam Geng Han ini bermimpi punya gerai makanan sendiri. Mimpi tersebut akhirnya terwujud pada Februari 2022 dimana ia membuka gerai mie bersama sang tunangan!
Kisah cinta pasangan ini bisa jadi bikin iri karena mereka mencapai tujuan bersama. Adalah Lam Geng Han (26) dan Chelsea Goh (24) yang kini menjalankan bisnis gerai mie dengan nama No. 25 Minced Meat Noodle. Nomor 25 merupakan tanggal hari jadi Geng Han dan Chelsea.
Mengutip Asia One (6/4/2022), sebelumnya Geng Han sudah punya pengalaman di bidang kuliner. Ia pernah bekerja sebagai junior sous chef di Burger & Lobster. Juga menjadi chef de partie di restoran seafood Scaled by Ah Hua Kelong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah memiliki posisi yang bagus, Geng Han putuskan keluar dari zona nyamannya. Ia lebih pilih menjalankan gerai makanan kaki lima (hawker) dibanding membuka restoran sendiri.
Hal ini karena Geng Han mencintai budaya hawker. Ia merasa chef muda sepertinya harus lebih bisa mencintai makanan kaki lima Singapura.
"Cita rasa kuno dari makanan-makanan hawker Singapura perlahan mulai memudar, dan itu benar-benar mengejutkan saya. Saya merasa harus melakukan sesuatu untuk budaya hawker," kata Geng Han.
Mendapat dukungan dari kekasih
![]() |
Siapa sangka, misi mulia Geng Han begitu didukung pasangannya, Chelsea. Tunangannya ini justru menyemangati dia agar cepat membuka gerai hawker sendiri.
"Saya tidak akan bisa sampai tahap ini tanpa dia karena saya orang yang sangat berhati-hati. Dia memiliki karakter agresif, jadi dia mendorong saya untuk benar-benar melakukannya," lanjut pria ini.
Tak sekadar omongan, Chelsea membuktikan dukungan penuh pada Geng Han. Ia sampai keluar dari pekerjaannya yang mapan dan menjanjikan di bidang accounting.
"Lakukan saja. Gagal dulu baru kemudian kita bicara," begitu kata Chelsea saat menyemangati pasangannya. Mereka pun mulai mewujudkan mimpi bersama.
Terinspirasi dari hidangan mie daging cincang
![]() |
Keduanya pilih menjual minced meat noodle alias mie dengan topping daging cincang karena merasa tak ada menu mie ini yang enak di pasaran. Selain itu, warung mie langganan mereka di Eunos kini sudah tidak beroperasi lagi.
Geng Han bertekad untuk 'menyuntikkan' rasa nostalgia itu ke dalam menu buatannya sendiri. Mereka juga bereksperimen dengan berbagai resep di rumah. Perlu waktu 1 tahun untuk menemukan formula yang tepat.
Menariknya, Geng Han dan Chelsea melakukan pencarian resep saat mereka masih bekerja penuh pada profesinya dulu. "Setiap langkah di sepanjang jalan, kami terus mengubah banyak hal karena kami selalu tidak puas," kata Geng Han.
Ia mengatakan sulit menemukan resep yang enak, apalagi Chelsea memiliki selera yang tinggi. Setelah itu, mereka masih harus berjuang menemukan tempat yang tepat untuk berjualan.
Setelah ke sana ke sini, mereka berjodoh dengan lokasi di Bukit Merah. Geng Han dan Chelsea mengaku suka suasana di sekitar tempat ini.
Meski begitu, mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk mendirikan gerai mie. Totalnya mencapai $25,000 atau sekitar Rp 359 juta!
Diakui mereka, dana tunai yang dimiliki terbatas. Mereka harus berhemat dan menabung sebisa mungkin. Untuk merenovasi tempat dan menyiapkan area bersantap juga mereka mendapat bantuan dari orang-orang terdekat.
Geng Han dan Chelsea merasakan tantangan jadi penjual hawker muda. Ceritanya ada di halaman selanjutnya.