Sebentar lagi akan memasuki bulan suci ramadan. Masyarakat Indonesia mulai ramai menjalani tradisi makan bersama untuk mempererat persaudaraan.
Bulan suci ramadan selalu jadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Di bulan suci tersebut umat Muslim akan memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah SWT.
Bukan hanya itu, tetapi juga memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Salah satunya dengan makan bersama sekampung. Hal tersebut bahkan sudah jadi tradisi turun temurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan setiap daerah di Indonesia memiliki caranya tersendiri dalam menjalani tradisi makan bersama jelang bulan ramadan. Yang pasti, tradisi itu ditujukan untuk memupuk tali silaturahmi.
Berikut 5 tradisi makan bersama jelang ramadan di Indonesia:
1. Makan Bajambau
![]() |
Makan Bajambau merupakan tradisi makan bersama jelang ramadan yang dilakukan masrayakat Desa Koto Perambahan, Kampar, Riau. Tradisi ini biasanya dilakukan 3 hari sebelum ramadan.
Makan bajambau sendiri artinya adalah makan bersama yang sudah dihidangkan oleh kaum wanita di desa tersebut. Makan bajambau sudah menjadi tradisi turun temurun.
Tujuannya mulia, yakni untuk mempererat silaturahmi sekaligus menyantuni anak yatim. Makanan yang disajikan berupa nasi dan lauk-pauk.
Makanan itu dibawa menggunakan dulang yang ditaruh diatas kepala. Biasanya masyarakat akan makan bersama di sekitaran masjid atau mushola seperti teras atau aula.
Baca Juga: Nyesek! Acara Bukber Tak Ada yang Datang dan Jadi Ajang Pamer
2. Malamang Sumbar
![]() |
Di Minangkabau, Sumatera Barat ada juga tradisi menjelang ramadan yang disebut malamang Sumbar. Tradisi ini dilakukan dengan memasak lamang, makanan tradisional khas Minangkabau.
Tradisi malamang Sumbar ini selalun dilakukan dan sudah menjadi turun temurun. Lamang sendiri merupakan kudapan yang terbuat dari beras ketan dan santan. Lalu, dibuat dengan cara tradisional.
Proses memasak lamang ini membutuhkan waktu selama 2 jam, karenanya masyarakat sekitar biasa membuat laman 2 atau 3 hari sebelum ramadan. Proses memasak itulah yang bisa mempererat persaudaraan.
Pada saat memasak lamang, masyarakat akan berbagi tugas. Ada yang mencari kayu bakar, mempersiapkan bahan, membuat adonan hingga memasak lamang lalu kemudian dimakan bersama-sama.
3. Papajar
Tradisi makan bersama yang dilakukan masyarakat Cianjur, Jawa Barat ini disebut papajar. Dalam tradisi ini, masyarakat akan ngeliwet di atas alas berukuran panjang.
Mulai dari nasi liwet, lauk, sayur, lalapan, sambal dan kerupuk ditata berjajar. Kemudian masyarakat duduk lesehan saling berdampingan dan berhadapan.
Dengan ngeliwet bersama sambil duduk lesehan ini, masyarakat sekitar percaya bahwa bisa memupuk rasa kebersamaan. Selain ini, ada pula masyarakat yang menjalani tradisi ini dengan main ke pantai bersama.
Baca Juga: 5 Tradisi Kuliner Jelang Puasa yang Jadi Momen Keakraban Masyarakat
4. Nyorog
![]() |
Nyorog merupakan tradisi menjelang bulan suci ramadan yang dilakukan masyarakat Betawi. Tradisi ini dilakukan dengan memberi makanan kepada keluarga yang lebih tua atau orang yang dituakan.
Biasanya makanan yang akan diberikan itu dimasukkan ke dalam rantang yang terbuat dari anyaman daun pandan. Namun, kini lebih sering menggunakan rantang besi.
Makanan yang diberikan merupakan kuliner khas Betawi. Mulai dari sayur gabus pucung, ikan bandeng, olahan daging kerbau dan sayur.
5. Meugang
![]() |
Di Aceh, tradisi makan bersama menjelang bulan ramadan disebut Meugang. Tradisi ini dilakukan sejak masa kerajaan Aceh dulu. Saat itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar.
Daging hewan tersebut nantikan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Kemudian, daging itu dimasak dalam jumlah yang besar untuk kemudian dimakan bersama-sama.
Selain itu, daging yang sudah masak juga akan diberikan ke masjid dan ke tetangga sekitar agar semuanya bisa menikmati hidangan tersebut.
Baca Juga: 5 Tradisi Kuliner Jelang Puasa yang Jadi Momen Keakraban Masyarakat
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)