4. Pembunuhan yang Tak Sengaja
Bubuk gipsum bukan menjadi masalah utama dalam tragedi ini. Namun keserakahan Neal lah yang ingin mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Beberapa minggu sebelum tragedi ini terjadi, Neal ingin membeli 6 kg bubuk gipsum dari salah satu pemasoknya.
Namun karena terjadi perselisihan antara dirinya dan pemasoknya. Neal kemudian menyuruh karywannya untuk membawa bubuk-bubuk yang ditemukan di toko pemasoknya itu. Karyawannya ini lalu membawa bubuk putih tanpa nama, yang ternyata merupakan bubuk arsenik.
Karena ketidaktahuan mereka, mereka memproses bubuk arsenik ini menjadi pengganti gula. Tentunya permen ini sangat berbahaya dan bisa membunuh anak-anak hingga orang dewasa dalam hitungan detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5. Kasus Permen Beracun
![]() |
Karena perbuatannya, Neal dan karyawannya harus mendekam di penjara. Tapi tak berapa lama mereka dibebaskan kembali, karena saat itu belum ada hukum yang mengatur tentang kasus seperti ini.
Pada akhirnya Hardaker kembali berjualan permen di pasar yang sama. Meski akhirnya tidak ada yang bertanggung jawab atas permen beracun ini. Namun kasus ini masih diingat banyak orang sampai sekarang.
Tapi karena kasus ini juga, akhirnya terbit kebijakan Pharmacy Act di tahun 1868. Di mana kebijakan ini memastikan semua farmasi dan ahli medis untuk mengemas racun atau bubuk berbahaya dalam botol berwarna khusus, diberi label agar orang-orang tidak keliru.
Baca Juga: 5 Makanan Mematikan yang Tetap Populer Meski Berbahaya" selengkapnya
Simak Video "Video: Man City Kalah 1-2 Vs Aston Villa, The Citizens Turun ke Peringkat 6"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)