Dulunya memulai karir sebagai salah satu chef di restoran mewah berbintang Michelin. Chef muda ini kini membuka kedai makanan kaki lima yang menjual aneka pasta.
Berbagai jalan ditempuh pria bernama Clarence yang memiliki banyak pengalaman sebagai chef di restoran mewah, dan di industri kuliner lainnya.
Dilansir dari AsiaOne (07/01), Clarence yang berasal dari Singapura menempuh pendidikan kulinernya lewat beberapa kelas Technical Education (ITE) College West. Di mana ia mengambil kelas kuliner khusus hidangan Western.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendidikannya ini membuat ia berhasil masuk ke Institut Paul Bocuse di tahun 2013, di mana tak sembarangan orang bisa masuk. Karirnya sebagai chef muda semakin melambung tinggi, setelah ia menyelesaikan masa magangnya selama enam bulan di restoran berbintang Michelin yaitu Joan by Kirk Westaway di Inggris.
Baca Juga: Buka Usaha Nasi Lemak Kekinian, Anak Muda Ini Rugi Rp 476 Juta" selengkapnya
Restoran ini kemudian berganti nama menjadi restoran dengan tiga bintang Michelin milik chef Joel Robuchon.
Meski punya pengalaman yang keren untuk ukuran chef muda berusia 27 tahun sepertinya. Tapi Clarance justru lebih memilh membuka kedai makanan sederhana, di pusat jajanan kaki lima yang ada di Chinatown Complex Food Centre.
![]() |
Kedai makanan ini ia beru nama Noodles and Nude, yang diartikannya sebagai pasta polos yang dimeriahkan oleh aneka saus dan bumbu racikannya.
"Selama saya bekerja di beberapa restoran lewat program magang dan sebagainya, itu membantu saya untuk berkembang," sambungnya.
Setelah menuliskan karirnya di restoran berbintang Michelin. Clarence juga sempat bekerja di restoran Spanyol mewah yang ada di Singapura, bernama Olivia.
Selama dua tahun ia bekerja di Olivia, akhirnya ia memutuskan berhenti dan mewujudkan mimpinya untuk membuka kedai makannya sendiri.
"Saya tidak ingin memulai bisnis ketika saya memiliki banyak komitmen. Misalnya pernikahan, anak-anak dan keluarga," ungkapnya ketika ditanya alasannya memulai usaha kuliner di usia muda.
Memang apa yang didirikan Clarence jauh dari restoran-restoran mewah dulu tempatnya bernaung.
![]() |
Konsep kedai makannya yang sederhana, dan fokus menyajikan aneka pasta rumahan seperti spaghetti atau bucatoni dengan bumbu racikannya ini tetap membuatnya bahagia.
"Dibandingkan bekerja dengan seseorang, jualan makanan kaki lima ini tidak terlalu stress seperti bekerja di restoran-restoran mewah," akunya.
Walau terkesan biasa saja, tapi Clarence mengaku menghabiskan dana sekitar SGD 30000 (Rp 316 juta), untuk membangun kedai makannya ini.
Untuk menu yang ditawarkannya, ada aneka pasta kelas restoran bintang lima dengan harga yang lebih terjangkau.
Misalnya Beef Bolognese, pasta dengan saus bolognese yang bisa menggunakan pasta rigatoni, penne atau fusilli. Kemudian ada juga menu andalannya yaitu Lobster Bisque, menggunakan jenis pasta spaghetti dan linguine dan aneka kerang serta lobster.
Selain itu ada menu Squid Ink, pasta dengan tinta cumi hitam. Serta menu pesto yang menggunakan pasta cavatappi. Kisaran harga menunya dimulai dari SGD 6.50 (Rp 68.600) per porsinya.
"Memang banyak ibu-ibu yang sempat komplain kenapa harga makanan saya mahal sekali. Mereka bahkan bilang bahwa makanan saya itu harusnya dihargai di bawah SGD 5 (Rp 50.000). Meski begitu masih banyak orang yang datang dan membeli, terutama menu pasta Lobster Bisque dan Squid Ink Pasta yang harganya sekitar SGD 8 (Rp 80.000) per porsinya," pungkasnya.
Harga ini sesuai dengan rasa lezat dari pasta buatan Clarence yang setara seperti pasta-pasta di restoran mewah.
"Saya selalu bilang ke orang-orang bahwa memiliki usaha itu hal yang mudah. Namun yang sulit itu justru mempertahankan bisnisnya," tutup Clarence.
Baca Juga: Mantan Pastry Chef Restoran Michelin Star Ini Kini Jualan Kue Online" selengkapnya
(sob/odi)