Perbedaan ekonomi tiap keluarga tentu mempengaruhi kebiasan keluarga itu. Sosiolog mengungkap kalau ada pengaruh penghasilan orang tua terhadap pola makan anak.
Perbedaan penghasilan menjadi salah satu faktor penentu bagaimana kebiasaan seseorang menjalankan kehidupannya. Termasuk bagi orang tua yang telah memiliki anak dan membiasakan anaknya dengan cara hidup tertentu.
Perbedaan cara hidup ini yang kemudian membuat para ahli sosiologi penasaran, apakah ada kaitan antara pendapatan orang tua dengan pola diet anak? Tetapi uniknya ada penemuan bahwa wanita dari berbagai kelas sosial memiliki persepsi yang sama terhadap hak anak untuk mendapatkan pola makan yang sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sosiolog bernama Priya Fielding Singh berusaha memahami hubungan antara keduanya. Priya menghabiskan waktunya untuk mengamati perbedaan pola makan pada anak yang datang dari keluarga dengan tingkat ekonomi berbeda.
Baca juga: Arya Saloka 'Ikatan Cinta' Punya Bisnis Roti, Bayarnya Bisa Pakai Doa
![]() |
Mengutip Today (15/12), Priya mengatakan bahwa keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah cenderung mengonsumsi makanan yang lebih tidak sehat. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan mereka untuk pergi membeli makanan sehat sehari-hari.
Para sosiolog juga melihat jarak antara rumah ke supermarket yang biasanya cukup jauh pada keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah membuat banyak orang lebih sering ke minimarket. Melalui survey yang dilakukan juga orang-orang yang pergi ke supermarket 90% cenderung menggunakan mobil sebagai kendaraan mereka.
Tetapi ada juga penemuan yang cukup unik. Walaupun sudah disediakan supermarket, keluarga menengah kebawah ini ternyata tetap membeli makanan yang cenderung tidak sehat.
Kehadiran supermarket yang lebih dekat dengan pemukiman mereka tetap digunakan sebagai tempat membeli makanan beku, pizza beku, hingga keripik kentang. Melalui uji coba tersebut para ahli menyimpulkan tidak ada yang akan berubah walaupun kehadiran supermarket yang lebih lengkap ada di dekat mereka.
Baca juga: 5 Kesalahan Meracik yang Bikin Teh Jadi Minuman Tak Sehat
![]() |
Selain itu, pemilihan makanan cepat saji juga dipengaruhi oleh orang tua yang lebih sibuk dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengurus anak-anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, banyak keluarga yang mana kedua orang tuanya akan sibuk bekerja dari pagi hingga larut malam.
Saat pulang dan merasa begitu lelah inilah banyak orang tua yang cenderung lebih senang menyajikan makanan yang cepat saji dengan rasa yang enak. Makanan-makanan cepat saji dan makanan olahan biasanya jadi solusi.
Menurut penemuan dari para sosiolog juga, orang tua dengan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih mudah mengatakan tidak untuk makanan yang tak sehat karena mereka merasa mampu untuk memberikan makanan yang lebih sehat. Mampu mempekerjakan pengasuh juga menjadi cara orang tua dengan pendapatan tinggi untuk memastikan pola makan anaknya tetap terjaga dan mengonsumsi makanan yang sehat.
Sedangkan, para sosiolog menemukan bahwa orang tua dengan penghasilan yang lebih rendah cenderung memberikan makanan yang sudah pasti akan dimakan oleh anaknya di samping mementingkan kesehatan makanannya. Bahkan lebih kompleksnya, para sosiolog juga mengungkapkan adanya peraturan yang lebih ketat yang biasanya diciptakan oleh orang tua dengan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.
Baca juga: 6 Menu Diet untuk Membentuk Otot ala Atlet UFC Conor McGregor
(dfl/adr)