Buka sejak tahun 1938, warung kelontong yang menjual bahan makanan, snack hingga minuman ringan ini akhirnya tutup setelah 83 tahun beroperasi di Singapura.
Di tengah modernnya negara Singapura, masih tersisa beberapa warung kelontong tradisional yang menjual aneka makanan, kue-kue, bahan makanan sampai peralatan rumah seperti sapu hingga kain pel.
Mirip seperti di Indonesia, budaya warung kelontong atau warung sederhana ini masih bisa ditemukan di Singapura, meskipun sudah tidak banyak. Seperti warung kelontong Pin Piau Kay & Co, di wilayah Tiong Bahru Estate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Buka Selama 100 Tahun, Akhirnya Restoran Bersejarah di Asia Ini Tutup Karena Pandemi
Dilansir dari AsiaOne (02/11), Pin Piau Kay merupakan warung kelontong bersejarah di Singapura. Warung ini sudah buka sejak 83 tahun yang lalu, dan tak pernah merubah konsepnya meski mulai terkikis dengan kehadiran pasar swalayan.
![]() |
Lewat grup komunitas Tiong Bahru Estate di Facebook, tampak warung Pin Pin Piau Kay menempelkan poster berisi pengumuman bahwa warung itu akan tutup permanen. Tepatnya pada tanggal 7 November mendatang. Belum ada informasi dari pemilik warung mengapa warung ini ditutup. Namun banyak netizen yang menyangka, keputusan ini berimbas dari pandemi Corona yang semakin parah di Singapura.
"Meski tutup, tapi semua kenangan di warung ini akan dikenang selamanya. Terima kasih, Tiong Bahru," tulis isi poster tersebut.
Tentunya kepergian warung kelontong yang sudah ada sejak tahun 1938 ini membuat orang-orang sedih. Sang pemilik mengungkapkan bahwa warung itu akan kembali meski entah kapan.
Agar orang-orang masih bisa nostalgia di warung Pin Pin Piau Kay. Seorang pelanggan bernama Alvin Yeo, membagikan konsep warung virtual sehingga orang-orang bisa terus mengunjungi warung itu dari internet.
Meskipun warung virtual ini tidak menyediakan toko online. Tapi setidaknya orang-orang merasa lega karena rasa rindu mereka akan warung ini diobati dengan kehadiran warung virtual tersebut.
![]() |
Warung Pin Pin Piau Kay kini dikelola oleh generasi ketiga. Sang pemilik yang sekarang bernama Rodney Goh, menceritakan bahwa keluarganya membuka warung ini pada tahun 1938. Meskipun beberapa orang mengatakan bahwa usia warung itu baru 54 tahun.
Dulu sang kakek yang berasal dari China pindah ke Singapura untuk membuka toko. Toko ini menjual berbagai jenis makanan dan kebutuhan sehari-hari. Tak hanya untuk orang lokal saja tapi juga kebutuhan para ekspatriat yang tinggal di sekitar Tiong Bahru.
Mulai dari menjual quinoa sampai zaitun figaro. Warung ini juga menjual pho yaitu mie khas Vietnam, lengkap dengan kertas nasi sampai cocolan saus Bagoong Alamang dari Filipina.
"Biasanya para komunitas ekspatriat yang tinggal di sini, mereka datang ke warung untuk memesan produk tertentu. Pelanggan lah yang membuat bisnis kami terus berkembang, tanpa mereka kami akan kesulitan," ungkap Rodney.
Meski kini warung kelontong Pin Pin Piau Kay akan tutup, tapi kenangan warung sederhana ini akan terus membekas di semua orang yang pernah belanja di sini.
Baca Juga: Imbas Pandemi, Restoran Sukiyaki Berusia 140 Tahun Ini Tutup
(sob/odi)