Ini Perbedaan Budaya Makan di Sumatera, Tidak Pelit Lauk

Ini Perbedaan Budaya Makan di Sumatera, Tidak Pelit Lauk

Sonia Basoni - detikFood
Kamis, 09 Sep 2021 13:00 WIB
Pedagang nasi kapau Kramat, Jakarta kembali beraktivitas di tengah pandemi. Dengan desain baru usai direnovasi, kini mereka juga beradaptasi dengan aturan baru.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Perbedaan budaya makan atau kuliner di Indonesia memang beragam. Salah satunya budaya makan orang Sumatera, yang tidak pelit dan banyak lauk.

Membicarakan masalah keragaman kuliner Nusantara, selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas banyak orang. Terutama bagi pengguna Twitter, media sosial ini sering dijadikan tempat berbagi dan diskusi seputar budaya kuliner hingga hidangan Indonesia.

Baru-baru ini muncul cuitan tentang penjelasan budaya makan orang-orang Sumatera, yang ditulis oleh pengguna Twitter @melanieppuchino (07/09).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melanie menjelaskan bahwa orang Sumatera tak pernah pelit masalah lauk di piring. Bahkan mereka bisa menyantap 4-5 lauk di atas meja dalam waktu satu kali makan.

Berikut beberapa perbedaan budaya makan orang Sumatera yang menarik dibahas netizen di Twitter.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: Keren! Telusur Kultur Bantu UMKM Lewat Kemeja Makanan Nusantara


1. Lauk Banyak Tidak Pelit

RM Dibao Untuang, ada asam padeh tunjang dan sop daging yang nikmat rasanya.Banyak Lauk Makanan. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

"Kami orang Sumatera biasa makan bermewah-mewah. Kalau ada telur entah diceplok, rebus atau dadar itu termasuknya pelengkap bukan lauk. Kami pantang makan gak enak. Lauk 4-5 macam di meja sudah biasa," tulis Melanie, yang cuitannya ini viral dan disukai lebih dari 4,7 ribu kali.

Menurut Melanie, perbedaan budaya makan orang Sumatera dan orang-orang di Pulau Jawa ini paling terlihat dari penggunaan lauknya. Saat pindah ke Pulau Jawa untuk pertama kalinya, ia sempat kaget melihat nasi rames di rumah makan Padang, isinya hanya lauk satu biji, dengan tambahan sambel, sayur dan daun.

Sementara hal ini berbeda jauh dengan di tempat aslinya. Orang Minang, bisa menyantap lebih dari satu lauk mulai dari jenis sayurnya juga banyak. Menurut Melanie, harganya lebih murah. Tidak seperti nasi Padang di Pulau Jawa, yang biasanya untuk tambah sayur atau sambal saja harus bayar lagi.

2. Pantang Pelit Soal Makanan

Nasi Anai Galung: Komplet! Nasi Rames Pedas khas Pematang Siantar yang Halal di JakartaNasi Rames Pedas khas Pematang Siantar Foto: detikFood

Royal dalam masalah makanan, Melanie kembali menekankan kebanyakan orang Sumatera tidak pernah pelit masalah makanan. Apalagi lauk yang disajikan.

"Karena kata orangtua, makanan itu jadi darah daging dan otak. Penting untuk menyantap makanan enak dan lengkap. Sayur asli di nasi nasi rames pun banyak macam dan pilihannya. Bukan cuma timun dan daun singkong di rebus. Kenapa sampai di sini (luar Pulau Sumatera), seolah-olah nasi Padang memang gitu?" tanya Melanie penasaran.

Tak hanya nasi Padang saja yang memang banyak lauknya. Bahkan hingga soto pun, isian soto di Sumatera lebih melimpah. Kuahnya lebih kaya rempah, sementara mie atau soun itu hanya pelengkap saja.

Perkedel kentang dan sejenisnya hanya pemanis, tapi tetap saja bagian dari isi utama soto adalah potongan daging ayam atau sapi yang wajib banyak.

3. Perbedaan Budaya Makan yang Bikin Kaget

Warteg Kartini, Warteg Enak Murah Meriah yang Punya 50 Lauk LebihNasi Warteg di Jakarta Porsi Lauk Melimpah. Foto: detikFood

Cuitan Melanie, memang mendapatkan komentar yang beragam dari netizen. Kebanyakan netizen dari Sumatera setuju dengan budaya makan mereka yang kaya lauk.

Sementara netizen dari luar Pulau Sumatera, menganggap kebiasan makan harus banyak lauk ini cukup boros.

"Jadi inget teman sekolah pernah dicerai suaminya katanya boros. Lah emang mea makan kami itu biasa melimpah ruah say. Seprihatin hidup orang Padang saja, belum pernah denger (ada yang) makan nasi dengan kerupuk atau nasi garem, atau nasi tempe saja. Quantity berlebih itu boros, banyak macam (lauk) mah udah biasa," sambung Melanie.

4. Memicu Perdebatan Netizen

Sedap Puooll! Nasi Pecel Komplet ada di 5 Tempat IniSedap Puooll! Nasi Pecel Komplet ala Jawa Foto: iStock

Hampir di setiap thread Twitter yang membahas tentang budaya kuliner di Indonesia, pasti mengundang perdebatan atau pro dan kontra. Begitu juga dengan cuitan perbedaan budaya makan yang ditulis oleh Melanie ini.

Banyak netizen yang kurang setuju bahkan mengkritik cuitan Melanie tentang budaya makan orang Sumatera.

"Mbaknya makan nasi Padang di Jawa bagian mana? Perasaan isian nasi Padang di Jawa juga beraneka ragam. Ada nasi, lauk bebas milih, sayur nangka, kuah, sambal, sayur kacang panjang, daun singkong. Kurang banyak gimana?" tanya @hzzngant***.

"Di Jawanya sebelah mana kak? Kami orang Jawa Timur, kalau makan nasi campur condiment (pelengkap) itu ada telor, sambal goreng tempe, serundeng, mie atau bihun goreng, tahu tempe, oseng buncis wortel, peyek teri, kacang, dan sambal terasi. Nah, baru lauknya suruh pilih ada ayam, daging, ikan, botok, dll," balas @rfwi**.

"Begini Mbak. Saya sebagai orang Jawa, kami memang makan lauk gak selalu langsung dimakan semua. Mungkin lebih ke budayanya untuk menyisakan lauk untuk makan nantinya. Lebih ke tata krama dan kebiasaan. Seperti kebiasaan makan saja Mbak kalau di jawa," komen @balau***.


5. Budaya Makan Nusantara

Soto Medan Isi AyamSoto Medan Isi Ayam Foto: iStock

Walau mengundang pro dan kontra, tak sedikit netizen yang setuju dengan cuitan Melanie. Banyak yang merasa, orang-orang di luar Pulau Jawa kalau makan lauknya memang tidak seroyal atau seheboh orang Sumatera.

Tapi di akhir cuitan, Melanie menekankan bahwa dia tidak ada maksud sama sekali untuk menyudutkan satu suku atau kebiasaan makan di daerah lainnya.

"Di sini sebenarnya gak ada bilang suku ABC itu (-), tapi semua ada plus dan minusnya. Pindah pulau emang bikin culture shock, dan sampai sekarang (tinggal) 8 tahun di Jakarta masih berusaha (menyesuaikan). Suamiku Betawi ketumpahan Jawa, dia gak komen soal thread ini karena benar adanya. Dimohon jangan baper, karena kita Bhineka Tunggal Ika," tutup Melanie.

Sampai saat ini cuitan Melanie tentang budaya makan di Sumatera sudah mendapatkan lebih dari 2,1 ribu balasan. Di retweet sebanyak 6,9 ribu kali, dan disukai 4,7 ribu pengguna Twitter.

Baca Juga: Pasangan Ini Ungkap Beda Cara Makan Orang Indonesia dan Jepang Pasangan Ini Ungkap Beda Cara Makan Orang Indonesia dan Jepang

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/sob)

Hide Ads