Wow! Jamur Langka hingga Daun Teh Ini Harganya Lebih Mahal dari Emas

Wow! Jamur Langka hingga Daun Teh Ini Harganya Lebih Mahal dari Emas

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 07 Sep 2021 19:00 WIB
Pasar ikan Toyosu di Jepang kembali gelar lelang awal tahun. Pengusaha sushi Kiyoshi Kimura berhasil menangkan lelang ikan tuna dengan harga mencapai Rp 24 M.
Foto: Getty Images/Takashi Aoyama
Jakarta -

Tampilannya sederhana bahkan menjijikkan, ternyata ada beberapa bahan makanan hingga obat yang harganya lebih mahal dan berharga dari emas. Apa saja makanan itu?

Selama ini emas selalu menempati posisi pertama sebagai barang berharga yang bisa dijadikan alat investasi untuk menyimpan harta. Tapi ternyata pamor bahkan nilai emas bisa langsung jatuh jika disandingkan dengan beberapa bahan makanan ini.

Dilansir dari Listverse (04/09), ada lima bahan makanan yang harganya ternyata jauh lebih mahal bahkan lebih bernilai dari emas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti jamur ulat yang disebut sebagai 'parasit' paling mahal di dunia karena melambangkan status kekayaan seseorang. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk satu onsnya. Sementara harga emas di pasaran 1 gramnya sekitar Rp 943.000.

ADVERTISEMENT

Berikut lima bahan makanan dengan harga fantastis yang lebih bernilai dari emas:

Baca Juga: 5 Makanan Lezat Para Sultan Ottoman Ini Populer Hingga Sekarang

1. Yartsa Gunbu

ZADOI, CHINA - MAY 23:  A Tibetan woman holds a baby as she stands outside a tent at a temporary camp for cordycep pickers on May 23, 2016 on the Tibetan Plateau near Zadoi in the Yushu Tibetan Autonomous Prefecture of Qinghai province. The Tibetan Plateau is home to the cordyceps  fungus, also known as caterpillar fungus, is a parasitic spore that thrives in high altitude, low temperature conditions on the Tibetan plateau. While not historically a part of Tibetan culture, cordyceps are a prized ingredient of traditional Asian medicinal treatments that purportedly heal ailments ranging from asthma to impotence to cancer. Demand in China alone has created a booming economy for what Tibetans call yartsa gunbu, or summer grass, winter worm, which sells for up to $50,000 US per pound. As the state-supported cordyceps industry has developed, Tibetans who rely primarily on farming and herding have turned to the weeks-long harvest as a means of earning income to last through the year. The annual gold rush has transformed parts of rural Tibetan areas, generating about 40% of the local economy. However, environmentalists increasingly warn that over-harvesting of cordyceps carries the cost of degradation to mountain grasslands that are essential for yak and cattle grazing.  Due to below average rainfall the 2016 harvest is expected to be the lowest on record with many harvesters reporting yields way lower then expectations. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)Jamur Mahal, Yartsa Gunbu. Foto: Kevin Frayer/Getty Images

Catepillar Fungus atau dikenal juga sebagai Yartsa gunbu merupakan jamur ulat atau jamur kecil tanpa tudung yang biasanya ditemukan di pegunungan Himalaya. Sebutan jamur ulat didapatkan karena yartsa gunbu memiliki bentuk seperti ulat berwarna kuning.

Jamur ini biasanya tumbuh di dataran tinggi Tibet dengan habitat tanah yang lembab. Untuk memanen jamur ini juga dibutuhkan kerja keras karena letaknya yang berada di ketinggian 3,000 - 5,000 meter.

Banyak warga lokal di Tibet yang menjadikan yartsa gunbu sebagai sumber penghasilan mereka. Apalagi harga jamur ini terbilang fantastis, per 1 ons nya jamur ini dihargai sekitar $2,000 (Rp 29,7 juta). Bagi orang-orang yang mampu membeli dan mengonsumsinya, jamur ini melambangkan status dan kekayaan seseorang.

2. Da Hong Pao Tea

Berikut ini adalah harga-harga teh termahal di dunia, dan yang paling mahal mencapai Rp 17 miliar (kurs Rp 14.500).Berikut ini adalah harga-harga teh termahal di dunia, dan yang paling mahal mencapai Rp 17 miliar (kurs Rp 14.500). Foto: Istimewa/financesonline.com

Teh yang satu ini bukan sembarang teh karena harganya yang sangat mahal. Teh asal China ini tumbuh di bebatuan yang ada di gunung Wuyi, Provinsi Fujian. Da hong Pao memiliki ciri khas rasa manis yang bertahan lama.

Harganya melonjak tinggi bahkan jauh lebih berharga dari emas, karena kelangkaan tumbuhan teh Da Haong Po yang hampir punah.

Harganya mencapai USD 1,400 (Rp 19,7 juta) per gram. Meski harganya terbilang sangat mahal, tapi teh ini masih terus dicari banyak orang.

Untuk masalah rasa teh Da Hong Pao punya paduan rasa earthy, sedikit manis seperti gula merah, dan aroma kayu yang harum.

3. Semangka Densuke

Buah mahalBuah mahal Foto: Istimewa

Hanya di Jepang, harga satu buah semangka bisa mengalahi harga emas di pasaran. Mirip seperti daging sapi wagyu Kobe yang mahal karena dirawat dengan sedemikian rupa. Semangka Densuke jadi produk unggulan premium di Jepang. Buah mahal ini termasuk langka karena ukurannya yang lebih besar dari semangka biasa, serta warnanya hitam pekat.

Semangka ini biasanya ditanam di wilayah utara Jepang, tepatnya di Hokkaido. Setiap tahunnya hanya ada 70 buah semangka Densuke yang bisa dipanen dan dijual sehingga tingkat kelangkaannya di dunia cukup tinggi.


Kebanyakan semangka langka ini tidak berakhir di rak supermarket, melainkan di meja lelang. Bahkan satu buah semangka Densuke pernah dilelang hingga harganya mencapai USD 6,000 (Rp 99 juta).


4. Sarang Burung Walet

Ini Alasan Mengapa Air Liur Burung Walet Bisa Seharga Mobil BaruIni Alasan Mengapa Air Liur Burung Walet Bisa Seharga Mobil Baru Foto: Getty Images/iStockphoto

Sering dijadikan berbagai hidangan kuliner khas China yang mewah dan berkelas, sarang burung walet punya harga fantastis yang jauh lebih mahal dari emas bahkan setara dengan mobil baru untuk per kilogramnya. Harganya yang mahal tak lepas dari proses ternaknya yang sulit, dan proses pengolahannya yang membutuhkan banyak waktu.

Sarang burung walet kisaran harganya cukup beragam. Rata-rata sarang burung walet dilepas di angka $2,600 (Rp 37,5 juta) per kilogram.
Sementara untuk jenis 'blood nest', atau sarang burung walet yang berwarna merah. Harganya jauh lebih mahal dan fantastis, bahkan setara dengan mobil baru. Yaitu Sekitar $7,400 (Rp 107 juta) per kilogramnya.


Blood nest ini juga dijual secara eceran. Untuk sarang burung seberat 9 gram saja, orang-orang harus mengeluarkan uang sekitar (Rp 1,1 juta).

5. Bluefin Tuna

Pasar ikan Toyosu di Jepang kembali gelar lelang awal tahun. Pengusaha sushi Kiyoshi Kimura berhasil menangkan lelang ikan tuna dengan harga mencapai Rp 24 M.Pasar ikan Toyosu di Jepang kembali gelar lelang awal tahun. Pengusaha sushi Kiyoshi Kimura berhasil menangkan lelang ikan tuna dengan harga mencapai Rp 24 M. Foto: Getty Images/Takashi Aoyama

Jepang memang gudangnya bahan makanan dengan harga fantastis yang memiliki nilai lebih mahal dari emas serta perhiasan. Selain semangka 'Sultan', ada juga ikan tuna paling mahal di dunia yang berasal dari Jepang. Jenis ikan yang satu ini dikenal dengan nama Bluefin Tuna merupakan salah satu ikan dengan harga paling mahal di dunia. Jenis ikan yang satu ini sangat populer di Jepang dan biasanya dijual dengan cara dilelang.

Bahkan pada awal tahun 2020, Bluefin Tuna seberat 276 kg berhasil terjual di angka 193 juta yen (Rp 24,9 miliar). Bukan tanpa alasan mengapa ikan ini memiliki harga sangat tinggi. Ikan ini dikenal langka karena populasinya yang terus menurun bahkan diambang kepunahan. Biasanya Bluefin Tuna diolah menjadi sushi yang mahal di banyak restoran mewah.

Baca Juga: Sultan! Booking Restoran Under Water di Bali, Wanita Ini Bayar Rp 60 Juta

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)

Hide Ads