Foie gras jadi sorotan karena proses produksinya menyiksa angsa. Sebagai solusi, kini ada produk foie gras yang dikembangkan di laboratorium dengan kemiripan mencapai 90%!
Foie gras identik sebagai makanan mahal yang kerap tersaji di restoran-restoran mewah. Tak semua orang bisa mencicipi olahan hati angsa ini.
Selain karena harganya yang mahal, foie gras memiliki cita rasa gurih yang khas dan kuat. Beberapa orang mungkin tidak tahan dengan aroma dan rasa khas dari foie gras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memproduksinya, foie gras didapat dari hati angsa yang sudah digemukkan dengan teknik khusus. Sesuai arti nama 'foie gras' dalam bahasa Prancis yaitu 'hati gemuk'.
Angsa akan diberi makan secara paksa (dicekok) melalui selang yang tersangkut di tenggorokan mereka. Tujuannya agar ukuran hati angsa bisa 10 kali lebih besar.
Tindakan ini dikecam banyak orang, khususnya pencinta binatang. Mereka menganggap produksi foie gras menyalahi hak-hak hewan.
Beberapa wilayahpun mulai melarang peredaran foie gras. Seperti halnya Inggris, California dan rencananya, New York.
Gourmey membuat foie gras di lab
![]() |
Guna mengatasi polemik ini, perusahaan di Paris bernama Gourmey menciptakan foie gras di laboratorium (lab). Mereka bahkan sudah mendapat USD 10 juta dari para investor untuk mengembangkan produk ini.
"Ada dorongan kuat untuk mencari alternatif dari foie gras biasa, sebuah produk kontroversial yang perlu diciptakan kembali (dalam versi lebih baik)," kata Nicolas Morin-Forest, salah satu pendiri Gourmey.
Pihaknya ingin menunjukkan kalau daging buatan lab tidak terbatas untuk patty burger saja, tapi juga untuk produk gastronomi lain seperti foie gras.
Pembuatan foie gras di lab juga dianggap sebagai solusi yang baik untuk lingkungan. Pasalnya produksi foie gras konvensional menghabiskan terlalu banyak sumber daya, sekaligus menghasilkan metana, gas rumah kaca yang mengkhawatirkan.
Proses pembuatan foie gras di lab
![]() |
Bertempat di laboratorium penelitian universitas, Gourmey telah menghabiskan dua tahun terakhir untuk mengembangkan foie gras agar diterima chef dan para foodies.
Pendiri Gourmey lainnya, Antoine Davydoff adalah seorang ahli biologi seluler. Kemudian ada Victor Sayous, mahasiswa doktoral dalam biologi molekuler. Gourmey kini juga dibantu 20 pegawai dalam operasionalnya.
Lalu bagaimana hasilnya sejauh ini? "Dalam hal rasa dan tekstur, kita sudah mencapai kemiripan 90% (dengan foie gras biasa)," kata Sayous.
Untuk membuat foie gras di lab, dimulai dengan mengambil sel-sel dari telur bebek yang telah dibuahi. Sel kemudian ditempatkan di dalam kultivator aluminium bersuhu 37C.
Saat sel membelah dan berkembang biak, "makanan" mereka disesuaikan guna mendorong pertumbuhan sel yang bakal siap dalam dua hingga tiga minggu.
Setelahnya baru ditambahkan sedikit lemak sayur untuk mendapatkan tekstur creamy-nya. "Kami butuh lebih dari 600 kali percobaan. Beberapa kali dalam seminggu kamu mencoba formula berbeda, dan kami telah menemukan resep yang cukup baik, meski belum sempurna," kata Morin-Forest.
Tanggapan asosiasi foie gras di Prancis
![]() |
Kemunculan foie gras buatan lab ini tentu mendapat sorotan asosiasi Comite Interprofessionel des Palmipedes a Foie Gras (IFOG). Anggotanya adalah para pemain di bidang industri foie gras Prancis.
IFOG mengklaim Gourmey tidak punya hak untuk melabeli produk 'foie gras' mereka sebagai foie gras. "Label 'foie gras' diawasi secara ketat oleh peraturan, baik di tingkat Prancis maupun Eropa," kata perwakilan IFOG.
Mereka juga mengatakan kalau foie gras merujuk pada pakem produksinya. "Nama ini hanya diizinkan untuk mendefinisikan hati angsa yang dihasilkan dari angsa yang digemukkan dengan cara dicekok," tambah IFOG.
"Keyakinan kami adalah sebagian besar orang Prancis tidak ingin mengonsumsi produk (foie gras) buatan, berupa bahan kimia sintetis yang dihasilkan dari manipulasi seluler di laboratorium," tutup pihak IFOG.