Hanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan Dunia

ADVERTISEMENT

Hanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan Dunia

Devi Setya - detikFood
Kamis, 24 Jun 2021 18:30 WIB
Hanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan Dunia
Foto: youtube kementrian pertanian
Jakarta -

Petani satu ini sukses bertani sekaligus mendapatkan penghargaan kelas dunia. Mengenyam pendidikan hanya sampai SD tak membuat minder dan justru makin semangat bertani.

Adalah Ulus Pirmawan, pria asal Lembang, Kabupaten Bandung yang membuktikan dirinya bisa sukses menjadi petani. Image petani yang kotor dan melelahkan berhasil ditepis Ulus karena ia berhasil menunjukkan dirinya tetap bisa bergengsi meskipun sebagai seorang petani.

"Saya sekolah hanya sampai SD. Dulu mau melanjutkan ke SMP tapi gimana ya, nggak bisa karena orang tua terbatas biaya," kata Ulus.

Hanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan DuniaHanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan Dunia Foto: youtube kementrian pertanian

Lewat video yang ditayangkan di channel youtube Kementrian Pertanian ini, Ulus menceritakan perjalanannya menjadi petani. Ia berkisah dahulu setiap tengah malam harus pergi ke Jakarta untuk memasok sayuran ke Pasar Kramat Jati.

Dari sini Ulus berpikir untuk mencoba menjadi petani yang menghasilkan sayuran berkualitas. Di kebunnya ini, Ulus menanam aneka sayuran mulai dari kubis, brokoli, buncis, selada dan berbagai jenis sayuran lain.

Atas usahanya menghasilkan produk sayuran berkualitas, Ulus berhasil mendapatkan penghargaan kelas dunia pada 2014 di Singapura. "Tahun 2014, 2015, 2016 itu dapat penghargaan di Singapura untuk produk baby buncis," jelas Ulus.

Hanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan DuniaHanya Lulusan SD, Petani Sayur Ini Sukses Raih Penghargaan Dunia Foto: youtube kementrian pertanian

Kebun sayurnya ini diproduksi secara organik. Ia beralasan tidak menggunakan pestisida karena jika digunakan terus menerus justru akan membuat tanah rusak. "Kalau digunakan terus menerus itu bukan makin subur justru jadi rusak. Anak cucu kita besok makan apa kalau tanahnya rusak?" kata Ulus.

Selain mengajak warga sekitar untuk mengelola kebunnya, Ulus juga mengajak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sudah sembuh. Beberapa petani ODGJ ini diajak memproduksi sayur di kebun. Hasilnya, bahkan ada ODGJ yang tertarik menggarap kebun sendiri.

Kepada para anak muda, Ulus berpesan untuk jangan malu menjadi petani. Petani adalah pekerjaan mulia dan bergengsi. "Petani yang katanya kotor, jorok, itu nggak sama sekali. Asal kita bisa manajemen maka sayuran kita bisa diekspor. Apalagi sekarang sistem jual beli itu banyak menggunakan website, di sini anak muda bisa jadi lebih berkarya," pungkas Ulus.



Simak Video "Dede Koswara, Petani Yang Menepis Stigma 'Millenial""
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT