Dirilis secara virtual, museum ini membahas tentang keanekaragaman kuliner khas Indonesia. Ada kisah menarik di balik berdirinya Museum Gastronomi Indonesia digital ini.
Berbeda dengan museum makanan lainnya, Museum Gastronomi Indonesia (MGI) didirikan oleh organisasi Indonesia Gastronomy Culinary (IGC) secara virtual.
Organisasi yang fokus membahas tentang pelestarian dan pengembangan kuliner Indonesia ini, menggaet sejumlah pihak hingga pakar kuliner untuk merampungkan museum makanan virtual yang megah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai namanya MGI bisa diakses secara virtual lewat genggaman tangan dan perangkat elektronik. Semua orang bisa keliling museum makanan ini tanpa perlu meninggalkan rumah atau bertemu orang banyak.
Selama lebih dari setahun IGC mempersiapkan MGI ini agar bisa dinikmati semua orang di mana saja. Tujuan mereka ingin terus mengangkat serta mendorong kuliner Indonesia, agar lebih dikenal banyak orang.
Tentunya banyak kisah dan pengalaman menarik yang dilalui IGC selama mendirikan MGI ini. Berikut beberapa kisahnya.
Baca Juga: Museum Gastronomi Indonesia Virtual Hadir untuk Pelestarian Kekayaan Kuliner Indonesia
1. Museum Gastronomi Pertama di Indonesia
![]() |
Walau sekarang MGI baru tersedia versi virtual saja, tapi di kedepannya, IGC sudah mempersiapkan MGI versi fisik. Agar orang-orang bisa lebih merasakan pengalaman berkeliling museum, sambil mempelajari budaya kuliner Nusantara.
Dihubungi detikFood, Fersita Kusuma selaku Anggota Tim Substansi MGI sekaligus pendiri, dan Bendahara Umum IGC, menjelaskan alasan mengapa IGC mendirikan MGI.
"Sejak dulu IGC memang memiliki cita-cita atau mimpi untuk mendirikan Museum Gastronomi Indonesia. Selama setahun ke belakang ini, kami justru semakin semangat mempersiapkan MGI. Tentunya kami juga semakin menambah pengetahuan dan menggali keragaman makanan serta sejarah di baliknya," jelas Fersita.
2. Menggaet Para Pakar
![]() |
Walaupun konsepnya museum virtual, tapi IGC benar-benar konsisten dalam menyuguhkan informasi serta data tentang kuliner atau makanan yang akan mereka tampilkan di museum. Tak sembarangan mengambil informasi, IGC menggaet banyak pakar dan ahli untuk membantu penelitian data mereka.
"MGI ini memiliki tim substansi yang sangat luar biasa. Terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan. Seperti pakar gastronomi, pakar makanan, kulinologi, sejarawan, chef, tata boga, kesehatan pangan dan pecinta kuliner," ungkap Fersita.
Menurut Fersita, MGI sendiri hasil buah pemikiran dan pengetahuan dari sosok-sosok hebat ini. Karenanya mereka berharap di nantinya MGI dapat dijadikan acuan, sebagai buku besar atau panduan gastronomi di Indonesia.
![]() |
"Saat diluncurkan museum virtual MGI, tersedia tiga ruang digital yang bisa diakses. Ruang-ruang lainnya masih still cooking, atau dalam proses pembuatan virtualnya. Tentunya ruangan digital ini akan terus bertambah dan tak terbatas jumlahnya," tutur Fersita.
Di ruangan digital pertama berisi aneka informasi dan cara mengakses museum virtual. Caranya hanya tinggal mengklik makanan atau informasi rempah yang ada di ruangan digital.
Kemudian di ruangan digital kedua ada aneka lauk pauk dan hidangan tumpeng, serta sejarah budaya serta tradisinya di Indonesia. Sementara di ruangan terakhir, pengunjung akan dibawa ke zona rempah, menyaksikan video serta kejayaan Indonesia di bidang rempah pada masa lampau.
4. Ratusan Makanan dan Pangan
![]() |
Di MGI Virtual, pengunjung akan disuguhkan dengan beragam informasi seputar kuliner Indonesia. Menurut Fersita, tak terhitung berapa jumlah makanan yang ada di dalam museum ini.
Namun salah satu dewan pakar IGC sekaligus tim substansi MGI, yang berprofesi sebagai ahli gastronomi Indonesia, Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito memberikan datanya. Ada 77 jenis makanan, 273 sayuran, 400 buah-buahan dan 65 rempah yang ada.
"Data ini menunjukkan bahwa Indonesia sebenarnya adalah dapur gastronomi terbesar di dunia. Belum lagi kita sedang menggali makanan-makanan dari bahari atau laut, yang sangat kaya ragamnya," pungkas Fersita.
![]() |
Dalam acara peluncuran MGI, Ria Musiawan selaku ketua umum dari IGC menjelaskan bahwa konsep virtual ini dibuat, untuk menarik generasi milenial agar lebih peduli pada kelestarian kuliner nusantara.
Ditambah dengan aspek generasi muda yang lebih sadar teknologi dan pengguna aktif internet. Sehingga kehadiran MGI virtual ini diharapkan dapat mendorong serta membangkitkan ketertarikan generasi muda, pada sejarah, jenis makanan hingga kekayaan gastronomi di Indonesia.
"Sudah menjadi impian kami di IGC untuk membentuk museum virtual ini. Sampai sekarang alhamdulillah belum ada kendala, malahan semakin hari semakin tajam dan semangat dengan tumbuhnya ide-ide baru," pungkas Fersita ramah.
Baca Juga: Museum Ini Sajikan Minuman dari Toilet Penjara hingga Kotoran Anak
Simak Video "Melihat Ragam Racikan Jamu yang Melegenda di Museum Jamu Semarang"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)