Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran

Sate Kaki Lima

Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran

Faizal Amiruddin - detikFood
Selasa, 15 Jun 2021 16:30 WIB
Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran
Foto: Faizal Amiruddin/detikFood
Pangandaran -

Selain wisata pantai yang indah, Pangandaran punya kuliner yang enak. Salah satunya sate toe bumbu kuning yang kenyal gurih dan disajikan hangat. Gurih enak!

Jika berwisata ke pantai Pangandaran jangan lewatkan icip-icip kuliner khas yang satu ini. Namanya sate toe atau sate kerang air tawar. Sate toe ini merupakan kuliner khas di daerah Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran atau sekitar 10 kilometer sebelum tiba di pantai Pangandaran.

Penjual sate toe ini mudah dijumpai di sekitar pasar Kalipucang, tepatnya di tikungan dekat minimarket Kalipucang. Tak kurang dari 10 pedagang berkumpul di spot ini untuk menjajakan dagangannya kepada pengendara yang mampir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas PangandaranIcip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran Foto: Faizal Amiruddin/detikFood

"Wisatawan Pangandaran banyak yang mampir, karena ini kuliner khas Kalipucang," kata Mimin (55) salah seorang pedagang. Dia mengaku sudah lebih 10 tahun berjualan sate toe asongan.

Meskipun namanya sate, sate toe ini tidak dibakar tapi dimasak bumbu kuning dan ditusuk menggunakan lidi. Daging toe ini terasa empuk dengan bumbu kuning agak pedas. Keterampilan memasak para pedagangnya membuat sate toe ini tidak terasa amis dan alot.

ADVERTISEMENT

Mimin menjelaskan meskipun dikenal dengan nama sate toe, namun sebenarnya ini bukan toe atau kijing. "Sebenarnya ini totok, bentuknya seperti toe atau kijing, tapi ukurannya beda. Toe lebih besar kalau totok lebih kecil. Tapi karena sudah terkenal dengan nama sate toe, ya sudahlah gak apa-apa," kata Mimin.

Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas PangandaranIcip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran Foto: Faizal Amiruddin/detikFood

Dia juga mengatakan perbedaan toe dan totok terdapat pada rasa dan tekstur dagingnya. "Kalau toe besar dan susah menghilangkan bau amisnya. Kalau totok dagingnya mudah empuk dan tidak bau amis," kata Mimin.

Totok itu dia dapatkan dari sawah atau rawa-rawa. "Dulu saya sering memungut sendiri di rawa atau sawah, sekarang sudah ada yang menjual. Sekilo harga totok Rp 30 ribu, kalau toe lebih murah sekitar Rp 15 ribu," kata Mimin.

Satu kilogram totok setelah diolah, jadi 50 tusuk dan dijual dengan harga seribu rupiah per tusuk. Jika hari-hari biasa Mimin mampu menghabiskan 2 kilogram, jika weekend atau wisatawan Pangandaran ramai dia bisa menjual sekitar 5 kilogram totok.

"Untungnya nggak besar, modal totoknya Rp 30 ribu, kalau laku jadi duitnya Rp 50 ribu. Ada selisih Rp 20 ribu, belum termasuk bumbu dan gas," kata Mimin.

Dia menjelaskan setelah dibersihkan, totok direbus lalu dikupas dari cangkangnya. Setelah itu baru dimasak dengan bumbu kuning dan campuran rempah lainnya.

"Mengolah dari sore sampai malam, jualan dari lepas Subuh sampai Dzuhur. Walaupun hasil tak seberapa, tapi ditekuni saja, daripada diam di rumah," kata Mimin.

Icip-icip Sate Toe, Kuliner Khas PangandaranIcip-icip Sate Toe, Kuliner Khas Pangandaran Foto: Faizal Amiruddin/detikFood

Selain menjual sate toe, Mimin juga membuat lontong atau leupeut serta gorengan peyek udang. Lontongnya pun relatif khas, karena tidak menggunakan bahan pengawet. Lontong terasa lebih lembut tanpa ada tekstur kenyal.

"Lontongnya nggak pake pijer atau formalin (pengawet makanan), jadi rasanya lebih enak. Tapi risikonya tak tahan lama, cepat basi, paling hanya kuat sehari. Makanya saya buat lontong tak banyak-banyak," kata Mimin.

Untuk peyek udangnya pun terasa berbeda, karena Mimin membuat peyek udang hanya dengan bahan tepung beras. "Peyeknya beda karena hanya pakai tepung beras, nggak pakai terigu," kata Mimin.

Dadang Holis, wisatawan Pangandaran asal Tasikmalaya mengaku sering mampir membeli sate toe jika berwisata ke Pangandaran. "Ini cocok jadi menu sarapan kalau mau berwisata ke Pangandaran. Dua lontong plus tiga tusuk sate toe, cukup untuk mengganjal perut. Murah, cuma Rp 5 ribu," kata Dadang.

Dadang juga mengaku punya pengalaman unik dengan sate toe ini. "Waktu mengandung anak kedua, istri saya ngidam makanan ini. Terpaksa jauh-jauh saya dari Tasik hanya untuk beli sate toe ini," kata Dadang.*




(sob/odi)

Hide Ads