Tak hanya masalah politik saja, seringkali banyak negara yang terlibat konflik gegara rebutan makanan. Salah satunya rebutan seafood.
Selain rebutan asal-usul makanan, seperti kimchi yang direbutkan oleh negara China dan Korea Selatan. Sampai rendang yang masih jadi rebutan negara Indonesia dan Malaysia. Ada juga negara yang terlibat konflik karena rebutan seafood.
Selama puluhan tahun terakhir, tercatat banyak konflik dua negara yang disebabkan seafood. Mulai dari Brazil yang berebut lobster dengan Prancis di awal tahun 1960.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ketinggalan Vietnam yang terlibat konflik dengan Texas setelah rebutan udang di tahun 1979.
Dilansir dari Listverse (27/05), berikut negara-negara yang terlibat konflik karena rebutan seafood.
Baca Juga: Pisang Pernah Jadi Pemicu Konflik hingga Simbol Rasisme
1. Ikan Turbot
![]() |
Ikan turbot merupakan ikan pipih di perairan dangkal yang biasa ditemukan di Amerika. Ikan ini memiliki harga fantastis dan sering disajikan di restoran mewah.
Di tahun 1995, ikan turbot pernah memicu konflik antara negara Kanada dan Spanyol. Semuanya berawal dari salah satu kapal ikan milik Spanyol, yang tengah mengambil ikan turbot di perairan internasional.
Namun Kanada menuduh bahwa Spanyol mengambil ikan turbot melebihi kuota yang telah disepakati. Akhirnya pemerintah Kanada memotong jaring-jaring ikan milik kapal Spanyol dan Portugal, yang menyebabkan konflik dari dua negara tersebut.
Untungnya konflik ini selesai setelah Kanada dan Spanyol membuat kesepakatan baru. Salah satunya dengan memperketat aturan pengambilan ikan, sampai meningkatkan kuota ikan turbot untuk negara Spanyol.
2. Udang
![]() |
Pada tahun 1979 tepatnya setelah Perang Vietnam berakhir. Beberapa pengungsi dari Asia Tenggara pindah ke Galveston Bay di Texas, dan bekerja di kapal pencari udang di sana.
Tingginya pengungsi yang bekerja di kapal udang, membuat para nelayan lokal menjadi geram dan mulai berkompetisi untuk mencari udang sebanyak-banyaknya di Galveston Bay.
Konflik ini berakhir ricuh dan anarkis, setelah beberapa perkelahian antara pengungsi dan warga lokal terjadi. Bahkan warga lokal sempat menembak beberapa kapal udang milik orang Vietnam. Bahkan konflik ini sempat diangkat menjadi film populer di tahun 1985.
3. Lobster
![]() |
Sama seperti ikan turbot, lobster merupakan salah satu hidangan seafood yang berharga fantastis. Selain sulit untuk ditangkap, lobster memiliki rasa yang lebih enak dan superior dibandingkan udang.
Di awal tahun 1961, lobster pernah memicu konflik antara negara Brazil dan Prancis. Awalnya pemerintah Brazil mengaku bahwa lobster-lobster itu berada di wilayah perairan mereka.
Namun pemerintah Prancis komplain karena tidak ada lobster yang tersisa di perairan internasional. Akhirnya pemerintah Brazil memberikan waktu selama 48 jam, untuk kapal Prancis pergi dari perairan mereka.
Karena pemerintah Prancis menolak, akhirnya Brazil menurunkan angkatan laut mereka untuk mengusir kapal Prancis dari sana. Konflik dua negara ini berlangsung selama tiga tahun hanya karena rebutan lobster.
4. Scallop
![]() |
Scallop atau kerang simping, memiliki nutrisi tinggi dan rasanya enak gurih. Sering dijadikan olahan makanan mewah, sampai menu spesial di restoran fine dining. Scallop juga jadi rebutan banyak negara.
Salah satunya konflik yang lagi-lagi dialami negara Prancis di tahun 2012. Kali ini Prancis berseteru dengan Inggris, setelah negara mereka kecewa tak boleh mengambil scallop dari bulan Mei sampai Oktober. Sementara kapal Inggris boleh mengambil scallop sepanjang tahun.
Akhirnya beberapa nelayan Prancis mulai melempari jaring kapal Inggris dengan batu. Berakhir dengan rusuh dan konflik negara terjadi.
Tak hanya di tahun 2012 saja. Bahkan dari tahun 2018 - 2020 masih banyak nelayan Inggris dan Prancis yang berkelahi di lautan, untuk rebutan scallop.
5. Perairan Filipina
![]() |
Pada tahun 2013 lalu sempat terjadi penembakan pada kapal ikan milik Taiwan, yang masuk tanpa izin ke perairan Filipina. Kejadian ini dikenal dengan anam 'Guang Da XIng No. 28'.
Saat itu salah satu penjaga perbatasan, melihat adanya kapal nelayan dari Taiwan yang masuk ke perairan Filipino. Tanpa tunggu lama, mereka langsung menembaki kapal itu sebanyak 45 kali. Membuat nelayan di dalamnya, bernama Hoh Shi Cheng berusia 65 tahun meninggal di tempat.
Karena kejadian ini, hubungan negara Filipina dan Taiwan memanas. Banyak warga Taiwan yang tak terima dengan aksi sepihak tersebut. Di tahun 2019, ada 7 penjaga perbatasan yang dihukum karena kejadian tersebut.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Negara Ini Jadi Saling Rebutan Kepemilikannya
Simak Video "Video: Berkah Penjual Ikan Asap di Tuban saat Long Weekend, Raup Cuan Jutaan Rupiah"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)