Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya

Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 20 Mei 2021 19:00 WIB
Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya
Foto: iStock
Jakarta -

Psikiater nutrisi telah melakukan investigasi terhadap bagaimana pola makan dapat memengaruhi mental. Ternyata ini penjelasan kenapa makanan bisa membuat orang bahagia.

Tekanan dan stres yang banyak dialami akibat pekerjaan maupun tuntutan faktor lainnya seringkali dialami banyak orang. Pemulihan stres yang dilakukan orang pun berbeda-beda tergantung dengan cara paling nyaman yang sesuai untuk dirinya.

Ada yang meredakan stres dengan cara belanja, melakukan hal-hal ekstrem hingga makan. Pada saat stres orang-orang akan cenderung memilih makanan yang manis, pedas atau berlemak tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata efek konsumsi makanan dengan memberikan rasa nyaman dan perasaan yang lebih bahagia telah terbukti secara ilmiah. Para psikiater nutrisi telah melakukan investigasi dan menemukan kaitan antara makanan dengan rasa bahagia.

Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan IlmiahnyaKenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya Foto: iStock

Dilansir melalui Irish Times (13/5), bidang psikiatri gizi berhasil melihat hubungan antara pola makan dengan kesehatan mental. Para peneliti juga menemukan gagasan bahwa makan makanan tertentu dapat meningkatkan kesehatan otak dan jantung.

ADVERTISEMENT

Secara historis, penelitian terhadap bidang nutrisi ini ditekankan pada fokus bagaimana bagaimana makanan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Para peneliti juga menemukan potensi konsumsi makanan tertentu terhadap penciptaan rasa bahagia dan kesehatan mental hampir diabaikan beberapa waktu belakangan ini.

Penelitian untuk menemukan petunjuk bagaimana makanan mengetahui kesehatan mental dan rasa bahagia sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun. Salah satunya kaitan makan makanan yang baik untuk kesehatan usus yang ternyata punya hubungan dengan pengaruh terhadap otak.

Pola makan yang sehat dapat menjaga kesehatan usus. Usus dapat melakukan komunikasi dengan otak melalui apa yang disebut dengan sumbu usus-otak. Mikroba pada usus dapat menghasilkan neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin yang dapat mengatur suasana hati dan emosi.

"Literatur pertumbuhan tubuh menunjukkan bahwa mikrobiota pada usus memiliki peran penting dalam variasi kelainan psikiatrik, termasuk depresi dalam skala besar," kata tim ilmuwan dalam Harvard Review of Psikiatri.

Penelitian yang dilakukan pada populasi dalam cakupan yang besar juga telah menemukan bahwa orang yang makan banyak makanan padat nutrisi melaporkan lebih sedikit mengalami depresi dengan tingkat kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih tinggi. Salah satu dari penelitian tersebut adalah yang dilakukan pada tahun 2016 dengan melibatkan 12.400 partisipan.

Baca juga: Ini Daftar Makanan yang Memicu Perasaan Bahagia

Penelitian yang dilakukan selama tujuh tahun menemukan bahwa mereka yang meningkatkan konsumsi buah dan sayuran selama periode penelitian mengalami tingkat kebahagian yang lebih tinggi. Hal ini dibuktikan melalui kuesioner yang diisi oleh partisipan dan hampir semua yang makan makanan tinggi nutrisi mengungkapkan peningkatan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang mereka alami secara umum.

Uji coba untuk melihat kaitannya makanan dengan kebahagiaan juga telah dilakukan dalam skala yang besar pertama kalinya dan diterbitkan pada tahun 2017. Tim peneliti melibatkan 67 orang partisipan yang memiliki masalah depresi secara klinis dan membaginya menjadi beberapa kelompok.

Salah satu kelompok partisipan disiapkan untuk melakukan pertemuan dengan ahli diet untuk mendapatkan pengarahan mengikuti diet tradisional Mediterania. Sedangkan, kelompok lainnya berfungsi dengan kelompok kontrol yang bertemu dengan asisten peneliti secara teratur untuk mendapatkan dukungan secara sosial tetapi tidak melakukan diet.

Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan IlmiahnyaKenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya Foto: iStock

Pada awal penelitian, kedua kelompok diberikan banyak makanan manis, daging olahan serta makanan ringan yang asin, rendah serat protein tanpa lemak hingga buah-buahan dan sayuran. Kedua kelompok tersebut diberikan kebebasan untuk memilih makanan yang ingin dikonsumsi, hasilnya kelompok yang diberi perlakuan diet melakukan hal berbeda yang cukup signifikan.

Kelompok yang diberikan perlakuan diet mengganti permen dan makanan cepat saji dengan makanan utuh seperti kacang-kacangan, buah0buahan dan atau biji-bijian. Mereka beralih dari roti putih ke biji-bijian utuh dan roti sourdough. Mereka juga sama sekali tidak menyentuh sereal manis dan lebih memilih muesli serta oatmeal.

Saat disajikan makanan cepat saji tinggi kalori seperti pizza, kelompok yang diberi perlakuan diet cenderung lebih memilih tumisan sayuran. Mereka juga bahkan mengganti daging yang diproses tinggi seperti ham, sosis dengan makanan laut dan seporsi kecil daging tanpa lemak.

Tetapi perlu dicatat bahwa dalam periode penelitian ini, para partisipan tetap diberikan antidepresan atau obat lain yang mereka butuhkan. Tujuan penelitian ini sebenarnya bukan untuk melihat apakah diet sehat dapat mengganti obat, namun cenderung pada apakah pola makan sehat dapat memberikan manfaat tambahan dan memberikan efek yang lebih baik pada partisipan.

Baca juga: Intuitive Eating, Cara Makan Sehat dan Enak yang Bikin Bahagia

Setelah penelitian berjalan selama 12 minggu, para peneliti mengamati adanya peningkatan skor depresi justru terjadi ada partisipan. Setelah dilakukan investigasi antara kedua kelompok, penemuan yang cukup mengejutkan terdapat pada kelompok yang mengikuti diet sehat. Sepertiga dari kelompok diet sehat dikatakan mengalami peningkatan yang jauh lebih baik bahkan tidak dapat diklasifikasikan lagi sebagai penderita depresi.

Kenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan IlmiahnyaKenapa Makanan Bisa Memberi Rasa Bahagia? Ini Alasan Ilmiahnya Foto: iStock

Setelah ditimbang dari berbagai aspek, pola makan yang sehat ternyata sangat bermanfaat baik secara fisik, mental maupun ekonomi. Walaupun para partisipan tidak mengalami penurunan berat badan, banyak partisipan yang merubah pola makannya menjadi lebih sehat dan bernutrisi justru lebih hemat dalam mengeluarkan uang makan.

Sebelum penelitian, para partisipan mengatakan bahwa setiap minggunya mereka harus menghabiskan makanan biaya makan sebesar Rp 1,5 juta. Para partisipan juga mengungkapkan setelah melakukan pola makan sehat mereka hanya mengeluarkan uang makan sebanyak Rp 1,2 juta per minggunya.

"Kesehatan mental sangat kompleks. Makan salad tidak membantu menyembuhkan depresi. Tetapi banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental, dan itu bisa sesederhana meningkatkan makanan nabati dan makanan yang sehat," kata Dr. Jacka selaku direktur Food and Mood Centre.

Dr. Drew Ramsey yang juga seorang psikiater dan asisten profesor klinis pernah menjelajahi pola makan pasiennya. Ia mendata apa yang dimakan, mempelajari makan favorit dan menemukan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh pasiennya sangat berdampak pada hubungan antara usus dan otak.

"Kita tidak bisa mengendalikan keturunan, siapa orang tua kita atau sikap aneh akibat trauma atau kekerasan yang terjadi pada kita. Tetapi kita dapat mengendalikan apa yang kita makan dan memberikan orang hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi keseran otaknya dalam kehidupan sehari-hari," kata Dr. Ramsey.

Baca juga: Konsumsi 10 Makanan Enak Ini Bisa Picu Perasaan Senang (1)

(dfl/odi)

Hide Ads