Setelah penelitian berjalan selama 12 minggu, para peneliti mengamati adanya peningkatan skor depresi justru terjadi ada partisipan. Setelah dilakukan investigasi antara kedua kelompok, penemuan yang cukup mengejutkan terdapat pada kelompok yang mengikuti diet sehat. Sepertiga dari kelompok diet sehat dikatakan mengalami peningkatan yang jauh lebih baik bahkan tidak dapat diklasifikasikan lagi sebagai penderita depresi.
![]() |
Setelah ditimbang dari berbagai aspek, pola makan yang sehat ternyata sangat bermanfaat baik secara fisik, mental maupun ekonomi. Walaupun para partisipan tidak mengalami penurunan berat badan, banyak partisipan yang merubah pola makannya menjadi lebih sehat dan bernutrisi justru lebih hemat dalam mengeluarkan uang makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum penelitian, para partisipan mengatakan bahwa setiap minggunya mereka harus menghabiskan makanan biaya makan sebesar Rp 1,5 juta. Para partisipan juga mengungkapkan setelah melakukan pola makan sehat mereka hanya mengeluarkan uang makan sebanyak Rp 1,2 juta per minggunya.
"Kesehatan mental sangat kompleks. Makan salad tidak membantu menyembuhkan depresi. Tetapi banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental, dan itu bisa sesederhana meningkatkan makanan nabati dan makanan yang sehat," kata Dr. Jacka selaku direktur Food and Mood Centre.
Dr. Drew Ramsey yang juga seorang psikiater dan asisten profesor klinis pernah menjelajahi pola makan pasiennya. Ia mendata apa yang dimakan, mempelajari makan favorit dan menemukan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh pasiennya sangat berdampak pada hubungan antara usus dan otak.
"Kita tidak bisa mengendalikan keturunan, siapa orang tua kita atau sikap aneh akibat trauma atau kekerasan yang terjadi pada kita. Tetapi kita dapat mengendalikan apa yang kita makan dan memberikan orang hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi keseran otaknya dalam kehidupan sehari-hari," kata Dr. Ramsey.
Baca juga: Konsumsi 10 Makanan Enak Ini Bisa Picu Perasaan Senang (1)
(dfl/odi)