Penggemar drama korea wajib mampir ke tempat ini. Ada toppoki, corndog hingga odeng yang disajikan seperti jajanan kaki lima khas Korea.
Tempat ini bernama Street food Spicywon. Tempat jualannya berupa kontainer berukuran sekitar 3x2 meter. Di depannya terpajang jajanan-jajanan korea seperti topokki, rabokki, odeng, corndog, ramyoen hingga hotteok. Lokasinya berada di Jalan Tamansari Bawah nomor 1 berdekatan dengan kampus Universitas Islam Bandung (Unisba).
Sensasi membeli makanan korea seperti di drama Korea lebih terasa karena bisa melihat proses pembuatan, memasak dan bisa merasakan rasa autentik khas Korea. CEO Spicywon Agis Marta Ramdani mengatakan, konsep usahanya ini memang diperuntukan untuk menjawab kebutuhan pecinta korea yang ada di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sosialnya itu memang mirip dengan drama korea yang biasa dilihat teman-teman di drama korea. Untuk menjadi solusi teman-teman pencinta drama korea atau reality show korea," kata Agis kepada detikcom, Rabu (10/3/2021).
![]() |
"Visual korea itu orang jualan street food itu di kontainer terus dimasaknya massal. Masakannya banyak, khusus sate-satean, itu experience yang memang belum ada di Bandung," sambungnya.
Sejak dibuka pada 19 Desember 2020 lalu, Spicywon sudah jadi incaran generasi milenial. Bahkan video ulasannya sempat viral di media sosial Tiktok. "Di pembukaan hari kedua itu ramai, bahkan sempat ada antrean panjang. Akhirnya kita buka outlet kedua tidak jauh dari yang pertama," ujarnya.
Penamaan Spicywon juga tak jauh dari budaya korea dengan makanan pedasnya. Kata Spicy diambil dari bahasa Inggris yang lekat dengan sugesti orang Indonesia terhadap makanan korea bercita rasa pedas dan kata Won diambil dari Korea.
"Kita lebih ke universal. Tapi kita tetap mengambil unsur korea di (kata) Won-nya ada di mata uang dan marga. Kalau di bahasa Inggris juga dari kata 'Win' juara. Kalo di masyarakat kita Spicy itu identik makanan korea yang pedas, padahal yang riil di korea tidak," ujarnya.
![]() |
Meskipun berjualan di masa pandemi, ternyata minat masyarakat terhadap jajanan korea satu ini tak luput. Buktinya, Agis mengatakan, dalam sehari ia bisa menghabiskan 1000-2000 porsi topokki atau sekitar 10 ribu toek (kue beras).
Alasannya karena cita rasa yang dihasilkan dari jajanan di Spicywon mudah diterima oleh lidah orang Indonesia. Selain itu, mereka menggunakan bahan-bahan yang sudah terjamin kehalalannya dan harganya relatif murah.
"Rasa yang disesuaikan karena bahan-bahan yang dipakai Korea asli banyak mengandung alkohol jadi kita menjamin kehalalalan. Akhirnya kita harus membuat gochujaru yang ga permentasi tapi rasanya mirip," ungkapnya.
![]() |
Soal harga, untuk topokki spicy dijual seharga Rp 10 ribu satu porsi, mandu chicken shrimp Rp 15 ribu, ramyun spicy Rp 10 ribu, rabokki spicy Rp 20 ribu dan lain-lain. Di tambah dengan aneka topping yang menambah nafsu makan seperti mozarella, sosis, katsu, kimchi, dan odeng.
Spicywon akan segera membuka ke 25 cabangnya di kota kota besar seluruh indonesia. Seperti Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga pulau Bali.
Salah satu pembeli, Dewi (20) asal Buah Batu mengatakan, kunjungannya itu yang kedua kalinya karena rasanya enak dan harga yang terjangkau. "Lumayan enak dan harganya terjangkau dibanding yang lain-lain. Bumbunya juga enak, suka. Awalnya penasaran dari Tiktok," tandasnya.
Jika berkunjung, tetap terapkan protokol kesehatan ya!
(sob/odi)