Saat sedih, galau atau baru saja putus dari pasangan banyak orang memilih es krim untuk mendapatkan ketenangan. Ternyata hal tersebut ada alasan ilmiahnya.
Es krim merupakan hidangan manis berbagai rasa yang digemari oleh banyak kalangan. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Banyak orang dewasa yang juga mengonsumsi es krim dengan alasan kenyamanan. Terutama rasa nyaman di saat mereka mengalami perasaan yang negatif seperti sedih, marah, kesal atau bimbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Es krim juga tak jarang menjadi makanan manis yang dipilih oleh orang-orang yang sedang sedih dalam masalah percintaannya. Bertengkar dengan pasangan atau mengakhiri hubungan cinta.
Mengutip dari Mashed (12/2), Katie Holmes, seorang aktris terkenal, bahkan menyantap es krim setiap malam bersama ayahnya setelah perceraiannya dengan Tom Cruise. Bahkan beberapa produsen es krim ada yang memang dengan sengaja menciptakan rasa es krim untuk mereka yang sedang galau.
![]() |
Baca Juga: Galau Karena Patah Hati? Coba Redakan Cemas dengan 5 Makanan Enak Ini
Menurut laporan dari MyRecipes, sebuah perusahaan asal Kanada, Nora's Non-Dairy, menciptakan es krim dengan tema pasangan yang putus. Menu es krim mereka dinamai dengan Bye Bye Brownie (Brownie Perpisahan) dan Strawberries and You're Mean (Strawberry dan Kamu yang Jahat).
Alasan mengapa sebagian besar orang menikmati es krim saat sedih ini ternyata juga bisa dijelaskan secara ilmiah. Sebuah penelitian pada tahun 2010 di Stanford School of Medicine menemukan bahwa cinta berperan seperti penghilang rasa sakit atau obat-obatan pereda nyeri yang membuat ketergantungan.
Professor neurobiologi, Gert ter Horst, juga menjelaskan bahwa area otak yang bertanggung jawab atas emosi dan rasa sakit emosional juga mengatur bagaimana kita makan. Akibatnya jika seseorang sedang merasa sedih atau galau, mereka akan cenderung menginginkan makanan yang lebih memberikan kenyamanan.
![]() |
Es krim kemudian terbukti menjadi makanan yang mampu memproduksi dopamin dengan cepat dan erat kaitannya dengan pusat rasa senang di otak. Secara psikologis, makanan manis dan berlemak memang akan lebih cepat memberikan kenyamanan pada reseptor otak.
"Es krim memiliki 2 bahan yang direkayasa untuk memberikan respon kesenangan besar, yaitu gula dan lemak," kata Gearhardt.
Layaknya narkotika, dopamin yang dihasilkan dari gula dan lemak juga dapat menimbulkan kecanduan. Jadi bisa dikatakan bahwa es krim yang menggunakan banyak gula dan lemak bisa menstimulasikan perasaan sakit akibat putus cinta seperti kokain.
Jessica Bihuniak, seorang asisten profesor nutrisi klinis asal New York University, juga mengatakan bahwa menurut penelitian wanita akan lebih cenderung menggunakan makan untuk mengatasi rasa sakit, mengalihkan perhatian dan menenangkan emosi. Sedangkan pada pria ditemukan bahwa mereka akan cenderung melampiaskan rasa sakitnya dengan sebotol alkohol atau minuman keras lainnya.
![]() |
Tetapi, akhir-akhir ini ditemukan juga banyak wanita yang ikut minum alkohol untuk mengatasi rasa sakit dan sedih mereka. Hingga sebuah produsen es krim berinovasi dengan mencampurkan minuman beralkohol dan koktail dalam sebuah varian es krim.
Konsumsi es krim atau makanan manis lainnya tidak disalahkan untuk menghibur diri dan mengatasi rasa sakit. Tetapi harus tetap diperhatikan jumlahnya sehingga tidak menimbulkan efek buruk secara fisik yang berkelanjutan. Seperti kenaikan gula darah atau berat badan.
Baca Juga: Es Krim dan Cokelat Bikin Tenang?
(sob/odi)