Kandungan mikroplastik menjadi timbal berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Ternyata mikroplastik ditemukan pada beberapa jenis seafood ini.
Mikroplastik merupakan timbal kecil yang tak kasat mata dan berbahaya bagi tubuh jika tertelan. Mikroplastik ini tidak mudah untuk diuraikan dan bahkan memerlukan waktu ratusan tahun untuk bisa diuraikan.
Mikroplastik harus diwaspadai. Timbunan mikroplastik yang masuk ke tubuh melalui makanan akan sangat membahayakan kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, mikroplastik berada pada beberapa bahan makanan. Terutama seafood yang dibiarkan hidup liar di lautan luas.
Mengutip dari Today (6/1), jenis moluska atau kerang-kerangan seperti kerang, tiram dan scallop ditemukan mengandung mikroplastik. Moluska yang dikumpulkan di lepas pantai Asia mengandung tingkat mikroplastik tertinggi di antara makanan laut lainnya.
![]() |
Para peneliti menemukan kandungan mikroplastik pada moluska ini setelah meninjau 50 penelitian yang menguji sampel yang ditujukan untuk konsumsi manusia. Kandungan mikroplastik yang tinggi ini jika tidak diperhatikan dan diwaspadai bisa saja menumpuk di dalam tubuh.
Menurut penelitian lainnya, ikan dan hewan bercangkang seperti kepiting juga mengandung timbal sejenis yang berbahaya. Penelitian ini secara resmi telah dipublikasi pada jurnal Perspektif Kesehatan Lingkungan.
Potongan-potongan puing yang dibuang ke air akan lebih mudah tenggelam dibandingkan dengan plastik. Hal ini yang membuat hewan di laut akan lebih mudah menelan plastik yang berada pada jalur hidup dan pergerakannya.
Para peneliti bahkan secara konservatif memperkirakan ada lebih dari 14 juta ton mikroplastik yang dapat ditemukan di lautan. Menurut penelitian yang dipublikasi pada tahun lalu di Frontiers in Marine Science, mikroplastik ini akan sangat membahayakan dan merusak kehidupan laut.
![]() |
Manusia dapat terpapar dengan cara menghirup atau menelan partikel mikroplastik yang kemudian akan masuk ke saluran pernapasan dan atau pencernaan. Botol bayi dengan bahan dasar plastik bahkan ditemukan mengandung jutaan partikel berbahaya ini menurut penelitian yang baru saja dilakukan.
Kehadiran mikroplastik dalam makanan laut menimbulkan kekhawatiran terutama bagi konsumen setia seafood. Tetapi saat ini masih sulit untuk mengukur risiko terkait efek mikroplastik dalam tubuh seperti yang dikatakan oleh Evangelos Danopoulos yang merupakan seorang peneliti polusi lingkungan. Namun, sudah bisa dipastikan bahwa mikroplastik ini sangat berbahaya bahkan bagi hewan maupun manusia.
![]() |
"Sifat mikroplastik membuat mereka secara intrinsik sulit diteliti karena kami melihat banyak campuran polimer yang berbeda dengan ukuran dan konsentrasi yang berbeda," kata Danopoulos.
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan tepat efek buruk dan bahaya mikroplastik bagi tubuh. Penelitian ini terkait jumlah maksimum mikroplastik yang bisa diterima manusia dari seafood adalah sekitar 55.000 partikel dalam setahun.
Moluska mengandung lebih banyak mikroplastik di antara hewan laut lainnya karena mereka lebih banyak memakan dari bagian dasar laut. Fungsi moluska yang menjadi penyaring alami di lautan justru membuatnya cukup berbahaya dan perlu diwaspadai konsumsinya.
(raf/odi)