Dari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan Juta

Dari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan Juta

Devi Setya - detikFood
Selasa, 24 Nov 2020 10:30 WIB
Dari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan Juta
Foto Instagram @mpekmoy
Jakarta -

Setiap usaha pasti membuahkan hasil. Seperti kisah penjual pempek MpekMoy yang dulunya jualan di pinggir jalan, kini bisa masuk mall dan punya omzet puluhan juta Rupiah.

Pempek memang punya banyak penggemar. Makanan asli Palembang ini digandrungi di berbagai tempat dan oleh semua kalangan. Banyak pengusaha pempek yang kini sukses padahal bisnisnya baru skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Salah satunya produk pempek dengan brand MpekMoy buatan Sinta. Kepada detikFood, Sinta menceritakan suka duka membangun bisnis kuliner ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berawal dari jualan di pinggir jalan, kini ia bisa jualan di dalam mall dan memiliki omzet cukup besar. Seperti apa perjalanannya?

1. Mulai berjualan tahun 2012

Jangan Anggap Remeh, Emak-emak UKM Ini Sukses Bisnis MakananJangan Anggap Remeh, Emak-emak UKM Ini Sukses Bisnis Makanan Foto: detikFood/Andi Annisa


Bisnis pempek ini dimulai sejak tahun 2012 namun tidak dijalani dengan fokus. Sinta masih mencari-cari resep pempek yang mantap.

ADVERTISEMENT

Wanita ramah ini bukanlah orang Palembang, namun ia berusaha untuk meracik pempek yang lezatnya tak kalah dengan pempek Palembang. "Saya belajar pelan-pelan, resepnya diperbaiki terus," kata Sinta.

Di awal coba-coba, pempek buatan Sinta selalu gagal, keras dan tidak enak. Berulang kali gagal membuat pempek enak, Sinta akhirnya mencoba belajar membuat pempek pada salah satu penjual kue subuh di Pasar Senen.

2. Gunakan ikan tenggiri

Dari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan JutaDari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan Juta Foto: detikFood/Andi Annisa. Instagram @mpekmoy


Sinta tak mau main-main soal kualitas, pempek buatannya harus enak dan lezat. Ia pun menggunakan ikan tenggiri sebagai bahan baku pempek.

Ikan tenggiri yang digunakan ini khusus, karena jika beda jenis tenggiri maka hasil adonan akan keras dan sulit dibentuk. Kini Sinta sudah paham soal karakter ikan tenggiri sebagai campuran pempek.

3. Jualan di pinggir jalan


Sinta yang tinggal di Depok, pernah berjalan-jalan dengan sang suami di kawasan Jalan Juanda pada minggu pagi. Di sini ia berniat jualan pempek karena belum ada penjual pempek yang ia temui di kawasan ini.

"Waktu itu jualan di pinggir jalan, Rp 750 ribu buat seumur hidup. Tapi syaratnya tidak boleh absen 3 kali berturut-turut karena nanti lapaknya diambil orang," ujar Sinta.

Selama kurang lebih 4 bulan berjualan, Sinta sudah memiliki langganan. Sehari omzetnya 300-400 ribu. Namun sayangnya ada cobaan datang. Lapaknya digusur oleh preman setempat sehingga ia harus pindah ke lapak yang di belakang. Di sini dagangannya tak ada yang membeli sama sekali.

4. Belajar langsung ke Palembang

Dari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan JutaDari Jualan di Pinggir Jalan, Kini MpekMoy Punya Omzet Puluhan Juta Foto: detikFood/Andi Annisa. Instagram @mpekmoy

Sinta mau kualitas pempeknya semakin bagus, akhirnya ia belajar langsung ke Palembang. Dari sinilah pempeknya jadi makin mantap dan ia makin pede berjualan pempek.

MpekMoy mulai masuk ke food court mall. Pertama kali berjualan di Cimanggis Square, di sini pembelinya tak kalah sepi. Sinta bahkan harus merugi hingga Rp 15 juta padahal omzetnya saat itu belum besar.

Tapi ia tetap melanjutkan jualan dengan bantuan modal dari sang suami. Alhasil, pada tahun 2013-2014 pempeknya jadi ramai. "Awalnya saya bikin pakai ikan 1 kilo aja bisa seminggu habisnya. Setelah ramai, saya jadi bikin lagi bikin lagi," ujar Sinta.

5. Omzet hingga Rp 100 juta


Sukses di Cimanggis Square, Sinta mencoba melebarkan sayap bisnisnya. Ia masuk ke food court Pesona Square Depok. Di sinilah omzetnya melonjak tajam.

Sebelum pandemi corona, saat sepi saja ia bisa mengantongi Rp 70-80 juta per bulan. Saat ramai bisa mencapai Rp 100 jutaan. Namun sayang ketika pandemi corona omzetnya anjlok dan menyisakan Rp 15 jutaan perbulan.

Sinta memutar otak dengan cara membuat pempek frozen. Bukan tanpa alasan, ia memiliki 7 karyawan wanita yang setengahnya adalah orangtua tunggal.

Kini MpekMoy bukan hanya punya produk pempek tapi juga batagor, siomay dan tekwan. Semua produk sudah mendapat sertifikasi halal MUI.

Tergoda mencoba pempek atau produk lain dari MpekMoy? Kamu bisa langsung kunjungi instagramnya @mpekmoy.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Kuliner Unik di Bandung: Batagor Kuah Mi Kocok"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)

Hide Ads