Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan

Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan

Sonia Basoni - detikFood
Sabtu, 07 Nov 2020 07:00 WIB
Perjalanan Madu Manuka Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan
Foto: Dokumentasi JMHI
Jakarta -

Jadi produk madu unggulan di Indonesia, madu hutan apis dorsata melalui proses yang panjang sebelum bisa dikonsumsi. Mulai dipanen di hutan sampai dikirim ke kota.

Apis dorsata merupakan spesies lebah hutan atau lebah liar yang memproduksi madu unggulan. Madu hutan yang satu ini tak kalah kualitasnya dengan madu Manuka asal Selandia Baru.

Berbeda dengan madu dari lebah ternak, madu hutan memiliki banyak khasiat dan lebih natural. Tapi dibalik keunggulan madu ini, banyak proses panjang yang harus dilalui para petani madu hutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari menguasai medan hutan yang terjal sampai mengirim madu hingga berhari-hari.

Baca Juga: Madu Hutan Apis Dorsata, Madu Lebah Raksasa dari Indonesia

ADVERTISEMENT

1. Madu Hutan Apis Dorsata

Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja MakanPerjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan Foto: Dokumentasi JMHI

Lewat webinar Bijak Pangan Nusantara, organisasi Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) menjelaskan lebih dalam tentang madu hutan. Di Indonesia, madu hutan berasal dari lebah liar bernama Apis Dorsata.

Lebah yang satu ini banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara terutama di pedalaman hutan. Uniknya lebah ini memproduksi madu hutan yang alami, dengan cita rasa madu yang tidak terlalu manis dan unik.

JMHI sebagai wadah komunikasi petani madu hutan di Indonesia menjelaskan, bahwa sekarang mereka memiliki 11 asosiasi peternak madu hutan yang tersebar di 8 provinsi Indonesia. Mulai dari Jawa sampai Kalimantan Barat.

2. Proses Produksi Madu Hutan

Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja MakanPerjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan Foto: Dokumentasi JMHI

Menurut Hermanto selaku perwakilan dari JMHI, madu hutan dari Apis Dorsata ini memiliki perjalanan yang sangat panjang. Para petani madu harus masuk ke dalam hutan untuk menemukan sarang lebah Apis Dorsata.

Apis Dorsata biasanya membangun sarang madu di atas pohon tinggi yang mencapai puluhan meter. Dengan peralatan seadanya, para petani mulai proses panen dengan mengambil kepala sarang madu.

"Di JMHI, kami mengajak para petani madu hutan untuk melakukan panen lestari yang higienis. Jadi para petani biasanya hanya mengambil bagian kepala sarang madu, lalu mereka menyisakan 25% sarang madu agar anak-anak lebah tetap hidup di dalamnya," jelas Hermanto.

3. Pengiriman Madu Hutan

Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja MakanPerjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan Foto: Dokumentasi JMHI

Setelah madu hutan berhasil dipanen, para petani mulai melakukan proses paska panen yang sesuai dengan standar kesehatan. Mereka mengemas madu hutan ini dengan rapih untuk dikirim ke kota.

"Di Kalimantan Barat misalnya, setelah panen madu hutan. Madu-madu ini akan dikirim menggunakan kapal motor air melalui sungai menuju Pontianak, perjalanan ini memakan waktu selama tiga hari," jelas Hermanto.

Setelah sampai di Pontianak, kemudian madu-madu ini akan dikemas kembali. Lalu dikirim menggunakan truk ke Jakarta. Mereka menggunakan truk atau kontainer yang memiliki pengendali suhu, sehingga kualitas madu tetap terjaga hingga di Jakarta.

"Dari Pontianak ke Jakarta, butuh waktu sekitar tiga hari. Jadi dari tangan petani sampai ke Jakarta, madu ini memakan waktu sampai seminggu," lanjut Hermanto.


4. Pemasaran Madu Hutan

Madu Clover Honey, Nutrisi hingga Manfaat SehatnyaMadu Hutan: Getty Images/iStockphoto/amriphoto

Selain mendorong para petani madu hutan untuk berkembang, JMHI juga menjadi wadah pemasaran yang efektif. Untuk melestarikan madu hutan serta memasarkannya, mereka bekerja sama dengan berbagai pihak.

"Mulai dari jaringan niaga, kerjasama dengan perusahaan, promosi lewat pameran sampai toko online. Itu merupakan usaha kami untuk memasarkan madu hutan ke seluruh Indonesia," ungkap Hermanto.

Menurutnya tahun ini permintaan madu hutan terus meningkat. Apalagi semenjak pandemi Corona, di mana orang mencari madu hutan untuk meningkatkan imunitas tubuh.


5. Tantangan yang Dihadapi Petani Madu Hutan

Perjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja MakanPerjalanan Madu 'Manuka' Indonesia, dari Hutan ke Meja Makan Foto: Dokumentasi JMHI

Meski sudah tergabung dalam organisasi JMHI, tapi para petani madu hutan masih memiliki banyak tantangan dalam mengembangkan produk madu unggulan ini.

Salah satunya faktor yang disebabkan dari kebakaran lahan dan hutan. Lebah Apis Dorsata sangat rentan dengan asap, karenanya banyak lebah yang pergi dari sarang mereka.

Selain itu tingkat kecelakaan saat panen juga masih tinggi. Karena kebanyakan petani mengambil sarang madu menggunakan peralatan seadanya, tanpa alat pengaman ketika memanjat pohon yang tinggi.

Tapi JMHI tak patah semangat. Mereka yakin bahwa produk madu hutan ini bisa menjadi potensi yang baik untuk mendukung petani madu hutan, sekaligus melestarikan hutan di Indonesia.

Bahkan beberapa tempat panen madu hutan seperti di Ujung Kulon dan Sumbawa, sudah membuka paket wisata panen madu hutan.

"Madu hutan bisa menjadi ekowisata yang menarik. Beberapa wilayah bahkan memasukkan panen madu hutan ini ke dalam paket wisata. Di mana wisatawan bisa belajar memanen madu secara langsung dan mengkonsumsinya," pungkas Hermanto.

Baca Juga: Mudah Ditiru, Budidaya Madu Klanceng yang Manis dan Kaya Khasiat

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)

Hide Ads