Hampir tiap daerah di Indonesia punya racikan soto khas. Di Pacitan ada saoto yang gurih segar berisi ayam kampung dan taburan kacang tanah goreng.
Salah satu tempat makan yang menyediakan saoto khas Pacitan adalah 'Warung Mantep'. Lokasinya di Dusun Weru, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung atau persis di sisi Jalan Lintas Selatan (JLS). Buka pada pukul 08.00 WIB hingga sore hari, warung ini tak pernah sepi pembeli.
"Dulu nenek saya kan juga jualan soto. Jadi ini meneruskan begitu lho," ujar Suprihatin, pemilik warung kepada detikcom, Sabtu (24/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakuinya, sejak meneruskan usaha pada tahun 2013 dirinya terus menjaga konsistensi. Satu diantaranya dengan mempertahankan resep. Tidak itu saja, warung yang dikelolanya hanya menggunakan daging ayam kampung. Kesetiaan pada mutu itu yang membuat pelanggannya tak pindah ke lain hati.
![]() |
Keistimewaan lain dari Saoto Pacitan adalah kuahnya yang tidak memiliki karakter warna. Larutan bumbu yang bercampur air mendidih itu baru berubah kecokelatan setelah ditambahkan kecap. Kecap yang digunakan pun bukan pabrikan, melainkan buatan industri rumah tangga.
"Kecapnya yang beda," papar perempuan berkacamata itu.
Saoto Pacitan juga memiliki ciri khas lain yaitu pada taburannya. Saoto diberi taoge dan rajangan daun seledri yang membuat rasanya segar. Belum lagi butiran kacang tanah goreng yang menambah cita rasa gurih.
Di balik rasanya yang mantul, harga Saoto Pacitan ternyata relatif terjangkau. Tiap porsinya hanya dijual Rp 12 ribu. Itu pun sudah cukup mengenyangkan. Tentu saja pembeli masih bisa menambah lauk lain. Semisal sayap, ceker, sate telur puyuh, atau telur asin.
![]() |
Di atas meja tempat yang diapit kursi juga tersedia aneka cemilan. Seperti kerupuk, kacang bawang, dan tape ketan. Untuk minuman juga tersedia teh hangat, es teh, lemon tea, jeruk hangat, es jeruk, serta aneka jus.
"Saya sudah lama langganan di sini. Paling nggak seminggu sekali pasti makan di sini. Kadang pas berangkat atau pulang kerja mampir," ucap Renggy, warga Kecamatan Pacitan yang kerap melintas JLS untuk bekerja.
(adr/adr)