Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan

Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikFood
Senin, 05 Okt 2020 09:00 WIB
Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan
Foto: Purwo Sumodiharjo/dok. detikcom
Pacitan -

Di Pacitan ada jenis tempe unik yang layak dicicipi. Namanya tempe pondasi dengan bahan utama koro benguk. Tekstur kenyalnya bikin banyak orang ketagihan!

Meski bernama pondasi, tempe ini tidak dibuat dari bahan-bahan bangunan. Layaknya tempe pada umumnya, tempe pondasi diolah diolah dengan memanfaatkan jamur. Hanya saja bahan baku yang digunakan berdeda dengan tempe biasa.

Jika lazimnya tempe dibuat dari kedelai, tempe pondasi berbahan dasar koro benguk. Wajar saja setelah jadi, tempe bentuknya mirip pondasi bangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas PacitanTempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan Foto: Purwo Sumodiharjo/dok. detikcom

Dikutip dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Ubi (Balitkabi), polong koro benguk dilapisi bulu halus yang tipis. Dalam setiap polong terdapat 4β€’6 biji. Warna biji terdiri dari putih, hitam, dan belang.

Koro benguk dinilai bisa menjadi alternatif kedelai, termasuk dalam pembuatan tempe. Soal nutrisi, koro benguk tinggi protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, hingga asam amino.

ADVERTISEMENT

Tapi mengolah koro benguk tidak bisa sembarangan. Sebab tumbuhan ini memiliki senyawa toksik yang bisa membahayakan. Untuk menghilangkannya, koro benguk harus diolah lebih lanjut. Misalnya direndam, direbus, dikukus, atau difermentasi.

Baca Juga: Makan Tempe Mentah Lebih Menyehatkan, Apa Benar?

"Nama aslinya tempe benguk. Tapi lebih dikenal dengan tempe pondasi," ujar Maya Maharani (20) pecinta kuliner kepada detikcom, Sabtu (3/10/2020).

Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas PacitanTempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan Foto: Purwo Sumodiharjo/dok. detikcom

Jenis makanan itu cukup mudah didapatkan di kota 1001 Gua ini. Tempe pondasi umumnya dijual mentah alias belum digoreng. Tempe ini bisa dibeli di pasar-pasar tradisional.

Tapi ada juga tempe pondasi yang siap konsumsi, biasanya dijajakan di warung-warung. Seperti di lingkar alun-alun maupun di obyek-obyek wisata.

Penelusuran detikcom di Pasar Minulyo, ada satu pedagang yang khusus menjual tempe pondasi. Perempuan itu bernama Misiyem (75).

"Sudah 20 tahun lebih (bikin tempe pondasi)," kata Nenek Misiyem mengawali cerita.

Keseluruhan proses membuat tempe pondasi memakan waktu lima hari. Pertama-tama, koro benguk direbus selama dua jam. Selanjutnya diinjak-injak hingga kulit arinya mengelupas.

Selanjutnya koro benguk yang sudah bersih kembali direndam air selama dua hari. Ini bertujuan melunturkan rasa pahit sekaligus menghilangkan senyawa beracun dari tanaman jenis polong-polongan tersebut.

Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas PacitanTempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan Foto: Purwo Sumodiharjo/dok. detikcom

"Kalau ndak direndam lagi nanti jadinya tempe kadang pahit," imbuh Misiyem yang tinggal di Desa Tambakrejo.

Ternyata masih ada langkah lain yang harus dilakukan. Usai direndam, koro benguk harus direbus lagi. Setelah kenyal barulah diangkat dan ditiriskan.

Setelah kering bahan baku tempe pondasi itu lalu dicampur dengan ragi. Langkah terakhir adalah membungkusnya.

Bungkus bagian dalam berupa daun pisang. Adapun bagian luarnya bisa pakai daun jati atau kertas. "Selanjutnya tinggal menunggu tempe jadi, sekitar dua hari," terangnya.

Baca Juga: Tempe Semangit yang Bikin Masakan Jawa Unik Sedapnya

Tempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas PacitanTempe Pondasi, Tempe Kenyal Padat dari Koro Benguk Khas Pacitan Foto: Purwo Sumodiharjo/dok. detikcom

Misiyem mengaku sudah memiliki pelanggan tetap. Sebagian besar adalah pengelola warung yang menjajakan camilan khas tersebut.

Hanya saja, sejak Corona mewabah jumlah pembelinya tak sebanyak dulu. Hal itu karena sebagian warung memilih tutup. Pelanggannya yang masih setia adalah ibu rumah tangga.

"Dulu sekali bikin bisa menghabiskan 10 kilogram bahan. Lha sekarang paling 6 kilogram saja," ucap Nenek Misiyem.

Nah, buat yang masih penasaran boleh dicoba. Tempe pondasi bisa dijadikan lauk. Bisa juga untuk camilan bersama secangkir teh atau kopi. Yang suka pedas, jangan lupa menambahkan cabai segar.




(adr/adr)

Hide Ads