Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ada bakso unik. Namanya bakso jomblo, pelakor hingga janda ngamuk yang bikin banyak orang penasaran. Lalu seperti apa bakso itu?
Bakso-bakso itu dijual di Bakso Semar Mesem Kudus. Warung bakso milik Hilya Ahyani (36) warga Desa Peganjaran Kecamatan Bae Kudus terletak di jalan Raya - Besito turut Desa Peganjaran.
Warung yang baru buka sekitar empat bulan itu pun tampak sederhana. Buka setiap hari, mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hilya mengatakan, bakso buatannya terbilang unik. Karena ia mengusung konsep bakso sehat. Sebab, kata dia bakso buatannya tanpa penyedap, tanpa pengawet, dan tanpa pengenyal.
"Awalanya untuk motivasi kita adalah pelopor bakso sehat. Karena bakso kita adalah tanpa penyedap, tanpa pengawet, tanpa pengenyal. Dengan sapi daging murni lokal berkualitas tinggi," ungkap Hilya kepada detikcom saat ditemui di warungnya, Jumat (18/9/2020) sore.
"Sehingga buat anak - anak, ibu hamil aman. Kita mejadi ikon bakso sehat dengan ikon semar mesem agar setiap datang ke sini teringat dan mesem - mesem," sambung dia.
![]() |
Menurut Hilya, nama menu bakso yang dibuat beraneka ragam dan terbilang nyeleneh. Menu bakso yang dibuat ada nama bakso pelakor, bakso jomblo, hingga bakso janda ngamuk.
"Dari nama menu unik ini pun ada maksudnya. Seperti bakso jomblo, kita memotivasi yang merasa jomblo untuk bisa mencari pasangan. Jangan mencari pasangan iseng - iseng kita lebih motivasi untuk dihalalkan. Bakso jomblo ini berupa bakso kecil dan sedang, dilengkapi sayuran, mi kuning, hingga taburan buah segar dengan kuah original," terang dia.
Kemudian, ada nama bakso pelakor. Kata dia bakso pelakor ini cukup pedas. Karena rasa pedasnya mengingatkan seorang pelakor pada dunia nyata.
"Kemudian bakso pelakor itu pedesnya dari bakso yang beranak. Dalam baksonya ada kuah juga cabai setan asli. Pedasnya mengingatkan pedasnya palakor. Kemudian, pedesnya pedes banget," jelas Hilya.
![]() |
"Lalu ada bakso jarang goyang, baksonya yang kuahnya asem manis. Dan yang paling di cari pelakor, pengen merasakan sensasi. Apalagi kuah kita kan khas rempah - rempah," sambung dia.
Sementara untuk bakso janda ngamuk ini terdiri dari dua bakso sedang dan bakso kecil yang dilengkapi dengan sayuran, toge, mi kuning, bihun dan taburan buah segar dengan kuah pedas.
![]() |
Hilya mengatakan harga bakso di warung miliknya terbilang murah. Setiap satu porsi dipatok harga mulai Rp 5 ribu sampai dengan Rp 25 ribu. Tergantung menu pilihannya.
"Per hari habis 60 porsi itu dengan harga Rp 20 ribu. Insya Allah pengen buka tempat lain, mudah - mudahan ramai," ujar dia.
Tidak hanya namanya yang unik, ternyata Hilya juga peduli dengan sesama. Dia tidak segan-segan memberikan bakso gratis untuk yang membutuhkan. Seperti anak yatim piatu, disabilitas, anak kembar, hingga guru honorer.
"Kita ingin nambah seduluran, kita tidak hanya mencari untung tetapi juga ingin memberikan, seperti untuk anak yatim disabilitas, anak kembar, guru honorer, seneng saja. Alhamdulillah semakin ramai," ujar Hilya.
![]() |
Dia pun akan mengembangkan usaha jualan bakso tersebut. Apalagi sebelum berjualan bakso usaha konveksi miliknya terdampak pandemi virus Corona. Sehingga akhirnya beralih untuk berjualan bakso.
"Sebelumnya konveksi, karena pandemi kita mencoba di kuliner," tandas Hilya.
(adr/adr)