4. Anggapan rawon warteg salah nama
![]() |
Arie Parikesit juga menyatakan kalau istilah rawon warteg muncul karena salah penamaan. Ia memberikan pendapatnya sambil me-retweet unggahan Masak TV soal penjelasan asal-usul rawon warteg.
"Ini misnomer, jadi memang salah penamaaan, yg penting masyarakat NKRI tau, ini salah penamaaan, sampai kapan pun. By definition, dan juga tertuang di KBBI, rawon adl "MAKANAN DENGAN BUMBU UTAMA KLUWEK" Jadi ga ada rawon Tegal, rawon Minang, rawon Ambon, rawon Burkina Faso dsb," tulisnya.
Keluak sendiri merupakan bumbu masak yang memberikan warna hitam alami pada masakan. Mulai dari rawon, sup konro, gabus pucung, sampai sayur brongkos. Bentuknya berupa biji dengan cangkang yang keras.
Baca Juga: Keluak, Bumbu Masak yang Hasilkan Warna Hitam Alami
5. Tanggapan netizen soal rawon warteg
![]() |
Perbincangan soal rawon warteg yang berkuah kuning ini tentu saja mengundang tanggapan banyak netizen. Salah satunya @almaujudy yang mengatakan, "Kalau kalian masih menyebut rawon tanpa kluwek di warteg-warteg Jakarta sebagai rawon, kita ga perlu temenan dulu..."
Kicauannya ini mendapat lebih dari 200 retweet dan 300 likes. Ada juga @achor_mardliyan yang berkomentar, "Saya juga awalnya merasa aneh, rawon kok gini, tapi ternyata istilah tsb udah umum digunakan di warteg2 jabodetabek, padahal lebih tepat klo disebut gule, jadi ya mau gimana...."
detikFood coba menyambangi salah satu warteg di Tendean, Jakarta Selatan pagi ini (9/9). Saat kami menanyakan rawon, penjualnya langsung menunjuk sajian berkuah kuning kental. Menurut keterangannya, rawon yang disajikan memang selalu seperti itu. "Kuahnya gulai, pakai santan. Isiannya cancang (daging, tetelan, dan jeroan sapi," kata si penjual. Untuk harganya, Rp 7 ribu per porsi.
Simak Video "Bikin Laper: Santapan Serba Rawon hingga Empal Gentong"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)