Dipecat Karena Bertato, Chef Ini Dapat Ganti Rugi Rp 805 Juta

Dipecat Karena Bertato, Chef Ini Dapat Ganti Rugi Rp 805 Juta

Odilia WS - detikFood
Senin, 07 Sep 2020 09:00 WIB
Chef dipecat karena bertato.
Foto: iStock
Jakarta -

Asisten chef dipecat dari restoran tempatnya bekerja karena bertato. Perkara ini berlanjut di pengadilan dan ia berhasil dapat ganti rugi Rp 805 juta.

Tato menjadi tren menghiasi kulit tubuh yang disukai banyak orang, termasuk chef. Banyak chef di dunia, termasuk di Indonesia yang menghiasi badan, lengan, tangan hingga buku-buku jari dengan tato. Ada yang merasa biasa, ada juga yang merasa risih. Khawatir tinta tato ikut larut dalam bahan makanan yang ditanganinya.

Hal ini terjadi pada pada seorang chef berusia 20 tahun yang bekerja sebagai asisten chef di restoran Kyubey di Hotel New Otani,Chiyoda Ward, Tokyo. Dikutip dari Yahoo Japan (3/9) seorang teman prianya melaporkan pada manager Kyubey tentang tato yang dimiliki sang chef.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua hari kemudian manager tersebut memecat asisten chef tanpa mengecek lebih dahulu apakah ia memiliki tato atau tidak. Akhir bulan ia diminta meninggalkan asrama di Suginami. Ada anggapan tato tidak cocok untuk pelanggan mereka yang berasal dari kalangan atas.

Chef dipecat karena bertato.Chef dipecat karena bertato. Foto: Dok. newotani.co.jp

Pada bulan Agustus, setelah pemecatannya, berlangsung pembicaraan melalui pengacara. Asisten chef itu diberi informasi bahwa selama ia memiliki tato, ia hanya akan bisa bekerja di bagian persiapan makanan di restoran. Padahal selama ini ia bekerja langsung berhadapan dengan konsumen.

ADVERTISEMENT

Asisten chef membawa kasus ini ke pengadilan. Akhirnya pengadilan Distrik Tokyo memutuskan pada 1 September bahwa pemecatan itu melanggar hukum. Restoran Kyubey diperintahkan untuk membayar 5.8 juta yen atau Rp 805.5 juta kepada chef. Sebagai ganti rugi kehilangan pekerjaan termasuk pengusiran dari asrama.

Karena aturan kerja tidak melarang tato dan pemecatan yang berdasarkan info tidak jelas mengenai tato yang dimiliki karyawan merupakan pelanggaran hukum.

Pihak Kyubey mengatakan akan memperbaiki situasi setelah pelanggaran hukum tersebut. Mereka menyayangkan bahwa perkara tato ini harus melibatkan pengadilan ketenagakerjaan Tokyo. Mereka akan membayarkan ganti rugi sesuai instruksi pengadilan setelah menerima perincian biayanya.

Chef dipecat karena bertato.Chef dipecat karena bertato. Foto: Dok. newotani.co.jp

Sementara chef melalui pengacara menolak memberikan konfirmasi apakah ia memiliki tato atau tidak. Kejadian ini menjadi preseden untuk perselisihan yang menyangkut majikan tak suka tato. Selain itu juga ada masalah tato di permandian air panas atau onsen di Jepang. Perlu ditinjau lagi larangan orang bertato di onsen.

Restoran Kyubey atau Ginza Kyubye yang berlokasi di New Otani Tokyo Garden ini dikenal akan sajian sushi bergaya Edo. Diracik dengan seafood premium dan disajikan oleh sushi chef berpengalaman, dengan tarif Rp 500.000 - Rp 1 juta per orang. Terkenal dengan set menu Kyubye yang berharga Rp 2 juta per set menu.




(odi/odi)

Hide Ads