Jastip makanan merupakan ladang bisnis menguntungkan jika ditekuni serius. Empat pengusaha jastip ini bisa raih omzet Rp 6 juta sampai Rp 90 juta setiap bulan. Seperti apa cerita mereka?
Menjalani bisnis jasa titip (jastip) makanan kini dilakoni banyak orang. Mereka menawarkan jasa mengirimi makanan dari satu kota ke kota lain yang merupakan lokasi pemesan. Jangkauannya tak hanya dalam pulau yang sama, tapi juga luar pulau seperti Bali.
Sekilas bisnis ini tampak sepele karena tinggal mengirim makanan, namun pengemasan dan pendistribusian makanan sangat diperhatikan pengusaha jastip untuk menjaga kualitas. Menyoal tren bisnis ini, banyak pengusaha jastip makanan baru muncul beberapa bulan belakangan, dipicu pandemi Corona yang membuat keinginan jajan setiap orang meningkat.
Meski umurnya masih baru, pengusaha jastip makanan ini memiliki omzet fantastis. Rata-rata mereka membuka pre order (PO) seminggu sekali untuk menawarkan makanan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, dan Bali. Lantas seperti apa volume pengiriman dan omzet bisnis jastip mereka?
detikFood mewawancarai empat pengusaha jastip untuk mengetahuinya:
1. Victoire Collection - Bali
![]() |
Nancy dari Victoire Collection mengaku bisa mendapat pesanan sampai 1.000 porsi makanan Bali untuk tiap PO yang dibuka per minggu. Menu favorit di tempatnya adalah babi guling. Ia mengirimnya via kargo pesawat atau truk freezer dengan estimasi waktu pengantaran satu sampai dua hari.
Semua menu tersebut dikirim dalam keadaan beku untuk menjamin kesegarannya. Soal omzet, Nancy tak menyebutnya gamblang. Tapi yang pasti mencapai puluhan juta rupiah dalam sekali buka PO.
2. Suamik Istri Jastip - Bogor
![]() |
Melayani jastip makanan dari Jakarta ke Bogor, Farah di balik akun suamikistrijastip mengaku selalu dapat pesanan. Rata-rata ia membuka jastip seminggu sekali. Dalam tiap minggu, volume pesanan berbeda. Rata-rata datang dari 35-60 orang. Tapi kalau lagi ramai bisa mencapai 80 orang.
"Satu orang bisa pesen beberapa makanan sekaligus. Aku kan kalau buka bisa sampai 10 menu, biar ngga sayang aja dan temen2 jajannya banyak pilihan. Jadi 10-15 menu dibukanya. Satu orang bisa pesan 3-5 menu sekaligus. Kadang ada yang coba semua menu sekaligus," kata Farah.
Tak heran omzet di tempatnya bisa mencapai Rp 1,5 sampai 2 juta per minggu atau sekitar Rp 6 sampai 8 juta per bulan. "Yang tadinya mikir buat bisa jajan aja deh, yang penting bensin aman. Eh ternyata alhamdulillah sih (lebih dari itu). Sekalian jalan," katanya.
Baca Juga: Sekarang Bisa Titip Jajanan Hits dari Jakarta ke Bogor dengan Mudah
3. Jastip Euyy - Bandung
![]() |
Felisha dan Alvita baru menekuni bisnis jastip makanan dari Jakarta ke Bandung dan sebaliknya ketika pandemi Corona mulai meluas. Dua mahasiswa ini coba produktif karena sedang tak ada perkuliahan.
Siapa sangka usaha yang dimulai karena 'gabut' ini mendatangkan hasil menjanjikan. Mereka bisa mendapat omzet Rp 3 sampai 4 juta per minggu atau sekitar Rp 12 sampai 16 juta per bulan. "Sekali kirim, makanan itu bisa 20 kg kalau lagi banyak banget. Cuman kalau nggak banyak, 10 kg," tutur Felisha.
4. Cirebon Ngemil - Cirebon
![]() |
Lantas bagaimana dengan bisnis jastip makanan dari Cirebon ke Jakarta? Sonia Kasella di balik Cirebon Ngemil mengungkap omzetnya per sekali PO. "Sekitar Rp 30 jutaan, kalau sebulan 2-3 kali berarti tinggal dikali aja," tuturnya.
Ia membuka PO biasanya sekitar satu minggu, setelah itu tutup dan dirinya berbelanja. "Dalam sekali kirim, bisa sampai 200 item sekali PO," jelas Sonia. Ia memanfaatkan jasa travel atau menggunakan mobil pribadi untuk mengirim makanan dari Cirebon ke Jakarta.
Baca Juga: Empal Gentong hingga Ketan Gurih Cirebon Juga Bisa Dipesan via Jastip
Simak Video "Bikin Laper: Aneka Menu Western untuk Buka Puasa"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)