Guru SD Ini Nyambi Jualan Susu Cokelat untuk Penuhi Kebutuhan Hidup

Yenny Mustika Sari - detikFood

Rabu, 19 Agu 2020 14:30 WIB

Guru Nyambi Jualan Susu Milo — Foto: Twitter @sassylemonlima

Jakarta -

Tak semua guru mendapatkan gaji yang layak dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti guru di Malaysia ini yang berakhir nyambi jualan susu cokelat.

Guru merupakan profesi yang mulia bahkan dikenal sebagai 'Pahlawan Tanpa Tanda Saja'. Setiap hari mereka mengajarkan murid-murid banyak hal. Tak hanya soal akademis tapi juga mengenai kehidupan.

Seorang guru ada yang memiliki gaji besar, namun banyak juga yang dibayar tak layak. Untuk memenuhi kebutuhan hidup saja mereka masih kekurangan. Jika di Indonesia, guru yang dibayarnya tak layak biasanya masih berstatus honorer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Nyambi Jualan Susu Milo Foto: Twitter @sassylemonlima

Dilansir dari World of Buzz (16/8), seorang guru di Malaysia terlihat menyambi berjualan susu cokelat setiap sore. Kisah ini dibagikan oleh anaknya ke Twitter dan unggahan itupun viral.

Akun Twitter @sassylemonlima menceritakan apa yang dilalui ibunya sendiri yaitu Shafinaz (53). Ia adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar yang ada di Malaysia.

Guru Nyambi Jualan Susu Milo Foto: Twitter @sassylemonlima

Anaknya yang bernama Aminah mengatakan kalau ibunya menyambi berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena gajinya sebagai seorang guru dirasa tak cukup.

Shafinaz juga merupakan orang tua tunggal yang mau tak mau harus menjalankan tugasnya sekaligus sebagai ayah. Dimana ia harus menafkahi keluarganya meski harus banting tulang.

Shafinaz bekerja sebagai seorang guru pada pagi hari. Lalu saat sore harinya ia membuka kedai kecil minuman di kawasan sekolah. Karena target pembelinya diperuntukkan untuk murid-murid sekolah.

Guru Nyambi Jualan Susu Milo Foto: Twitter @sassylemonlima

Di sana ia menjual susu cokelat merek Milo. Susu Milo disajikan bersama es jadi minuman menyegarkan.

Usahanya menjual susu cokelat ini berjalan baik selama 3 tahun. Namun kini ia tak bisa berjualan karena pandemi COVID-19. Pasalnya sekolah-sekolah masih tutup demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang juga merebak di Malaysia.