Nasi tumpeng lebih dari sekedar makanan. Nasi berbentuk kerucut yang kerap hadir saat Hari Kemerdekaan ini punya filosofi dan makna istimewa.
Nasi tumpeng jadi hidangan yang kerap hadir saat perayaan hari besar masyarakat Jawa. Termasuk saat momen Hari Kemerdekaan yang kerap menghadirkan nasi tumpeng sebagai makanan perlambang ungkapan syukur.
Saking istimewanya, nasi tumpeng juga sering jadi ajang lomba kala memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Disajikan dengan megah, nasi tumpeng biasa hadir dalam ukuran jumbo karena dimaksudkan agar bisa dikonsumsi bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada filosofi dan simbol pada bentuk nasi tumpeng, aneka lauk pelengkap hingga cara makannya. Semua mengandung makna kehidupan. Berikut fakta menarik seputar nasi tumpeng, hidangan ikonik saat Hari Kemerdekaan Indonesia.
Baca juga : Cara Membuat Nasi Tumpeng 17 Agustus Plus Lauk-pauknya
1. Sejarah nasi tumpeng
![]() |
Nasi tumpeng tak bisa dipisahkan dari tradisi masyarakat Jawa, Madura hingga Bali. Olahan nasi berbentuk kerucut ini bahkan dikategorikan sebagai makanan purba karena sudah ada berabad-abad lalu.
Nasi tumpeng bahkan dipercaya telah dibuat sebelum masuknya agama Islam di pulau Jawa. Tapi kini nasi tumpeng justru banyak hadir saat perayaan hari besar agama Islam seperti maulid nabi dan tahun baru Islam.
Terlepas dari unsur agama, nasi tumpeng menjadi bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Bagi masyarakat Jawa, kenduri digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah yang sudah diberikan.