Mampir ke Kudus wajib mencicipi makanan khas opor ayam panggang. Apalagi, nasi opor ayam panggang ini konon favorit Syeh Ja'far Sodhiq atau Sunan Kudus.
"Nasi opor dengan ayam bakar (panggang) itu merupakan menu kesenangan Sunan Kudus," kata Staf Dokumentasi dan Sejarah YM3SK, Denny Nur Hakim kepada wartawan saat ditemui selepas acara jamas pusaka peninggalan Sunan Kudus di kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Kamis (6/8/2020).
Denny mengatakan menu nasi opor dengan ayam panggang ini biasanya disajikan saat selesai prosesi jamas pusaka peninggalan Sunan Kudus. Menu makanan nasi opor ayam bakar itu disajikan dengan ditemani jajan tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Setelah acara (jamas pusaka peninggalan Sunan Kudus) selesai kemudian dihidangkan nasi opor dengan ayam bakar dan ada jajanan pasar atau jajanan tradisional," kata Denny.
Sementara itu untuk mendapatkan nasi opor ayam panggang tidak sulit di Kota Kretek. Seperti salah satu warung opor ayam panggang yang terletak di Jalan Nitisemito nomor 9 Desa Ploso Kecamatan Jati, Kudus. Di warung milik Suroso (61) itu pengunjung bisa menikmati kelezatan dari nasi opor ayam panggang.
"Pembuatan opor ini seperti opor khas Kudus kulon. Jadi dulunya itu ceritanya Kangjeng Sunan Kudus dulunya kalau ada manaqiban menu makanan yang disajikan adalah opor panggang ini. Menu itu termasuk kesukaan Sunan Kudus," ujar Suroso yang sudah menekuni jual nasi opor ayam panggang sejak tahun 1967.
![]() |
Menurut Suroso ada perbedaan opor ayam panggang buatannya dengan opor yang lain. Menu opor ayam panggang buatannya tidak direbus, melainkan langsung dipanggang.
"Kalau cara kerjanya kan itu kan tidak seperti yang lain, kalau opor pada umumnya kan opor direbus ditambah santen terus jadi opor. Kalau sini berbeda, kan metodenya lain. Metodenya pakai ayam, lalu dipotong dibersihkan. Selanjutnya, dalamnya daging ayam dimasukkan bumbu sama santan ke dalam perut ayam, kemudian diikat. Selanjutnya dimasak tidak di rebus. Didalamnya ada santan dan bumbu," ujarnya.
Tidak hanya itu, cara memanggangnya pun menurutnya berbeda dengan nasi opor panggang yang lain. Jika yang lain saat memanggang membutuhkan kipas angin. Opor ayam buatannya tidak perlu bantuan kipas angin. Cukup dengan membiarkan begitu saja, daging ayam di atas tumpukan arang.
"Cara panggangnya lain, panggang pakai arang. Arangnya dibiarkan langsung dikasih daging ayam di atasnya. Tapi tidak usah dikipasi. Kalau di kipasi dipaksa untuk gosong. Kalau di sini, lemaknya sudah keluar, ayam baru bisa gosong. Jadi tidak dikipasi agar daging ayam itu gosong," ungkapnya.
![]() |
Saat disajikan pun berbeda. Nasi dengan opor dan ayam panggang berasal daun pisang. Sendok yang digunakan juga dari daun pisang atau suru. Hal tersebut menambah kelezatan dari ayam panggang buatannya.
Setiap satu porsi nasi opor ayam panggang dipatok dengan harga Rp 16 ribu. Setiap hari dia mengaku mampu menghabiskan 200 porsi nasi opor ayam panggang. Dengan jumlah ayam dalam sehari bisa mencapai 10 ekor.
"Kalau langganan sudah banyak, dari Jakarta, Bandung sudah banyak, bahkan ada yang luar negeri. Kalau ke Kudus pasti mampir ke sini," tandas Suroso pemilik warung opor ayam sunggingan.
![]() |
Sementara itu salah satu pembeli Hamdani mengaku penasaran dengan nasi opor ayam panggang itu. Apalagi, makanan tersebut konon dipercaya merupakan menu makanan kesukaan Kangjeng Sunan Kudus. Setelah mencicipi, menurutnya rasanya enak, lezat, ditambah lagi nasi opor disajikan di atas daun pisang.
"Penasaran pengen coba nasi opor panggang. Karena ada keunikannya, dipercaya makanan kesukaan Sunan Kudus. Ini tadi rasanya enak, lezat, aromanya juga enak. Nasinya opor disajikan di atas daun pisang dan sendoknya gunakan pisang," kata Hamdani.
(adr/odi)