Konnyaku merupakan salah satu umbi-umbian yang punya kalori nol. Agar rasanya semakin enak, petani ini putar musik klasik untuk tanaman konnyaku yang ditanamnya.
Konnyaku atau konjac merupakan tanaman umbi-umbian yang tumbuh di daerah subtropis. Tanaman ini paling banyak dibudidayakan di Jepang karena kandungan kalori yang nol dan rasanya yang enak.
Baca Juga: Alunan Musik Bisa Membuat Makanan dan Minuman Jadi Makin Enak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konnyaku ini bisa diubah menjadi beras, mie, jelly, kwetiaw hingga makanan sehat lainnya yang cukup populer. Untuk itu seorang petani bernama Kunihiko Ishii dari Showa-Mura, Jepang punya cara yang unik saat menanam konnyaku.
![]() |
Dilansir dari Great Big Story (25/07), tanaman umbi yang satu ini sering disebut dengan nama konnyaku potato karena tampilannya mirip umbi kentang.
"Saya bekerja menanam dan merawat konnyaku. Tampilan konnyaku mungkin tidak mengunggah selera, tapi ini merupakan makanan yang digemari semua orang Jepang. Untuk rasanya sendiri, konnyaku tidak memiliki rasa manis atau pahit. Singkatnya makanan ini tidak memiliki rasa," jelas Ishii.
Meski terlihat mudah, tapi ternyata penyimpanan akar konnyaku sebelum ditanam perlu perawatan yang ketat. Akar konnyaku yang sudah dipilih akan disusun dan disimpan di dalam gudang besar selama musim dingin.
![]() |
"Konnyaku disimpan cukup lama di dalam gudang yang sepi, jadi saya ingin membuat mereka lebih santai. Saya memainkan alunan musik klasik untuk mereka," jelas Ishii.
Ia menjelaskan alunan musik ini dipakai untuk membuat konnyaku rasanya lebih enak. Sekilas memang terlihat tidak ada perbedaan antara konnyaku yang mendengarkan musik, serta yang tidak.
Tapi Ishii mengungkapkan bahwa konnyaku merupakan tanaman hidup.
![]() |
"Jadi saya sengaja memutarkan alunan musik sebagai perhatian saya kepada mereka, sehingga mereka merasa lebih tenang," lanjutnya.
Setelah konnyaku disimpan selama musim dingin diiringi dengan alunan musik klasik. Ishii akan menanamnya saat musim semi hingga musim gugur tiba. Setelah itu konnyaku ini akan kembali diangkat dan disimpan ke dalam gudang.
Butuh waktu sekitar 2-3 tahun untuk pertumbuhan konnyaku sebelum tumbuhan ini siap dipanen. Konsumsinya juga tidak bisa sembarangan dan harus melalui proses pemasakan lebih dulu.
"Jadi konnyaku yang sudah dipanen akan dikupas dan dibersihkan kemudian dipotong-potong. Setelah itu diblender hingga halus, kemudian dibuat seperti bola-bola lalu direbus. Baru setelah itu konnyaku siap diolah menjadi makanan," tutur Ishii.
Ia menuturkan bahwa memakan konnyaku langsung dalam keadaan mentah cukup berbahaya. Selain rasanya yang asam dan tidak enak, konnyaku mentah bisa memberikan efek terbakar pada lidah yang menyakitkan.
![]() |
Di Jepang sendiri, konnyaku sudah menjadi budaya kuliner di sana. Orang-orang memasak konnyaku sebagai hidangan pelengkap atau topping makanan. Ada juga yang memasak konnyaku sebagi gorengan yang gurih dan renyah.
Ishii berharap agar ia bisa terus mengenalkan konnyaku sebagai hidangan yang enak ke banyak orang.
"Saya akan terus bekerja keras untuk membuat konnyaku yang menarik pembeli. Saya ingin semua orang merasakan hidangan tradisional ini," pungkasnya.
Selain konnyaku ada juga keju diputarkan musik hip hop selama 8 bulan. Hasilnya keju dengan iringan musik hip hop ini punya rasa lebih enak dibandingkan keju lainnya.
Baca Juga: Diiringi Musik Hip Hop Ternyata Rasa Keju Jadi Lebih Enak
(sob/odi)