Daging marmot cukup populer dikonsumsi di Mongolia. Namun kini konsumsi dan perburuan marmot dilarang karena dikaitkan dengan wabah pes di sana.
Setelah sebelumnya kelelawar disebut jadi penyebar virus corona, kini hewan pengerat marmot di Mongolia dituduh menjadi penyebab munculnya wabah pes di sana. Bukan tanpa alasan mengapa marmot disebut menjadi biang dari wabah pes ini.
Sebelumnya media Xinhua melaporkan adanya dua pasien yang mengalami gejala penyakit pes. Kedua pasien ini berasal dari Khovd, Mongolia. Setelah ditelusuri lebih lanjut kedua kakak beradik ini ternyata sempat memakan daging marmot. Dari sana lah larangan konsumsi daging marmot dikeluarkan pemerintah China.
Dilansir dari Times Now News (07/07), berikut beberapa fakta menarik seputar daging marmot.
Baca Juga: Selain Kucing Hitam, Empedu Beruang Juga Jadi Obat Populer Virus Corona
1. Mengenal Hewan Marmot
![]() |
Marmot merupakan hewan pengerat yang masuk ke dalam kelompok bajing. Biasanya marmot dapat ditemukan di sekitar pegunungan atau dataran tinggi. Terhitung ada lebih dari 15 jenis marmot yang tinggal di Asia, Eropa dan Amerika Utara.
Nama marmot sendiri memiliki arti tikus gunung karena tempat tinggal mereka. Marmot paling suka menyantap tumbuhan seperti rumput, buah beri, lumut daun, akar-akaran hingga bunga.
Di Mongolia sendiri, marmot merupakan santapan enak yang mirip seperti ayam atau daging sapi. Meskipun marmot dikenal sebagai hewan yang bisa membawa bakteri berbahaya. Selain itu memburu marmot merupakan tindakan ilegal di beberapa negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Hidangan Tradisional di Mongolia
![]() |
Mongolia terkenal dengan kuliner unik yang tak biasa. Mulai dari jus mata kambing, susu kuda, hingga kepala kambing utuh. Selain itu marmot jenis Tarbagan yang banyak ditemukan di sana, dianggap sebagai makanan enak.
Selama berabad-abad hidangan daging marmot sudah menjadi menu makanan di pedesaan Mongolia. Orang-orang di sana biasa menyebutnya dengan nama Bodog, di mana bagian perut marmot diisi dengan makanan kemudian dibakar dengan api.
Kaum Mongol, sejak dulu memang lebih suka memanggang daging dengan merobek bagian tubuh hewan, kemudian mereka masukan batu panas yang sebelumnya sudah dibakar.
3. Kaitan Daging Marmot dengan Penyakit
![]() |
Wabah pes atau bubonik merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Meski cukup mematikan tapi jika ditangani dengan cepat, orang yang terkena pes bisa sembuh dengan bantuan antibiotik.
Selain pes, marmot juga dikaitkan dengan penyakit lain. Pada tahun 2019 lalu, pasangan di Mongolia memakan daging marmot mentah sebagai obat. Namun mereka akhirnya justru terjangkit wabah septikemia.
Septikemia merupakan kondisi di mana seseorang mengalami keracunan darah karena dimasuki bakteri dalam jumlah besar.
Jika terjangkit septikemia dapat menyebabkan demam, kedinginan, lemas, hingga pendarahan dalam kulit. Wabah septikemia ini dipercaya dibawa oleh marmot yang dagingnya mereka makan.
Baca Juga: Makan Daging Marmot Mentah Demi Kesehatan, Pasangan Ini Malah Kehilangan Nyawa
4. Kasus Wabah yang Menghebohkan
![]() |
Belum lepas dari pandemi Corona, kehadiran wabah pes yang menjangkit dua warga Mongolia kembali menghebohkan dunia. Dua pasien berusia 27 dan 16 tahun ini dikonfirmasi terjangkit wabah pes usai makan daging marmot.
Pernyataan ini dirilis dari Pusat Mongolia's National Centre for Zoonotic Diseases. Menurut data yang ada, sang kakak mengalami penyakit paru-paru sekunder dari konsumsi marmut. Kondisinya cukup kritis karena kegagalan sistem organ.
Sementara sang adik juga dirawat setelah menunjukkan gejala yang berkaitan dengan wabah pes. Sampai saat ini pemerintah China dan Mongolia masih menyelidiki lebih lanjut tentang kasus daging marmot ini.
5. Larangan Berburu dan Makan Daging Marmot
![]() |
Kini pemerintah China tengah melakukan karantina bertahap di beberapa area seperti provinsi Khovd. Karantina ini bertujuan untuk mencegah penyebaran wabah yang mudah menular dan mematikan.
Pemerintah pun sudah melarang konsumsi daging marmot dan hewan liar lainnya untuk sementara waktu. Bahkan di wilayah Bayannur, bagian Mongolia sudah menetapkan peringatan level III untuk wabah ini.
"Untuk sekarang ada risiko pandemi wabah baru yang bisa menyebar di kota ini. Warga diharapkan meningkatkan kesadaran mereka dan melindungi diri mereka. Serta segera melaporkan kondisi kesehatan jika merasa sakit," jelas otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Fakta Menarik Seputar Kelelawar Raksasa Seukuran Anak Kecil
(sob/odi)