Corona Ancam Hilangnya Budaya Berbagi Makanan Pakai Sumpit di China

Kuliner New Normal

Corona Ancam Hilangnya Budaya Berbagi Makanan Pakai Sumpit di China

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 28 Mei 2020 15:00 WIB
Corona Ancam Hilangnya Budaya Berbagi Makanan Pakai Sumpit di China
Foto: iStock
Jakarta - Tak hanya berdampak pada perekonomian, virus Corona juga berpotensi menghilangkan kebudayaan. Seperti halnya pemakaian sumpit dan budaya berbagi makanan di China.

Dampak virus Corona terasa pada budaya makan di China yang sangat lekat dengan kebiasaan berbagi makanan. Seperti halnya di tempat lain, berbagi makanan adalah wujud perhatian dan kasih sayang untuk seseorang.

Orang tua di China, misalnya, kerap memilihkan lauk lalu menaruhnya dengan sumpit di mangkuk sang anak. Begitu juga dengan seorang anak yang akan menaruh makanan di mangkuk nenek atau kakek mereka sebagai wujud penghormatan. Atau seorang pimpinan perusahaan yang mengasihi pegawainya dengan memberikan makanan mereka.

Namun budaya berbagi makanan tersebut bisa jadi hilang setelah pandemi COVID-19. Pasalnya berbagi makanan memperbesar risiko penularan virus Corona. Begitu juga dengan kebiasaan 'double dipping' di bumbu atau saus, serta menggunakan satu sumpit untuk makan sekaligus mengambil lauk.

New York Times (25/5) menulis bagaimana pandemi COVID-19 mempengaruhi budaya makan di China. detikFood merangkumnya seperti berikut:

1. Pemerintah serukan pakai sumpit saji

Budaya makan di China Foto: iStock
1. Pemerintah serukan pakai sumpit saji
Budaya makan di China adalah makan dari satu piring yang sama kemudian lauk diambil dengan sumpit. Tak jarang, sumpit yang sama dipakai juga untuk makan. Tapi usai virus Corona merebak, pemerintah serukan tak lagi lakukan kebiasaan itu. Sumpit hanya dipakai untuk menyajikan atau mengambil makanan.

Kantor berita pemerintah menyebut hal ini sebagai "revolusi meja makan." Hal ini didukung para pakar kesehatan seperti Dr. Zhong Nanshan dan Dr. Zhang Wenhong, ahli penyakit menular. Adapun slogan yang banyak diiklankan di China berbunyi, "Jarak antara Anda dan kebiasaan makan yang sopan hanyalah sepasang sumpit saji."

Beberapa restoranpun mendukung inisiatif tersebut. Mereka menawarkan diskon untuk pengunjung yang mau memakai sumpit saji. Jenis sumpit ini lebih besar dan panjang dari sumpit makan biasa. Di kota Hangzhou bahkan 100 restoran ternama membentuk "Aliansi Sumpit Saji."

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Sumpit China, Jepang dan Korea

2. Masih ada orang yang menolak pakai sumpit saji

Budaya makan di China Foto: iStock
2. Masih ada orang yang menolak pakai sumpit saji
Tak bisa dipungkiri, masih ada penolakan kuat di masyarakat untuk tidak pakai sumpit saji. Mereka menganggap berbagi makanan dengan satu sumpit, yang juga dipakai untuk makan oleh seseorang, adalah ekspresi paling autentik dari budaya kebersamaan di China. Hal ini juga terkait simbol kekeluargaan.

Sumpit saji dikatakan hanya untuk acara makan formal seperti ketika dalam jamuan atau makan bersama tamu. Tapi sebenarnya, penggunaan sumpit saji adalah hal umum di kota-kota besar China seperti Beijing dan Shanghai. Warga di sana sudah lebih paham soal aspek kebersihan.

Kebalikannya, orang-orang di utara China, khususnya para pria merasa bangga dengan kebiasaan "makan banyak dan minum banyak." Mereka seolah tak peduli dengan risiko penyebaran kuman atau bakteri dari praktek makan bersama.

3. Pakai masker, tapi tetap tidak pakai sumpit saji

Budaya makan di China Foto: iStock
3. Pakai masker, tapi tetap tidak pakai sumpit saji
Liu Peng, seorang konsultan pendidikan dari Qingdao mengaku ia rajin memakai masker untuk mencegah penyebaran virus Corona selama beberapa bulan terakhir. Namun urusan makanan, ia dan teman-temannya tetap tidak pakai sumpit saji.

Hal ini berarti mereka menggunakan sumpit yang sama untuk makan dan mengambil lauk atau makanan di meja. "Mungkin memakai sumpit saji lebih higienis tapi makan adalah waktu santai untuk kami, dan kami tidak mau diganggu dengan semua aturan kecil itu," kata Liu.

Alasan lainnya, Liu bilang virus Corona yang baru sangat menular sehingga pemakaian sumpit saji tak akan bisa menghentikan penyebarannya di meja makan. "Selama 30 tahun saya makan di luar, saya tidak pernah kena infeksi," katanya.

4. Sejarah mencatat orang China dulu makan dalam porsi personal

Budaya makan di China Foto: iStock
4. Sejarah mencatat orang China dulu makan dalam porsi personal
Meski kini berbagi makanan adalah budaya yang kuat di China, dulunya hal ini tidak terjadi. Lebih dari 3.000 tahun lalu hingga masa Dinasti Tang, orang-orang China makan dalam porsi terpisah-pisah. Dari lukisan "The Night Revels of Han Xizai" juga terlihat kalau pimpinan pemerintah saat itu dan tamunya makan dalam porsi masing-masing.

Hal ini dipicu alasan kesehatan dimana dokter China bernama Wu Lien-teh mengingatkan pentingnya menghindari kegiatan makan bersama. Saat itu di tahun 1910 terjadi wabah pneumonia di timur laut China.

Dr. Wu juga bantu mempopulerkan penggunaan sumpit saji, bersamaan dengan lazy Susan yaitu meja putar yang populer di China. Menariknya, kala itu Mao Zedong yang terkenal jarang mandi dan sikat gigi justru sudah memakai sumpit saji. Ini karena pengaruh ayah istri kedua Mao.

5. Pandemi virus Corona sebagai peluang untuk budaya makan baru yang lebih sehat

Budaya makan di China Foto: iStock
5. Pandemi virus Corona sebagai peluang untuk budaya makan baru yang lebih sehat
Sejarawan makanan China, Zhao Rongguang melihat pandemi virus Corona sebagai peluang. Ia berharap akan ada gerakan soal "makan yang beradab". Zhao berujar, "Kalau kita tidak mengubah kebiasaan memakai sepasang sumpit untuk makan dan mengambil makanan, maka kita akan dihilangkan selamanya oleh manusia dan seleksi alam."

Hanya saja kalau tidak diatur khusus, mengubah kebiasaan makan adalah hal sulit apalagi untuk orang-orang di luar kota besar. Hal ini dirasakan sendiri oleh Shu Xiao yang tinggal di Yuxi. Di rumahnya ia sudah memakai sumpit saji sejak setahun lalu demi mencegah penularan bakteri.

Tapi ketika Xiao makan bersama teman-temannya di restoran, ia tidak punya keberanian untuk meminta ekstra sumpit. Karenanya ia hanya berusaha makan sesuatu yang tidak terlalu banyak disentuh teman-temannya. "Teman-teman saya sudah berpikir aneh tentang keluarga saya yang pakai sumpit saji di rumah. Jadi saya hanya mengikuti kebiasaan mereka (saat makan bersama), walau dalam hati saya selalu protes sedikit," tutup Xiao.

Baca Juga: Mau Makan di Resto China? Ini 8 Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan
Halaman 3 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads