Beragam jenis kolak seperti kolak pisang, ubi, singkong hingga biji salak tak pernah absen saat Ramadhan tiba. Kudapan manis dengan kuah gula merah dan santan ini seolah jadi menu berbuka puasa yang wajib hadir di meja makan umat muslim di Indonesia.
Jika dikulik lebih dalam, hidangan sederhana ini ternyata punya sejarah panjang. Kolak bukan hanya sekedar makanan tetapi juga media penyebaran agama Islam di masa lampau.
Berikut serba-serbi seputar kolak, kudapan manis yang jadi santapan berbuka puasa.
1. Mengenal kolak
Foto: istimewa
|
1. Mengenal kolak
Ramadhan rasanya tak bisa lepas dari seporsi kolak manis. Kolak masuk dalam salah satu jenis takjil paling favorit di Indonesia. Setiap ada kolak, orang pasti mengaitkannya dengan bulan puasa.
Hidangan dengan kuah santan kelapa dan gula ini punya rasa manis legit. Biasanya kolak dilengkapi dengan isian pisang, singkong, kolang-kaling, ubi, labu kuning dan bahan lainnya.
Selain rasanya yang mantap, kandungan gula pada kolak cukup ampuh untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Jadi tak heran kalau kolak seakan menjadi hidangan wajib yang selalu dinanti di bulan Ramadhan.
Baca juga : Bikin Kolak Pisang Favorit Keluarga Buat Buka Puasa, Ini Resepnya
2. Sejarah kolak
Foto: istimewa
|
2. Sejarah kolak
Banyak orang mengenal kolak sebagai makanan khas saat puasa. Tidak banyak yang menyangka kalau ternyata kolak adalah salah satu media pensyiaran Islam di tanah Jawa.
Para ulama pada masa lalu memang punya banyak cara kreatif dalam usaha untuk membuat masyarakat tertarik pada Islam. Para ulama berdakwah lewat berbagai media, seperti kesenian, tradisi budaya dan termasuk juga lewat kuliner. Salah satu kuliner yang jadi medianya adalah kolak.
Sebutan nama kolak sendiri konon kabarnya berasal dari kata khalik. Dalam bahasa Arab, khalik maknanya adalah Sang Pencipta, dalam hal ini yaitu Allah SWT. Sehingga dengan demikian, penamaan kolak ini mengandung makna agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khalik, yaitu Allah SWT.
3. Bukan makanan asli Indonesia
Foto: istimewa
|
3. Bukan makanan asli Indonesia
Kolak dibawa oleh ulama penyebar Islam di masa lalu, menurut berbagai kalangan, hidangan kolak kemungkinan berasal dari negara Timur Tengah. Hal ini sekaligus menegaskan kalau kolak bukanlah makanan asli Indonesia.
Bukti ini juga berdasarkan kesamaan selera masyarakat Timur Tengah yang menyukai hidangan manis. Tapi bedanya, para Ulama penyebar Islam mengkreasikan kolak dengan bahan lokal yang banyak ditemui di pulau Jawa.
Kreasi ini menciptakan hidangan yang diolah dengan gula aren dan santan, kemudian diberi isian pisang, ubi atau singkong. Hidangan inilah yang kemudian dikenal sebagai kolak dan kini berkembang dengan versi isian yang lebih beragam.
4. Filosofi kolak
Foto: istimewa
|
4. Filosofi kolak
Selain namanya, ternyata isian kolak juga memiliki filosofi mendalam. Bahan yang paling populer dijadikan isi kolak adalah pisang. Biasanya pisang yang digunakan untuk isian kolak yakni jenis pisang kepok.
Pisang kepok di Jawa juga biasa disebut pisang kapok ini memiliki makna filosofis bahwa kita harus kapok atau jera dalam melakukan perbuatan dosa dan maksiat.
Selain pisang kepok, bahan lain yang biasa digunakan dalam kolak adalah ubi atau dalam bahasa jawa disebut telo kependem. Makna filosofisnya yakni bahwa manusia harus mengubur (memendam) dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah perbuat. Caranya dengan memperbanyak amal-amal shaleh.
Pada awalnya, kolak memang hanya menggunakan pisang kepok atau ubi sebagai isiannya. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai berinovasi dengan bahan-bahan lain.
5. Kolak jadi takjil berbuka puasa
Foto: Instagram
|
5. Kolak jadi takjil berbuka puasa
Seiring perkembangan zaman, kolak berevolusi menjadi hidangan yang tak tergerus zaman. Meski sudah disajikan ratusan tahun, kolak ternyata masih eksis di tengah banyaknya kudapan modern.
Bahkan sekarang tampilan kolak pun semakin mewah dan beragam. Masyarakat banyak menambah isian kolak mulai dari kolang-kaling, nangka, durian, biji mutiara, labu parang dan lain sebagainya. Kolak kini juga dibuat dengan menggunakan gula pasir sehingga warnanya putih susu.
Meskipun demikian, filosofi kolak tetaplah sama. Hidangan sarat makna ini bahkan menjadi ikon makanan di bulan suci Ramadhan.
Baca juga : 5 Kisah Alquran dan Penjual Makanan yang Jadi Inspirasi
Halaman 2 dari 6