Sate khas Indonesia identik dengan sate ayam, sate kambing, atau sate sapi. Bumbunya bervariasi di tiap daerah, namun untuk pelengkapnya ada dua yang umum yaitu sambal kecap dan saus kacang.
Selain nama standar sesuai jenis dagingnya, beberapa jenis sate asli Indonesia mengusung nama tak biasa. Ada sate kere yang mencerminkan kemiskinan hingga sate memeng yang unik. Berikut 5 sate asli Indonesia yang punya nama unik.
1. Sate kere
Foto: Instagram jogjacarimakan
|
Kere berarti miskin dalam bahasa Jawa. Di Solo ada sate yang dinamai sate kere karena memakai bahan murah meriah. Konon sate kere tercipta karena dulu sate adalah makanan mewah yang biasa disantap kalangan menengah ke atas.
Lalu mereka yang miskin atau kere memanfaatkan bahan selain daging untuk membuat sate. Jeroan sapi seperti paru dan usus dimanfaatkan. Selain itu, sate kere juga dibuat dari tempe gambus yang merupakan tempe berbahan ampas tahu.
Pelengkap sate kere adalah sambal kecap dan saus kacang seperti sate pada umumnya. Di Solo, sate kere bahkan jadi favorit Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penjualnya adalah Mbak Tugiyem yang turut memasok makanan di resepsi pernikahan Kahiyang dan Bobby tahun 2017.
2. Sate buntel
Foto: Instagram teguhakbar21
|
Masih dari Solo ada sate unik bernama sate buntel. Dinamai buntel karena bentuknya seperti kepalan (buntelan) yang dibuat dari daging kambing cincang. Sate lalu dibungkus lapisan lemak daging dan dibakar hingga lemaknya menetes.
Sate buntel biasanya dijajakan di warung-warung sate khas Solo atau Klaten. Bentuk sate yang gemuk ini diberi pelengkap sambal kecap. Isiannya ada irisan tomat, bawang merah, dan cabai.
Untuk menikmati sate buntel paling enak dalam keadaan masih panas. Hal ini agar lemaknya masih lumer juicy ketika berpadu dengan daging. Kalau sudah dingin, lemak pada sate buntel akan mengeras sehingga cita rasa sate kurang maksimal.
Baca Juga: Sate Kardjan: Enak Tenan! Sate Kambing Klaten Legendaris Racikan Pak Kardjan
3. Sate klathak
Foto: Instagram jogjaculinary
|
Dari Bantul, Yogyakarta ada sate bernama unik yaitu sate klathak atau klatak. Disebut demikian karena daging sate diberi bumbu garam. Ketika sate tersebut dibakar, muncul bunyi meriah seperti "klatak...klatak..."
Konon sate klathak sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Penjual pertamanya ada di Imogiri Timur yaitu Jupaini. Hingga sekarang usaha Jupaini dilanjutkan oleh cucunya Zakiron yang terkenal dengan sebutan Pak Pong.
Alih-alih pakai lidi biasa, keunikan sate klathak juga ada pada pemakaian jeruji sepeda. Ini karena penciptanya dulu ingin membuat sate yang berbeda. Sate klathak lalu disajikan bersama bumbu kuning mirip kuah gulai yang gurih enak.
4. Sate laler
Foto: Instagram plasa.cake
|
Sate laler atau sate lalat adalah sate unik dari Madura. Bukan terbuat dari laler sungguhan tetapi karena potongan dagingnya kecil maka disebut sate laler.
Sate laler dibuat dari daging ayam atau kambing lalu disajikan bersama sambal kacang. Warna sambalnya gelap karena merupakan perpaduan kacang dan gula merah. Untuk bumbu sate laler memakai campuran kelapa parut yang membuatnya tambah unik.
Selain di Madura, sate laler juga ada di Rembang. Berbahan daging kambing, sate ini disajikan bersama sambal kecap lengkap dengan irisan bawang merah dan tomat. Yang khas, sate disajikan di atas piring tanah liat. Pendampingnya nasi berbungkus daun jati muda.
Baca Juga: Mungil dan Unik, Sate Laler dari Rembang yang Bikin Ketagihan
5. Sate memeng
Foto: Instagram hayokmakan
|
Dari Medan ada sate legendaris bernama unik, sate memeng. Nama 'memeng' adalah nama dari pemilik warung yang kreasi satenya kemudian melegenda. Pria bernama H. Muhammad Saimin ini memiliki nama panggilan 'memeng' karena dulu pelanggannya kebanyakan orang Tionghoa yang sulit melafalkan nama Saimin sehingga terdengar jadi 'meng'.
Konon sate memeng sudah ada sejak 1945. Lokasinya ada di Jalan Irian Barat Gang Buntu. Menu di sate memeng antara lain sate daging sapi, ayam, hati, usus, dan campur.
Yang unik, bumbu pelengkap sate memeng bisa pilih sesuai selera. Ada sambal kacang, sambal kecap, dan kuah sate Padang. Ketiga bumbunya bisa dicampur langsung di sate atau dipisah.
Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1945, Sate Madura Kuah Padang Ini Melegenda di Medan
Halaman 2 dari 6