Jadi Menu Pasien Virus Corona di Wuhan, Sup Kura-kura Juga Populer di Jakarta

Jadi Menu Pasien Virus Corona di Wuhan, Sup Kura-kura Juga Populer di Jakarta

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 11 Feb 2020 11:15 WIB
Jadi Menu Pasien Virus Corona di Wuhan, Sup Kura-kura Juga Populer di Jakarta
Jakarta - Sup kura-kura kembali disorot setelah hidangan ini disajikan sebagai menu makanan pasien virus corona di Wuhan. Sup ini ternyata juga populer di Jakarta.

Dalam sejarah pengobatan tradisional China, sup kura-kura dipercaya mengandung banyak protein dan beragam nutrisi lainnya. Banyak yang orang China yang mengonsumsinya untuk menambah sistem kekebalan tubuh hingga meningkatkan gairah seksual.

Selain di China sup kura-kura juga diminati di Jakarta. Dikenal dengan nama Pi Oh, hidangan ini banyak ditemukan di wilayah Glodok tepatnya di Gang Gloria. Seperti apa sajian sup kura-kura yang digemari banyak orang ini?

Baca Juga: Disebut Bernutrisi, Pasien Virus Corona di Wuhan Diberi Makan Sup Kura-kura

Jadi Makanan Pasien Virus Corona

Sup kura-kura Foto: Instagram
Beberapa waktu yang lalu media lokal China membagikan video singkat tentang makanan yang disajikan di salah satu rumah sakit di Wuhan. Para perawat di sana menyiapkan sup kura-kura dengan sayuran sebagai makanan untuk pasien virus corona.

Kura-kura yang digunakan juga tidak sembarangan. Mereka hanya menggunakan labi-labi atau kura-kura tempurung lunak. Jenis kura-kura ini lehernya panjang dan dikenal berdaging lembut.

Meski makanan ini sempat menuai pro dan kontra di Wuhan karena disebut daging kura-kura bisa menularkan virus corona. Tapi masih banyak orang di China yang yakin bahwa sup kura-kura bisa memulihkan kondisi pasien virus corona.

Sup Kura-kura di Jakarta

Pi Oh Sup Kura Kura Foto: Instagram
Tak hanya di China, sup kura-kura juga terkenal di Indonesia terutama di Jakarta. Di wilayah Glodok tepatnya di Gang Gloria banyak penjual sup kura-kura yang lebih dikenal dengan nama Pi Oh.

"Jadi Pi Oh ini merupakan sup labi-labi, orang sini bilangnya bulus ya. Sejak dulu banyak orang yang makan bukan hanya untuk kesehatan saja tapi memang rasanya yang enak," tutur Ibu Yenny selaku penjual Pi Oh legendaris di kedai Kopi Es Tak Kie.

Ibu Yenny menuturkan bahwa di Glodok, sup kura-kura ini bukanlah makanan yang asing atau ekstrem. Bahkan peminatnya sangat tinggi meski pasokan kura-kura tempurung lunak terbatas. Ada yang rela datang sejak pagi hanya untuk makan Pi Oh buatannya.

Laris Manis

Pi Oh Sup Kura Kura Foto: Instagram
"Saya berjualan Pi Oh dari tahun 1962 menggunakan resep turun temurun dari keluarga. Jualannya sejak awal memang di dalam kedai Kopi Es Tak Kie. Banyak orang yang datang bukan untuk ngopi melainkan untuk makan Pi Oh," lanjut Ibu Yenny yang merupakan cucu dari pemilik Kopi Es Tak Kie yang legendaris di Glodok.

Karena Ibu Yenny hanya menggunakan labi-labi yang masih segar dan berkualitas tinggi, jadi porsi yang dijualnya pun sangat terbatas. Tak heran dalam waktu kurang dari dua jam saja sup kura-kura racikannya ini sudah habis terjual.

"Karena cepat habis jadi kebanyakan orang atau pelanggan saya biasanya pesan lewat telepon dulu. Kalau ada baru datang. Ada juga yang harus menunggu karena stok labi-labinya kan terbatas," ungkapnya.

Racikan Pi Oh

Pi Oh Sup Kura Kura Foto: Instagram
Menurut Ibu Yenny, Pi Oh biasanya terbagi menjadi dua jenis. Ada tim Pi Oh dan Pi Oh Tauco. Perbedaannya terletak pada kuah sup yang digunakan. Tim Pi Oh punya warna yang bening mirip seperti sup pada umumnya sementara Pi Oh Tauco warnanya lebih cokelat pekat.

"Yang lain biasanya jual tim Pi Oh atau Pi Oh Tauco. Kalau di saya ada tiga, selain tim dan tauco saya juga jual Pi Oh khusus obat. Ini dicampur pakai herbal dan ramuan rahasia lainnya," lanjut Ibu Yenny.

Ibu Yenny menyajikan sup kura-kura ini dengan nasi putih atau cakwe tergantung dengan selera. Satu porsi tim Pi Oh dan Pi Oh tauco dihargai sekitar Rp 70.000. Sementara untuk Pi Oh obat harganya lebih mahal yaitu Rp 80.000.

Banyak Khasiat

Pi Oh Sup Kura Kura Foto: Instagram
Meski harganya terbilang cukup mahal tapi Pi Oh tetap diburu banyak orang di Jakarta. Ibu Yenny menjelaskan bahwa tekstur daging labi-labi ini sangat empuk, dan mudah meresap dengan bumbu serta rempah yang digunakan.

"Minyak dan tempurungnya tentu tidak digunakan. Jadi yang diambil hanya bagian dagingnya saja. Teksturnya empuk rasanya juga enak apalagi kalau dimakan dengan kuah sup hangat-hangat bersama cakwe atau nasi putih," jelasnya.

Sementara untuk khasiat sendiri sup kura-kura ini dipercaya dapat menyehatkan kulit, menjaga metabolisme tubuh, menyehatkan ginjal dan hati, merawat kulit wajah hingga memulihkan kondisi tubuh setelah sakit.

Bagi yang penasaran dengan cita rasa Pi Oh, bisa langsung mampir ke Kedai Es Kopi Tak Kie di Glodok. Ibu Yenny menjual Pi Oh setiap harinya kecuali hari Senin, dari jam 06.30 pagi hingga habis.

Baca Juga: Pria Ini Selundupkan Kura-kura Langka yang Hidup Sebagai Kue

Halaman 2 dari 6
(sob/sob)

Hide Ads