Dikubur di Dapur dan Disiram Wine, Tradisi Unik Orang Meninggal di Dunia

Dikubur di Dapur dan Disiram Wine, Tradisi Unik Orang Meninggal di Dunia

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 03 Des 2019 16:00 WIB
Dikubur di Dapur dan Disiram Wine, Tradisi Unik Orang Meninggal di Dunia
Jakarta - Hampir setiap negara dan daerah, memiliki tradisi dan budaya masing-masing. Termasuk dalam hal pemakaman yang sering kali berhubungan dengan makanan.

Meninggalnya anggota keluarga, kerabat, hingga orang terdekat merupakan hal yang sulit untuk sebagian besar orang. Prosesi pemakaman biasanya menjadi hal yang berat untuk mengucapkan perpisahan untuk terakhir kalinya.

Namun di beberapa negara, pemakaman dan orang yang meninggal dunia, dilepas dengan tradisi penghormatan yang unik dan sering berkaitan dengan makanan. Meski beberapa di antaranya terdengar aneh, tapi tradisi-tradisi ini sudah ada sejak dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Hidup di Antara Orang Mati, Orang-orang Ini Masak dan Makan di Kuburan

Dikubur di Dapur

Foto: Istimewa
Filipina punya banyak tradisi pemakaman yang berbeda dari yang lainnya. Salah satunya suku Apayao, yang tinggal di daerah utara Luzon, salah satu pulau terbesar di Filipina, yang menjadi rumah dari suku Apayao.

Suku ini biasanya hidup di sepanjang aliran sungai, dengan rumah-rumah yang besar, dan penuh warna. Rumah mereka dibuat dari kayu, dan sudah ada sejak dahulu kala. Hingga sekarang, masih ada 55.000 orang dari suku Apayao yang hidup di Luzon.

Mereka memiliki tradisi pemakaman yang menarik, di mana ketika salah satu dari anggota suku Apayao meninggal. Tubuhnya tidak akan dikubur di pemakaman, melainkan orang-orang ini akan dimakamkan di bagian dapur rumah mereka.

Jadi Makanan Burung

Foto: Istimewa
Di wilayah Tibet, orang-orang yang hidup di sana masih memegang erat budaya dan tradisi leluhur yang masih dilestarikan hingga sekarang. Salah satunya dalam tradisi ketika ada orang yang meninggal.

Banyak orang Tibet, terutama orang-orang yang memeluk agama Budha di sana, percaya bahwa tubuh dari orang meninggal hanya lah jasad atau kendaraan yang sudah kosong. Karena roh dari orang tersebut sudah tidak ada lagi.

Sehingga biasanya mereka akan memotong tubuh orang yang meninggal menjadi beberapa bagian. Kemudian potongan tubuh itu diletakkan di atas tebing atau bukit, sebagai makanan persembahan untuk burung-burung yang ada di sana. Hal ini dianggap sebagai bentuk dari saling berbagi, amal, dan kasih sayang terhadap sesama.

Disiram Wine

Foto: Istimewa
Orang-orang Malagasy yang tinggal dan hidup di Madagaskar punya prosesi dan tradisi pemakaman yang unik. Biasanya orang-orang yang telah dimakamkan, tidak akan lagi digali.

Namun bagi orang Malagsy, setiap tujuh tahun sekali, mereka akan mengeluarkan jasad dari keluarga hingga orang terkasih yang sudah meninggal. Kemudian sisa dari tubuh dan tulang belulang ini, akan mereka bungkus dengan pakaian hingga kain.

Setelah itu banyak juga tulang belulang dan jasad ini diajak menari. Untuk menghilangkan aroma tak sedap, biasanya tulang-tulang ini disiram dengan wine. Setelah disiram dengan wine, mereka akan menceritakan tentang kisah perjalanan hidup orang yang sudah meninggal itu.

Sup untuk Pemakaman

Foto: Istimewa
Yukgaejang merupakan hidangan sup daging sapi pedas tradisional dari Korea, yang biasanya diolah dari tambahan kaldu dan kecap. Bahan utama untuk membuatnya ada daging sapi, kemudian ditambah dengan kecambah, daun bawang, dan kaldu tulang.

Di dalam pemakaman Korea, yukgaejang biasanya disajikan sebagai hidangan untuk para tamu dan keluarga yang ditinggalkan. Kuahnya yang berwarna merah, melambangkan perlindungan dari arwah suci, untuk menjauhkan orang yang meninggal dari iblis.

Dulu, yukgaejang bahkan diberikan untuk orang yang meninggal. Dalam salah satu ritual, orang yang meninggal ini akan disuapi tiga sendok yukgaejang di dalam mulut mereka.

Menumpahkan Minuman

Foto: Istimewa
Tanzania merupakan salah satu negara yang ada di Afrika Timur. Tanzania dikenal dengan alam bebasnya yang masih asli, dan menjadi tempat berdirinya gunung paling tinggi di Afrika, yaitu gunung Kilimanjaro.

Tapi dibalik semua itu, orang-orang di Tanzania juga punya tradisi makanan yang unik untuk menghormati para leluhur, hingga orang-orang yang sudah meninggal. Salah satu ritualnya, ada yang menumpahkan minuman di lantai.

Jika ada orang yang meninggal, biasanya mereka akan menumpahkan sedikit minuman ke lantai untuk menunjukkan rasa hormat bagi para leluhur. Bahkan mereka juga sering meninggalkan minuman di beberapa tempat yang sakral, dan memotong ayam hingga kambing sebagai persembahan di acara pemakaman.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Dulu Orang Suka Piknik dan Makan di Kuburan
Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads