Meninggalnya anggota keluarga, kerabat, hingga orang terdekat merupakan hal yang sulit untuk sebagian besar orang. Prosesi pemakaman biasanya menjadi hal yang berat untuk mengucapkan perpisahan untuk terakhir kalinya.
Namun di beberapa negara, pemakaman dan orang yang meninggal dunia, dilepas dengan tradisi penghormatan yang unik dan sering berkaitan dengan makanan. Meski beberapa di antaranya terdengar aneh, tapi tradisi-tradisi ini sudah ada sejak dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikubur di Dapur
Foto: Istimewa
|
Suku ini biasanya hidup di sepanjang aliran sungai, dengan rumah-rumah yang besar, dan penuh warna. Rumah mereka dibuat dari kayu, dan sudah ada sejak dahulu kala. Hingga sekarang, masih ada 55.000 orang dari suku Apayao yang hidup di Luzon.
Mereka memiliki tradisi pemakaman yang menarik, di mana ketika salah satu dari anggota suku Apayao meninggal. Tubuhnya tidak akan dikubur di pemakaman, melainkan orang-orang ini akan dimakamkan di bagian dapur rumah mereka.
Jadi Makanan Burung
Foto: Istimewa
|
Banyak orang Tibet, terutama orang-orang yang memeluk agama Budha di sana, percaya bahwa tubuh dari orang meninggal hanya lah jasad atau kendaraan yang sudah kosong. Karena roh dari orang tersebut sudah tidak ada lagi.
Sehingga biasanya mereka akan memotong tubuh orang yang meninggal menjadi beberapa bagian. Kemudian potongan tubuh itu diletakkan di atas tebing atau bukit, sebagai makanan persembahan untuk burung-burung yang ada di sana. Hal ini dianggap sebagai bentuk dari saling berbagi, amal, dan kasih sayang terhadap sesama.
Disiram Wine
Foto: Istimewa
|
Namun bagi orang Malagsy, setiap tujuh tahun sekali, mereka akan mengeluarkan jasad dari keluarga hingga orang terkasih yang sudah meninggal. Kemudian sisa dari tubuh dan tulang belulang ini, akan mereka bungkus dengan pakaian hingga kain.
Setelah itu banyak juga tulang belulang dan jasad ini diajak menari. Untuk menghilangkan aroma tak sedap, biasanya tulang-tulang ini disiram dengan wine. Setelah disiram dengan wine, mereka akan menceritakan tentang kisah perjalanan hidup orang yang sudah meninggal itu.
Sup untuk Pemakaman
Foto: Istimewa
|
Di dalam pemakaman Korea, yukgaejang biasanya disajikan sebagai hidangan untuk para tamu dan keluarga yang ditinggalkan. Kuahnya yang berwarna merah, melambangkan perlindungan dari arwah suci, untuk menjauhkan orang yang meninggal dari iblis.
Dulu, yukgaejang bahkan diberikan untuk orang yang meninggal. Dalam salah satu ritual, orang yang meninggal ini akan disuapi tiga sendok yukgaejang di dalam mulut mereka.
Menumpahkan Minuman
Foto: Istimewa
|
Tapi dibalik semua itu, orang-orang di Tanzania juga punya tradisi makanan yang unik untuk menghormati para leluhur, hingga orang-orang yang sudah meninggal. Salah satu ritualnya, ada yang menumpahkan minuman di lantai.
Jika ada orang yang meninggal, biasanya mereka akan menumpahkan sedikit minuman ke lantai untuk menunjukkan rasa hormat bagi para leluhur. Bahkan mereka juga sering meninggalkan minuman di beberapa tempat yang sakral, dan memotong ayam hingga kambing sebagai persembahan di acara pemakaman.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Dulu Orang Suka Piknik dan Makan di Kuburan
Halaman 2 dari 6