Dari Sumatera Ada Minuman Hangat Tradisional Berbahan Telur hingga Daun Kopi

Minuman Hangat Enak

Dari Sumatera Ada Minuman Hangat Tradisional Berbahan Telur hingga Daun Kopi

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 19 Nov 2019 14:30 WIB
Dari Sumatera Ada Minuman Hangat Tradisional Berbahan Telur hingga Daun Kopi
Foto: Istimewa
Jakarta - Minuman hangat tradisional ada banyak jenisnya. Dari pulau Sumatera, ada 5 jenis minum hangat ini yang patut dicoba.

Ragam minuman hangat tradisional bukan hanya ada di pulau Jawa saja. Di pulau Sumatera ada beberapa minuman hangat yang wajib dicoba. Minuman ini unik dengan karakteristik masing-masing.

Misalnya saja teh talua khas Minang dengan campuran telur. Selain itu, ada kopi unik dari Aceh yang cara penyajiannya terbalik karena memiliki alasan khusus. Berikut 5 minuman hangat tradisional dari pulau Sumatera.

1. Teh Talua

Foto: Istimewa
1. Teh Talua
Dalam bahasa Minang, "talua" berarti telur yang merupakan bahan utama pembuatan teh ini. Teh talua aslinya dari Minangkabau, Sumatera Barat. Minuman ini konon dulu hanya untuk kaum bangsawan saja.

Tapi kini teh talua banyak disajikan di rumah makan khas Minang. Untuk membuatnya diperlukan teh hitam, kuning telur, gula, susu kental manis, dan perasan jerik nipis. Pertama, kuning telur bebek atau ayam kampung dicampur sedikit susu dan gula hingga berbusa.

Setelah itu, masukkan air teh panas. Tak ketinggalan sedikit perasan jeruk nipis agar bau amisnya samar. Minuman hangat tradisional dipercaya bisa memasok energi. Minuman ini disukai laki-laki untuk menambah stamina sebelum bekerja. Atau bisa juga diminum setelah bekerja.

2. Aia kawa

Foto: Istimewa
2. Aia kawa
Minuman hangat tradisional dari Sumatera Barat lain adalah aia kawa. Dalam bahasa Minangkabau, aia kawa berarti air kopi daun. Minuman ini diracik memakai daun kopi lokal pilihan.

Untuk mengolahnya, daun kopi dikeringkan dengan cara disangrai selama 12 jam. Barulah ketika ingin diminum, daun kering dicampur air dingin lalu diseduh dengan air mendidih. Kalau di daerah Kerinci, Jambi, minuman ini dikenal bernama air kawo.

Aia kawa ternyata memiliki sejarah panjang. Konon penduduk lokal Sumatera Barat memanfaatkan daun kopi sebagai teh sejak zaman dulu kala. Ketika VOC (Belanda) masuk, barulah mereka memperkenalkan pemanfaatan biji kopi, bukan daunnya.

Aia kawa banyak diminum saat cuaca dingin. Bukan dengan gelas atau cangkir, minuman hangat tradisional ini disajikan dengan tempurung kelapa yang dibelah dua. Meminum aia kawa juga umumnya tanpa pemanis.

3. Kopi Sanger

Foto: Istimewa
3. Kopi Sanger
Dari Aceh ada kopi sanger, minuman hangat tradisional pilihan banyak orang. Tampilan kopi sanger seperti cappuccino yang lekat dengan budaya Italia. Pada dasarnya, racikan kopi sanger terdiri dari kopi hitam, susu kental manis, dan gula.

Hanya saja ada pakem untuk racikan kopi sanger. Susu dan gula sebaiknya sedikit saja. Untuk air kopinya diseduh dengan cara 'ditarik'. Air kopi disaring dalam saringan bentuk kerucut kemudian ditarik-tarik hingga muncul buih di permukaan saat kopi sanger dituang dalam gelas.

Kata 'sanger' ternyata merupakan julukan racikan kopi susu yang diberikan para mahasiswa di tahun 1997. Karena harga bahan baku kopi mahal ketika itu, penjual dan mahasiswa penikmat kopi memutuskan saling mengerti (sanger) saat penjual mengurangi kadar susu dan menambahkan gula lebih banyak ke dalam kopi susu.

4. Teh Susu Telur

Foto: Istimewa
4. Teh Susu Telur
Mirip teh talua, Medan punya minuman hangat tradisional yang mirip. Namanya Teh Susu Telur atau sering disebut TST. Anak muda hingga orang dewasa menggemari minuman ini.

Teh susu telur pertama kali diperkenalkan di kedai milik Haji Puri yang berada di Jalan Puri. Di sekitar tahun 1960-an, minuman ini hanya diracik dengan teh dan telur saja. Namun seiring waktu, banyak pengunjung merekomendasikan bahan lain.

Mereka mengatakan tambahan susu kental manis bisa membuat rasa teh telur lebih enak. Pemilik kedai konon langsung bereksperimen dan hingga kini teh susu telur terkenal. Di kedai Pak Haji, teh susu telur bisa dinikmati dengan camilan seperti risol dan keripik ubi balado.

5. Kupi Khop

Foto: Istimewa
5. Kupi Khop
Minuman hangat tradisional terakhir adalah kupi khop. Asalnya dari Meulaboh, Aceh Barat. Penyajian kopi ini unik karena tidak seperti biasanya dimana kopi diseduh biasa dalam gelas.

Kupi Khop disajikan dengan gelas yang ditempatkan terbalik di sebuah piring kecil. Untuk meminumnya perlu menyeruput atau menyedot cairan kopi yang ada di piring kecil hingga menyisakan ampas kopi yang ada di dalam gelas terbalik tersebut.

Hal ini sesuai dengan arti 'kupi khop' yang dalam bahasa Aceh berarti 'kopi terkelungkup atau terbalik'. Konon kopi ini tercipta karena awalnya warga pesisir di Aceh Barat minum kopi dalam waktu lama. Usai minum kopi, mereka sering meninggalkannya karena bekerja di laut.

Nah, agar kopi tetap hangat dan tidak tercemar debu atau kotoran, penyajian kopi ini di balik. Sehingga kopi tetap enak diminum saat mereka kembali bekerja.
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads