Pemiliknya Wafat, Ini 5 Fakta Begor H. Slamet yang Didirikan 33 Tahun Lalu

Pemiliknya Wafat, Ini 5 Fakta Begor H. Slamet yang Didirikan 33 Tahun Lalu

Devi Setya - detikFood
Senin, 30 Sep 2019 15:56 WIB
Pemiliknya Wafat, Ini 5 Fakta Begor H. Slamet yang Didirikan 33 Tahun Lalu
Foto: istimewa
Jakarta - Slamet Raharjo atau dikenal sebagai H. Slamet tutup usia pada Senin (30/9) di Sukoharjo. Pengusaha bebek goreng ini meninggalkan bisnis kuliner yang sudah dimulai puluhan tahun lalu.

H. Slamet wafat di usia 70 tahun karena serangan jantung. Ia meninggalkan seorang istri, 7 orang anak dan 14 orang cucu. H. Slamet dikenal luas sebagai pemilik usaha bebek goreng legendaris asal Solo.

Pria asli Solo ini diketahui sudah mulai menjual bebek goreng sejak tahun 1986. Racikan bebek goreng gurih dengan sambal korek menjadi andalan di warung yang kini sudah memiliki banyak cabang di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti apa sejarah dan kisah H. Slamet saat awal memulai bisnisnya dan bagaimana ciri bebek goreng khas Solo yang jadi menu andalan di kedai H. Slamet. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Dirintis sejak 1986

Foto: istimewa

1. Dirintis sejak 1986


Kedai bebek H. Slamet kini cukup nyentrik karena sudah memiliki banyak cabang di beberapa kota besar. Siapa sangka ternyata usaha ini dimulai sejak 1986 dengan modal seadanya.

Dimulai sejak 33 tahun lalu, H. Slamet bersama istri tercinta Hj. Baryatin mencoba peruntungan dengan mengolah bebek goreng untuk dijual kembali. Usaha bebek goreng ini dimulai dengan modal Rp 10.000.

Awalnya pasangan suami istri ini hanya sekedar coba-coba berjualan bebek goreng di jalan raya Kartasura Solo. Siapa sangka ternyata peminatnya sangat banyak. Usaha ini lambat laun menjadi bisnis besar.

Sejak awal hingga kini memiliki banyak cabang, menu andalan bebek goreng racikan H. Slamet tidaklah berubah. Bebek goreng dengan sambal korek yang pedas masih tetap jadi menu yang digandrungi.

2. H. Slamet dikenal sosok yang sederhana

Foto: istimewa

2. H. Slamet dikenal sosok yang sederhana


H. Slamet dan istrinya bukanlah datang dari keluarga berada. Dengan semangat dan kegigihan bekerja, pasangan ini pun berhasil meraih kesuksesan.

Bisnis yang dimulai dari dasar ini membuat H. Slamet memiliki pribadi yang sederhana. Meskipun bisnisnya sudah menggurita, pria ini masih saja dikenal sebagai sosok yang apa adanya dan terkenal punya jiwa sosial.

Dalam sebuah wawancara, H. Slamet maupun sang istri mengatakan semua usaha yang dicapai ini adalah campur tangan Tuhan. "Saya dan bapak sebagai hamba Allah, senantiasa bekerja dan bekerja, selanjutnya diserahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa," kata Hj. Baryatin.

Baca juga : Wah, Gurih Enak Bebek Goreng Plus Sambal di Tiga Tempat Ini!

3. Rahasia kelezatan bebek goreng

Foto: istimewa
3. Rahasia kelezatan bebek goreng
Menu yang jadi jagoan di kedai H. Slamet ini jelas bebek gorengnya yang disajikan dengan sambal korek. Sejak awal jualan, menunya tak banyak berubah, hanya ada beberapa tambahan menu seperti ayam goreng.

Bebek goreng racikan H. Slamet ini terbilang istimewa dengan tekstur daging yang empuk renyah. Rasanya gurih dengan bumbu meresap sehingga tak ada aroma amis dari bebek.

Selain teknik pengolahan, H. Slamet juga menggunakan bebek khusus. Bebek yang digunakan hanya berasal dari bebek yang sudah empat kali bertelur dalam rentang tahun dua tahun.

Bebek kemudian dimasak hingga empuk sebelum digoreng dalam minyak banyak. Bebek empuk gurih ini semakin nikmat disantap dengan tambahan sambal korek yang pedas. Apalagi seporsi bebek juga dilengkapi lalapan segar.

4. Cabang

Foto: istimewa

4. Cabang


Berawal dari jualan di pinggir jalan, kemudian H. Slamet pindah untuk berjualan di depan halaman rumahnya. Semakin maju usahanya, H. Slamet pun mulai menyewa tempat jualan.

Pada tahun 2011 kedai bebek goreng H Slamet diketahui sudah ada 39 cabang. Puluhan cabangnya ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Palembang, Balikpapan, Pekanbaru hingga Bali.

Rumah H. Slamet yang jadi tempat awal jualan kini masih beroperasi sebagai kantor pusat. Semua kegiatan bisnis masih diurus di kantor pusat yang juga jadi tempat bersejarah ini.

Melihat kesuksesan bisnis ini, para pesaing mulai bermunculan dengan menggunakan nama yang sama. Oleh karenanya H. Slamet memutuskan untuk menyematkan kata 'asli' pada plang usahanya.

5. Memiliki pesantren di Solo

Foto: istimewa
5. Memiliki pesantren di Solo


Pada 2011, H. Slamet dan istrinya mendirikan sebuah pondok pesantren Tahfidzul Qur'an di Kartasura. Saat awal dibuka, santrinya baru ada 25 orang anak bimbing.

Kini pesantren milik H. Slamet sudah memiliki ratusan anak didik dan ratusan lulusan terbaik. H. Slamet juga dikenal sebagai orang yang religius. Kediamannya sering dijadikan sebagai tempat menggelar pengajian.

H. Slamet tutup usia pada Senin (30/9) di usia 70 tahun karena serangan jantung. Meski H. Slamet sudah berpulang tapi kelezatan bebek gorengnya tetap bisa dinikmati di banyak cabang di Indonesia.

Baca juga : Haji Slamet, Legenda Bebek Goreng Asal Solo Tutup Usia


Halaman 4 dari 6
(dvs/odi)

Hide Ads