Menyiapkan katering pesawat tidaklah mudah karena prosesnya super panjang. Dilansir dari Simple Flying (22/9) proses pengolahan makanan untuk penumpang pesawat terbilang cukup memakan waktu. Dimulai sejak memilih bahan, menyiapkan, mengolah hingga menyajikannya.
Katering maskapai penerbangan adalah kegiatan produksi makanan yang tak pernah putus. Berikut gambaran proses produksi makanan untuk penumpang pesawat.
1. Bukan makanan biasa
Foto: istimewa
|
Makanan yang disajikan di pesawat tampak biasa, kecuali untuk penumpang kelas bisnis yang memang disuguhi makanan mewah. Pada ketinggian lebih dari 36.000 kaki, lidah manusia cenderung merasa lebih kebas dan mati rasa.
Untuk memastikan penumpang makan makanan enak, para koki di dapur katering maskapai berusaha menjaga rasa makanan agar tetap enak. Lidah cenderung kehilangan 30 persen kepekaan pada rasa asin dan manis.
Hal ini membuat para koki lebih berani menambahkan bumbu untuk rasa masakan yang lebih kuat. Dengan bumbu yang semakin banyak maka penumpang pesawat bisa merasakan makanan yang tetap enak.
Baca juga : 12 Fakta Soal Makanan Pesawat Ini Perlu Kamu Ketahui
2. Proses pembuatan makanan
Foto: istimewa
|
Resep makanan di pesawat diolah dengan takaran khusus. Meskipun bumbu dan bahannya sama tetapi makanan di pesawat harus mendapat tambahan bumbu lebih kuat daripada masakan di bumi.
Sebelum mengolah masakan, para koki akan melakukan diskusi sekaligus uji resep. Mereka melakukan uji resep sambil mencicipi makanan apakah takaran rasa manis, gurih, asin, asam dan pedasnya sudah sesuai.
Setelah porsi dan rasa makanan sudah sesuai barulah menu ini bisa diproduksi secara masal. Tidak semua makanan bisa lolos uji resep, beberapa makanan yang tak lolos uji tidak akan diproduksi untuk disajikan.
3. Proses distribusi
Foto: istimewa
|
Semua makanan maskapai diproduksi di sebuah dapur utama. Biasanya lokasi dapur tak jauh dari bandara untuk memudahkan proses distribusi.
Makanan yang sudah dibuat kemudian dikemas dalam wadah personal. Kemasan makanan berbeda antara penumpang kelas bisnis dan kelas ekonomi. Untuk kelas ekonomi, makanan disajikan dalam wadah sekali pakai, biasanya dipacking rapat saat disajikan kepada penumpang.
Berbeda dengan makanan untuk penumpang kelas bisnis yang biasanya disajikan menggunakan piring saji. Semua makanan ini akan dikemas decara rapat dan rapi untuk mencegah terjadinya proses kontaminasi selama distribusi.
Proses pengiriman makanan ini biasanya dilakukan 10 jam sebelum waktu penerbangan. Makanan yang sudah siap akan disimpan dalam lemari pendingin kemudian dikirim ke berbagai maskapai.
4. Proses penyajian
Foto: istimewa
|
Makanan di pesawat sengaja dimasak kurang matang karena sebelum disajikan, pramugari akan memanaskan kembali makanan sebelum disajikan. Ada rak khusus yang digunakan untuk menyimpan sekaligus memanaskan makanan.
Dalam waktu yang sudah ditentukan, rak ini secara otomatis akan memanaskan makanan selama 20 menit. Oven dalam pesawat ini berbeda dengan oven konvensional atau oven rumahtangga.
Selain bertujuan mematangkan makanan, proses pemanasan ini juga menjadikan makanan tersaji hangat. Dengan ini, penumpang seolah merasakan sensasi makan makanan yang seperti baru dimasak.
Baca juga : Saat Berada di Dalam Pesawat, 10 Makanan Ini Tak Boleh Disantap (2)
5. Penanganan makanan sisa
Foto: istimewa
|
5. Penanganan makanan sisa
Jumlah porsi makanan yang didistribusi ke pesawat sudah disesuaikan dengan jumlah penumpang. Namun ketika ada makanan sisa maka harus tetap disimpan dalam rak demi menjaga kualitasnya.
Di dalam pesawat ada fasilitas rak pendingin maupun rak pemanas. Fungsinnya bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Untuk minuman, biasanya stok air putih disimpan dalam tangki khusus. Sementara minuman kemasan seperti jus, kopi dan teh disimpan dalam rak pendingin.
Halaman 2 dari 6